17. The World of Chocolate
Genre : Fantasy, adventure, keluarga, romance.
Author : VndrY_
The World of Chocolate.
Seorang gadis bersurai coklat menatap langit-langit kamarnya bosan dari atas ranjangnya. Ia memejamkan matanya lalu kembali membuka kelopak mata yang menyembunyikan iris mata hazelnya yang menawan.
“Hari ini hari Valentine, ya.” Ayaka–nama gadis itu–bangkit dari ranjangnya lalu berjalan menuju wc. “Aku jadi malas pergi ke sekolah. Semuanya pasti membahas hal ini di sekolah nanti,” ucap Ayaka sebelum memasuki wc.
*****
Ayaka memakai seragam sekolah, menyusun buku dan berhias. Ia meraih tasnya lalu berjalan ke pintu kamar.
Ceklek.
Byur.
“Aw.” Ayaka segera berdiri dari posisi terjatuhnya. Seragamnya basah kuyup karena tiba-tiba ia terjatuh di dalam sebuah kolam bersih.
Ayaka menatap kesekelilingnya. Ruangan yang sebelumnya kamar berubah menjadi hutan belantara saat ia membuka pintu kamar dan keluar. Seharusnya ia berada di luar kamarnya sekarang.
Ayaka menyelusuri hutan tersebut untuk mencari jalan keluar. Ayaka menatap kesekelilingnya yang penuh dengan hewan yang menatapnya heran. Ayaka kembali menoleh ke depan saat mendengar ringkikan kuda di depannya.
Ayaka tersentak dan berjalan mundur kebelakang. Di hadapannya sudah berdiri manusia dengan bawahan kuda. Makhluk dalam mitologi Yunani yang biasa disebut centaurus.
Centaurus itu mendekat, Ayaka berjalan mundur kebelakang beberapa langkah, tersandung batu dan terjatuh. Ayaka menutup kelopak matanya rapat.
“Kami tidak berbahaya, Nona.” Ayaka kembali membuka matanya, berdiri kembali, lalu menundukkan kepala.
Tiga centaurus berada di depannya. Ayaka lebih memilih di seret ke ruang bk yang menyeramkan daripada bertemu makhluk yang menurutnya hanya mitos.
“Kalian centaurus? Bagaimana bisa? Maksudku, bukankah kalian itu tidak nyata.” Ayaka menatap heran dan tetap menjaga jarak. Centaurus itu menghembuskan napas kasar. Ayaka menatap hati-hati makhluk mitologi yunani itu, ia baru menyadari kata-katanya tadi bisa menyinggung perasaan manusia kuda dihadapannya
“Tidak nyata di dunia manusia, tetapi nyata di dunia ini. Anda orang baru? Oh, aku baru menyadari sekarang hari Valentine. Naik ke atasku, Nona,” ucap salah satu centaurus.
“Heh? Tidak-tidak ini hanya mimpiku. Atau jangan-jangan kau ini teman sekelasku ya? Jadi, kalian memilih drama aneh ini untuk ditampilkan? Astaga, darimana kalian mendapat kostum yang nyata seperti ini?” Ayaka menggeleng-gelengkan kepalanya. Centaurus itu menatapnya tajam. Ayaka terdiam. Ini nyata. Ayaka menaiki centaurus itu dengan hati-hati, lalu kaki-kaki kuda itu melangkah dengan cepat.
“Kalau boleh tau, dimana ini?” tanya Ayaka berharap centaurus yang membawanya menjawab pertanyaannya.
“Dunia cokelat. Dunia dimana semua makhluk yang tidak nyata berada dan dunia yang di penuhi dengan cokelat.” Ayaka terdiam lalu memandang kesekelilingnya. Ia baru sadar pohon-pohon menghasilkan cokelat. Bahkan ada beberapa cokelat berada di antara rumput-rumput.
