10. Memories

Genre : Romance, school life
Author : Sapphire_185

Memories

*Yuka PoV

"Yuka!!! Bangun sekarang juga!!!Kau akan terlambat nanti!!!" Omel seorang wanita paruh baya sambil menarik selimutku. Ya dia adalah Bundaku.

"Ughh.. 5 menit lagi Bun.." Gumamku.

"Ngga! Cepat bangun dan mandi sana! Adikmu saja sudah bangun." Omelnya.

"Iya.. Iya.." Ucapku kemudian bangun dan mengambil seragamku lalu menuju kamar mandi.

Aku membasuh mukaku lalu segera mandi.

15 menit kemudian aku rapi dengan seragamku. Aku menuju meja kacaku dan memakai lip gloss. Aku bukan tipe orang yang menyukai make up.

Aku menyisir rambut coklatku kemudian menguncirnya kebelakang.

Aku turun ke lantai bawah untuk sarapan.

Oiya, aku lupa memperkenalkan namaku. Namaku Yamanishi Yuka. Aku anak pertama di keluarga Yamanishi. Aku memiliki seorang adik laki-laki, namanya Sora.

Kami tinggal di negeri yang bernama Cloverville. Negeri ini benar-benar makmur.

Haha.. Memang nama yang aneh. Tapi negeri ini sama seperti yang lainnya kok. Kami merayakan New Year, Christmas, and Valentine.

Minggu depan adalah Valentine. Aku sih tidak begitu peduli. Karena aku sendiri tidak memiliki kekasih.

Mina, sahabatku, selalu menyuruhku untuk mencari pasangan. Tapi aku merasa belum ada yang cocok denganku.

"Sora, bagaimana dengan tugas presentasimu? Harus dikumpulkan minggu depan, kan?" Tanya Bunda.

"Akhh.. Sora ngga ada ide buat presentasi, Bun. Kak bantuin ya.." Pinta Sora.

"Heh.. Kamu ini, selalu saja meminta bantuan kakakmu." Ucap Ayah.

"Ishh.. Ayah kayak ngga tahu Sora aja deh." Ucapku.

"Tau nih Ayah.. Sora kan emang begini dari kecil, Yah." Saut Sora.

"Malah nyaut lagi nih anak." Ucap Ayah.

"Hehehe.. Maaf Yah." Balas Sora sambil menggaruk belakang lehernya. Kami berempat tertawa.

"Sudah-sudah. Kalian berdua berangkatlah kesekolah. Nanti telat." Ucap Bunda menyudahi.

"Iya Bun" Ucapku dan Sora bersamaan.

Aku dan Sora mencium pipi Bunda dan Ayah.

"Kami berangkat." Ucapku. Aku dan Sora pun berangkat.

Usiaku dan Sora hanya terpaut 2 tahun. Aku kelas 3 sma dan Sora 1 sma. Kami memiliki sekolah yang sama. Jadi lebih mudah untuk Sora. Kenapa? Karena kalau tidak, Sora harus mengantarku dengan motor barunya yang diberikan ayah untuk kelulusannya.

20 menit kemudian kami sampai di Haneda High School.

Aku dan Sora berpisah kekelas masing masing.

"Yuka!!! Tungguin!!" Teriak seseorang dibelakangku.

Aku menengok kebelakang dan mendapati sahabatku, Maikawa Mina.

"Ohayo, Mina." Sapaku.

"Ohayo, Yuka." Balasnya.

"Peraturan no 3, 'Dilarang berlari di koridor' " Ucapku mengingatkan.

"Iya aku tahu kok. Biarin lah masih pagi ini." Ucapnya.

Aku dan Mina berjalan hingga kami sampai di kelas 3-A.

"Ohayo, Semua." Sapaku kepada teman-teman sekelasku.

"Ohayo, Yuka. Ne Yuka.. Kamu tahu ngga-.."

"Ngga tau. Kamu belum ngasih tau." Potongku.

"Ishh.. Makanya biarin aku nyelesaiin omongan aku dulu. Kau nih." Omelnya.

"Kelas kita bakal kedatangan murid baru." Lanjutnya.

"Hahh?! Kita kan udah mau lulus. Ngapain segala ada urid baru? Tanggung banget." Ucap Mina.

