2.Cokelat Milik Kami

Genre : Fiksi umum, Fabel
Author : Lyla_ss

Cokelat Milik Kami

Aku berlarian sambil sesekali diam sejenak untuk sekedar melepas lelah.
Perjalananku masih panjang, dan mungkin butuh waktu agak lama. Melintasi jalanan kota dan padatnya rumah - rumah warga. Untuk kali pertamanya aku keluar dari tempat pengungsianku yang pertama.

Mengapa aku mengungsi?
Selain karna cuaca ini disebabkan karna rumah lamaku sudah hancur dan karna "mereka" terus memburuku.
Lalu baru seminggu aku tinggal di tempat "pengungsian pertamaku" mereka datang lagi membawa peluru - peluru itu.

Aku berlari melewati beberapa orang, anak kecil, orang dewasa dan remaja.

Kakiku tergelincir membuat tubuhku oleng dan menabrak sepasang muda mudi di depanku.
Wajahku menabrak bunga pink besar.
Aku melanjutkan langkahku tanpa menoleh kearah pasangan itu.

Sebuah antrean panjang di depanku menutup jalanku.

"Cokelat! Cokelat!"

Uh... sepertinya mereka sedang mengantri untuk membeli cokelat.
Aku menoleh ke kanan dan kiri, belum ada 5 menit aku berfikir, tau tau di belakang dan di sampingku sudah ada banyak orang yang berkumpul.

Aku lalu nekat, menerobos kerumunan itu dengan tubuhku yang cukup kecil.

Namun aku juga penasaran.

Setelah keluar dari kerumunan aku mencari tempat yang sedikit tinggi untuk melihat apa itu "cokelat".

Aku melihat mereka yang sudah selesai mengantri membuka plastik dan memakan benda kotak panjang yang berwarna seperti kayu tua. Namun benda tersebut sepertinya tidak sekeras kayu. Buktinya mereka bisa memakannya dengan gigi mereka yang tidak sekuat gigiku. Setelah puas melihat aku kembali bergerak.

"Cokelat ini manis ya!"

"Aku pingin coba punyamu...."

"Lihat bentuk cokelat ini kayak bintang ya!"

Ada empat anak kecil yang sedang membicarakan cokelat sambil berteduh di bawah pohon, aku memperhatikan mereka dari atas sini.

"Nih! Cokelat rasa stroberi!"

"Emang ada? Wah warnanya pink!"

Seorang wanita lalu mendekati mereka.

"Anak - anak ayo masuk ke dalam bus, saatnya berdarma wisata."

Mereka lalu masuk ke dalam sebuah bus berwarna kuning. Aku melompat dan mendarat diatas bus tersebut.

Terkadang aku suka dengan mesin beroda ini, karna aku bisa berpindah - pindah tanpa harus lelah melompat dan berlari.

Jalanan yang padat pun berubah menjadi jalanan penuh pohon dikanan - kiri. Suasana kota yang sumpek berganti dengan pemandangan desa yang asri.

Ketika bus tersebut berhenti di pertigaan aku langsung melompat dan mendarat di dahan pohon.

Aku menelusuri tempat ini, melompat lompat diantara pohon.

Aku suka, disini banyak pohonnya.

Aku lalu bertemu dengan seekor tupai, bulunya terlihat lebih cerah  dari buluku.

"Kau anak baru?" tanyanya padaku lalu mengendus ngedus diriku.

"Iya, aku baru saja sampai." ucapku

"Aku mau pergi untuk makan buah cokelat, apa kau mau ikut?"
Aku mengangguk.

"Ikut aku." ucapnya, Aku lalu mengikuti langkah dan lompatannya.

"Kamu dari mana?" tanyanya.

"Dari barat." jawabku.

"Dari barat? Untuk apa kau jauh jauh kesini?"

"Rumahku ditebang dan dihancurkan oleh seekor raksasa yang bertubuh baja, kami para  tupai dari barat terpaksa pindah, selain itu kami juga diburu oleh manusia - manusia itu. Aku sempat tinggal di taman kota sebentar, namun aku harus pindah karena para pemburu itu juga ada di taman kota."

"Wah kasihan sekali."

Ia lalu berhenti di salah satu pohon yang buahnya berwarna kuning.

"Nah sudah sampai." ucapnya lalu memetik buah kuning itu dan memakannya.

Melihatku yang diam dia lalu bertanya.

"Kenapa kau tidak makan cokelatnya?"

"Buah yang kuning itu cokelat?"

"Iya."

"Tapi bukannya cokelat itu warnanya seperti batang pohon?"

Dia lalu tertawa.

"Cokelat yang di makan oleh manusia itu terbuat dari buah ini, mereka mengolah buah ini di tempat yang bernama pabrik."

Aku memetik satu dan memakannya.

"Manusia lalu menambahkan gula ke dalam olahan itu sehingga rasanya jadi lebih manis dari aslinya." ucapnya

"Jadi cokelat hasil olahan tersebut sebenarnya tidak manis?"

"Bukannya tidak manis tapi kurang manis. Rasa dari buah aslinya pun jadi berbeda setelah diolah."

Aku mengangguk - angguk.
"Aku tidak mengerti dengan manusia, kan buah ini bisa langsung dimakan, kenapa cara makan mereka ribet - ribet ya?"

"Entahlah." tanggapku.

Yah, meskipun aku tidak makan cokelat versi manusia, aku masih bisa makan buah cokelat dengan nikmat. Cokelat versi orisinilnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top