Ayaka terus memandang kesekelilingnya sehingga tidak menyadari centaurus itu berhenti berjalan. Ayaka segera turun setelah menyadari hal tersebut. Ketiga centaurus itu berjalan menjauhi Ayaka.
Ayaka mengernyitkan dahinya melihat centaurus-centaurus itu meninggalkannya. Ayaka memilih untuk berkeliling melihat-melihat taman yang berada tidak jauh di hadapannya. Semua tempat hampir terisi dengan cokelat. Bahkan kolam di dekat taman itu berisi cokelat cair.
Ayaka berjalan mendekati bangku taman dan menemukan sebuah pedang yang masih berada di dalam sarungnya. Ayaka mengambil benda tajam tersebut dan mengeluarkannya dari dalam sarung. Ayaka memainkan pedang itu dengan bergerak-gerak mencontohkan gerakan aktris dan aktor pada film-film yang pernah dilihatnya.
Ayaka tidak pernah memegang pedang sebelumnya, tapi ia merasa tidak asing dengan ini semua.
Sring.
Pedang yang sedang di pegang Ayaka beradu dengan pedang lain dan membuatnya mundur kebelakang. Ayaka meringis melihat lengannya yang sedikit tergores dan mengeluarkan darah. Ayaka menatap ke arah depan, menatap ke arah seorang pemuda penyebab luka kecil di lengannya.
Pemuda berwajah tampan bersurai biru tua dan iris mata senada dengan warna surainya. Serta bajunya yang terlihat seperti baju-baju pangeran kerajaan di dongeng-dongeng pengantar tidur.
Pemuda itu kembali maju mengarahkan pedangnya ke arah Ayaka. Ayaka reflek menggerakkan pedang untuk menangkis pedang milik pria tampan dihadapannya. Melihat hal itu pemuda itu kembali mengarahkan pedangnya berkali-kali.
Tangan Ayaka seakan bergerak sendiri untuk menangkis serangan brutal dari pemuda yang berada dihadapannya.
“BERHENTI KALIAN BERDUA!” pekik seorang wanita tua yang memakai sebuah mahkota indah didampingi pria tua di sebelahnya.
Pekikan itu membuat konsentrasi Ayaka hilang. Pedang ditangannya terlempar dan sedikit goresan kembali terdapat di lengan kanannya. Pemuda di hadapannya tersenyum miring lalu mengarahkan kembali pedangnya ke arah Ayaka.
“Hentikan, Akira! Kamu akan menyesal setelah mengetahui siapa dia.” Wanita tua itu berlari kecil ke arah mereka berdua, lalu memeluk Ayaka.
Ayaka tersentak. Ia merasakan kebahagian dan kehangatan yang sama sekali belum didapatkan selama ini. Rasa sesak membuat Ayaka terpaksa melepaskan pelukan ini.
“Kita masuk, dan bicarakan di dalam, ini jam makan siang.” Pria tua yang berada jauh di belakang berbalik dan berjalan di ikuti pemuda yang menyerangnya tadi.
Ayaka melirik jam tangannya. 12.03. waktu berjalan dengan sangat cepat. Atau mungkin, ada perbedaan waktu antara dunia ini dengan dunianya.
“Ayo,” ajak wanita tua disebelahnya dengan senyuman hangat dan sukses membuat Ayaka kembali merasakan kebahagian. Bahkan setetes air mata turun dari sudut matanya.
*****
Meja makan kerajaan hening. Hanya terdengar suara-suara yang berasal dari beradunya sendok dan garpu dengan piring kaca. Ayaka menatap makanan di hadapannya dengan semangat. Makan siang yang biasanya hanya diikuti oleh dirinya sendiri sekarang bersama-sama dengan 3 orang yang sama sekali belum dikenalnya.
Ayaka menatap kesekeliling. Ia merasa tidak enak karena di pandangi oleh para dayang di istana. Ia baru sadar bahwa orang-orang yang di temuinya ini adalah Raja dan Ratu kerajaan cokelat.