Baru ingin dijawab belpun berbunyi dan semua murid kembali ke tempat duduknya masing-masing.

Tak lama, Sensei pun datang.

"Kiritsu." Ucap ketua kelas lantang. Murid-murid langsung berdiri.

"Rei." Semua murid membungkuk.

Setelah itu, semua murid kembali duduk.

"Saya yakin kalian sudah mendengar kalau kita kedatangan murid baru bukan? Masuklah." Suruhnya.

Seorang lelaki berambut hitam masuk tanpa ekspresi apapun.

"Perkenalkan dirimu." Ucap Sensei.

Lelaki itu mengambil spidol dan menuliskan namanya.

"Aku Kurosawa Ryousuke. Salam kenal." Ucapnya bosan.

"Silahkan tempat duduk mu paling belakang, disebelah Yamanishi. Yamanishi angkat tanganmu." Perintah Sensei.

Aku mengangkat tangan kananku.

Lelaki itu, Kurosawa-kun, duduk disebelahku.

Dia hanya menatap keluar jendela tanpa memperhatikan.

Setelah 2 jam pelajaran, akhirnya bel yang telah ditunggu berbunyi.

"Yuka, ayo. Waktunya P.E." Ajak Mina.

"Un." Jawabku.

Aku dan Mina menuju Ruang Ganti untuk mengganti  seragam.

Setelah itu kami langsung menuju kelapangan.

Saat melewati kelas aku melihat Kurosawa-kun tertidur di kursinya.

"Mina kau duluan saja." Ucapku.

Mina menatapku heran namun mengangguk. Iapun pergi duluan.

Aku berjalan menghampiri Kurosawa-kun berniat membangunkannya.

"Kurosawa-kun.. Kurosawa-kun bangunlah." Ucapku sambil mengguncangnya dengan pelan.

"Ugh.. Kau berisik." Ucapnya.

"Kau tidak boleh membolos, Kurosawa-kun. Inikan hari pertamamu." Ucap ku.

Dia mengangkat kepalanya.

"Kau ini mengganggu saja sih. Apa yang aku lakukan terserah padaku bukan?" Omelnya.

"Hahh.. Kalau mau tidur pergilah keruang uks. Disana tak ada yang menjaga. Aku akan bilang kalau kau sakit. Kalau kau tidur disini, nanti benar-benar dikira bolos oleh Sensei." Ujarku.

Aku langsung pergi menuju lapangan.

*Ryousuke PoV

"Gadis aneh. Namun yang pertama mengambil hatiku 10 tahun lalu." Gumamku.

"Kamu ngomong apa?" Tanyanya.

"Bukan apa-apa." Jawabku singkat.

Dia mengedikkan bahunya kemudian keluar.

Aku bangkit kemudian pergi ke ruang uks.

Sesampainya disana, aku langsung menghempaskan tubuhku ke kasur.

Aku memejamkan mataku dan tertidur.

*Yuka PoV

P.E telah berlangsung selama 1 jam.

Saat ini kami sedang melakukan estafet.

Hampir sampai ke orang berikutnya, kakiku seperti disandung oleh seseorang.

Aku melemparkan tongkatnya. Aku menengok ke samping dan mendapatkan Kiara menyeringai.

Sialan

Aku terjatuh dan lututku berdarah. Kakiku juga terkilir.

"Awww.. " Erangku.

Mina langsung menghampiriku.

"Yuka, kamu ngga apa-apa?" Tanyanya panik.

"Apanya yang ngga apa-apa? Kakiku sepertinya terkilir deh. Anterin ke uks dong." Pintaku.

Senseipun telah mengizinkan. Mina memapahku menuju ke uks.

"Mina sampai sini aja. Kamu balik ke lapangan aja." Ucapku.

"Kamu yakin?" Tanyanya khawatir.

"Iya yakin." Jawabku.

"Oke. Nanti aku jemput pas istirahat." Ucapnya.

"Sipp." Balasku.

Dengan pincang, aku berjalan ke arah kursi.

"Aww.." Erangku.

Aku melihat tirai yang menutupi kasur terbuka.

"Kenapa kau?" Tanya Kurosawa-kun.

"Kakiku terkilir." Jawabku.

Sekilas aku dapat melihat ekspresinya berubah menjadi khawatir. Namun dengan cepat kembali menjadi datar.

Kurosawa-kun menghampiriku dan berjongkok didepanku.

Ia memutar kakiku yang tadinya agak sedikit bengkok.

"AHHHHHH" Jeritku.

Tapi setelah beberapa detik, rasa sakitnya memang berkurang.

"Tunggu disini, biar aku ambil air es." Ucap Kurosawa-kun.

Kurosawa-kun pun berjalan pergi.

"Kenapa tadi dia terlihat khawatir ya?" Gumamku.

20 menit kemudian ia kembali dengan baskom yang terisi air dingin dan handuk ditangannya.

Dia langsung mengurus kakiku.

Hmm.. Entah mengapa aku seperti sudah mengenal Kurosawa-kun sebelumnya.

"Nee, Kurosawa-kun.." Panggilku.

"Hmm?" Balasnya.

"Apa, sebelumnya kita pernah bertemu?" Tanyaku.

Aku dapat melihat tubuhnya menegang.

"Tidak." Jawabnya dingin kemudian pergi.

Kenapa marah?

Dengan pincang aku berjalan ke kasur dan tiduran.

Daripada melamun lebih baik tidur aja.

Akupun mulai tertidur.

~30 menit kemudian~

"Yuka!!" Panggil seseorang.

Aku membuka kelopak mataku perlahan.

"Mina?" Ucapku ah bukan, tanyaku.

"Sudah jam istirahat, kau mau istirahat?" Tanyanya.

Aku mengangguk.

Mina memapahku kesana.

Haripun berlalu dengan mulus tanpa ada masalah satupun.

Sora sempat panik seperti Mina begitu melihat aku pincang.

Saat ini bel pulang telah berbunyi. Sora langsung kekelasku.

Dia yang membantuku ke area parkiran.

Sesampainya dirumah, Bunda dan Ayah menanyakan apa yang terjadi padaku. Akupun menceritakan kejadiannya.

Aku berjalan kekamarku. Aku mengambil t-shirt sky blue dan legging hitam. Aku segera mandi.

15 menit kemudian aku selesai dan langsung menghempaskan tubuhku kekasur.

Aku menutup mataku dengan lengan kananku.

Kejadian saat di uks masih terbayang jelas olehku.

Mengapa saat itu Kurosawa-kun langsung berubah?

Dan mengapa wajahnya familiar sekali?

Mengapa aku tidak bisa mengingat apapun?

Dering handphone membuyarkan lamunanku.

Tanpa melihat caller id, aku langsung mengangkat handphone ku.

"Halo??" Ucapku

"Yuka!! Ingat, kau harus membuat coklat. Oiya bagaimana kakimu? Kalau masih sakit besok kau izin saja." Ujar Mina.

"Hmm.. Masih agak susah untuk jalan sih.. Sepertinya besok aku izin saja, aku tidak ingin menyusahkanmu. Dan, untuk apa aku buat coklat Mina.. Aku kan tidak memiliki seseorang untuk kuberi coklat." Balasku.

"Kamu tuh pintar banget sih. Ya, kamu bikin aja dulu. Kalau memang ngga ada orang yang pantas, ya kasih aja ke Sora. Tuh anak kan suka banget sama coklat. Terlebih, dia ngga obesitas lagi." Ucapnya.

"Oiya ya.. Kamu benar juga Mina.  Ya ngga mungkinlah Sora obesitas. Keluarga Yamanishi semua memiliki tubuh ideal." Balasku.

"Hahaha.. Oiya, tadi kamu ngapain sama si Kurosawa itu. Kok kalian kelihatan dekat banget ya? Kamu kenal dia sebelumnya?" Tanya Mina.

"Hmm.. Aku juga ngga tahu nih. Aku merasa seperti pernah mengenalnya, tapi aku lupa. Dan begitu aku tanya pas lagi di uks tadi, dia langsung jadi dingin gitu." Jawabku.

"Haah? Di uks? Kok dia bisa di uks sih? Ngapain?" Tanyanya.

"Tidur. Yang ngurusin kaki aku itu dia." Jawabku enteng.

Dari seberang telepon aku dapat mendengar bahwa ibunya memanggil Mina.