“Ehem.” Raja terbatuk membuat Ayaka menoleh kearahnya. “Ayaka Nathara ….”
“Maaf, tapi namaku Ayaka Mizuka,” potong Ayaka.
“Siapa yang memberikan nama seperti itu?” tanya Ratu sambil menatap Ayaka serius.
“Tidak tahu, tetangga-tetangga yang mengurusku mungkin. Sejak lahir, aku sudah tidak memiliki orang tua.” Ayaka tersenyum kecut, menyembunyikan rasa sakit di hatinya.
“Namamu itu Ayaka Nathara. Kami adalah kedua orang tuamu dan kamilah yang seharusnya memberimu nama.” Ayaka menatap tidak percaya Raja.
“Uhuk.” Pemuda bernama Akira yang sedari tadi diam terbatuk karena tersedak. Ia meminum minumannya dan berhenti makan.
“Bagaimana mungkin? Kemana kalian selama ini? Kenapa aku berada di dunia sana sedangkan kalian berada disini?” Pertanyaan keluar begitu saja dari Ayaka. Matanya mulai berkaca-kaca.
“Sebenarnya, kamu sudah berada disini sejak lahir sampai 10 tahun. Saat berumur 10 tahun, kami memilih untuk mengirimmu ke dunia manusia dan membuatmu melupakan apa yang sudah kamu lakukan di sini,” jelas Raja. Ayaka masih menatap Raja meminta jawaban.
“Lalu, kami berfikir untuk membawamu kembali di umurmu yang ke 17 tahun. Tepat pada hari Valentine. Alasannya agar kamu tidak terlibat dalam dunia ini dimasa kecilmu,” jelas Raja. Ayaka mengangguk kecil. Walaupun masih ada rasa menganjal dihatinya.
“Jadi, aku akan tetap disini?” Raja dan Ratu mengangguk.
“Tentu, penyihir istana juga akan mengembalikan ingatanmu.”
“Baiklah, aku izin kekamar.” Ayaka bangkit dari kursinya.
“Tahu di mana kamarmu?” Ayaka menggeleng. “Antarkan dia, Akira.”
*****
Ayaka memasuki kamarnya. Lalu berjalan ke balkon kamarnya. Taman tempatnya bertarung dengan Akira tadi terlihat indah dari balkon kamarnya.
Angin menerpa rambut panjang Ayaka. Ayaka memejamkan matanya merasakan sejuknya angin dari balkon kamarnya.
Tangan melingkar di pinggang Ayaka dan kepala Ayaka terasa berat dengan kehadiran sebuah kepala.
“Aku tidak menyangka akan kembali bertemu denganmu, Aku merindukanmu.” Ayaka tersentak dan segera membalikkan badannya kebelakang. Kepalanya menabrak dada bidang milik pemuda tampan dihadapannya, Akira.
“Maksudmu?” Akira menghela napas.
“Kamu juga melupakanku, ya.” Akira tersenyum tipis lalu memberi Ayaka sebuah kotak yang berisi cokelat, “Ambillah.”
“Aku benar-benar tidak mengetahuinya,” jawab Ayaka mengambil kotak itu, membukanya, lalu memakan coklatnya.
“Sepertinya aku perlu mengingatkanmu.” Akira menyeringai membuat Ayaka mengangkat sebelah alisnya.
Cup.
Deg.
Jantung Ayaka seakan berhenti.berdetak. Lalu kembali berdetak dengan kencang.
“A-apa yang kau lakukan?” Ucap Ayaka sedikit membentak. Ia menundukkan kepalanya menyembunyikan rona merah di pipinya.
“Hanya mengingatkanmu,” ucap Akira tetap dengan seringainya. Akira kembali memeluk Ayaka dengan erat. “Kau tahu, aku sangat merindukanmu.”
Ayaka membalas pelukannya, “Aku masih tidak mengenalmu, tapi, entah mengapa aku juga merindukanmu.”
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top