"Ibuku memanggil, sampai nanti Yuka." Ucapnya.

"Bye Mina." Ucapku kemudian mematikan sambungan telepon.

Aku menaruh handphone ku dimeja dan tidur. Hari ini aku benar-benar lelah.

~Sehari sebelum Valentine~

"Wihh.. Kakak bikin coklat. Pasti buat Sora nih." Ucap Sora tiba-tiba.

"Kamu ge er banget sihh.. Buat apa kakak bikinin buat kamu??" Ejekku.

"Kakak jahat ih. Ayolah bikinin buat Sora juga. Kan sekalian." Rengeknya.

"Sora.. Kamu itu populer disekolah, besok kamu bakal dapet banyak coklat." Ucapku.

"Buatan mereka sama buatan ka kak itu beda. Buatan kakak lebih enak." Ucapnya.

"Udah sana. Mendingan kamu ngerjain tugas. Shoo shoo." Usirku.

Sora menuju kamarnya sambil tertawa.

"Dasar." Gumamku.

Coklatpun jadi, tinggal membungkusnya.

Setelah semua beres aku menyimpannya dalam kulkas.

Berhubung sudah malam, aku langsung membersihkan diriku dan menuju tempat tidur, belum sampai, kepalaku serasa berputar dengan cepat.

"Ryou-chan kenapa harus pergi?! Yuka ngga mau Ryou-chan pergi!!" Tangisku.

"Yuka. Saat besar nanti aku berjanji akan kembali untukmu. Yuka harus bersabar. Aku juga tidak mau pergi, tapi aku tidak punya pilihan.

Saat dewasa nanti aku akan kembali dan aku akan memnuhi janji kita." Ucap Ryou-chan.

"Kita akan menikah nanti." Lanjutnya.

Ryou-chan segera naik ke mobil. Mobilpun mulai jalan.

"Ryou-channn!!!! Huwaaa!!!!" Tangisku.

Ryou-chan

Ryou-chan

Ryou-chan

Ryou-chan

Ryousuke?

Kurosawa Ryousuke?

Rasanya kepalaku seperti dihantam oleh memori.

Ryou-chan!! Kenapa aku bisa lupa padanya?!

Yuka kau bodoh!!

Aku segera mengambil handphoneku.

Untungnya kemarin aku dapat alamat email Kurosawa-kun.

'Kurosawa-kun, besok temui aku diatap sepulang sekolah. Kumohon.  -Yamanishi.'

Karena kepalaku masih pusing aku langsung tidur.

Keesokan harinya diatap.

Sepulang sekolah aku langsung menunggu diatap. Sebenarnya aku kurang yakin, dia akan datang atau tidak.

10 menit menunggu, Kurosawa-kun pun datang.

"Ada apa?" Tanyanya dingin.

Dengan berlinang air mata aku langsung memeluknya.

Kurosawa-kun terlihat terkejut.

"Kenapa kau tidak mengatakannya! Kenapa kau tidak mengingatkanku!! Kenapa kau malah menjauh Ryou-chan!!!" Jeritku frustasi.

"Kau ingat?" Gumamnya tak percaya.

"Tentu saja bodoh!! Bukankah kau berjanji bahwa kau akan menikahiku?!" Tangisku.

Dia mulai memelukku balik.

"Maaf.. Maafkan aku Yuka. Aku pikir kau sudah bahagia. Aku telah membuatmu depresi dulu. Aku tidak berani menunjukkan wajahku dihadapanmu." Ucapnya menyesal.

"Bodoh. Kebahagiaanku adalah bersama dirimu. Kau adalah kebahagiaanku." Ucapku.

"Begitu juga denganku. Kebahagiaanku adalah dirimu, Yuka." Ucapnya sambil melepaskan pelukan dan menyeka air mataku.

Dia menciumku dengan lembut.

"Aku mencitaimu." Ucapnya.

Aku memberikan coklat yang semalam aku buat.

"Happy Valentine, Ryou-chan." Ucapku.

Dia menempelkan dahinya ke dahiku.

Kami tertawa bersama saat itu.

Diantara semua momen dalam hidupku, menurutku inilah momen paling indah yang pernah aku alami.

Aku mencitaimu, Ryousuke.

**************

Maaf kalau ada typo

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top