25 - Mulai dari Awal

Sinar matahari membangunkan Arisu dari tidurnya. Gadis itu menggeliat dan meregangkan otot-ototnya. Walau sekujur tubuhnya pegal, tetapi ia tidak menemukan luka apa pun. Pakaiannya juga sudah berganti menjadi kaus oblong pudar dan celana pendek yang dahulu sangat sering ia kenakan. Kuku-kukunya pendek dan polos, tetapi utuh.

Mulanya, Arisu bingung sedang berada di mana. Ia mengerjapkan mata beberapa kali. Seprai di bawah tubuhnya kasar, tetapi familier. Aroma deterjen di selimutnya pun ia kenali. Ragu-ragu ia menurunkan selimut, lalu melempar pandang ke sekeliling ruangan. Setelah lama tinggal di kamar Alice, kamar itu jadi terasa kecil dan penuh sesak. Wajah Alice Akiyama yang sedang tersenyum menatapnya balik dari poster-poster di dinding.

Ini benar-benar kamarku! Arisu melompat turun dari ranjang. Ia meraba meja belajar, nakas, dan poster-poster Starlight di dinding. Semuanya sungguhan. Kemudian, ia lihat penampilannya di cermin. Senyum langsung merekah di bibirnya begitu melihat sosok Arisu Shimada menatapnya balik dari dalam cermin.

“Tanggal empat belas September 2023! Aku benar-benar kembali!” pekik Arisu senang sambil menatap kalender di meja belajar. Gadis itu berlari dan melompat-lompat kegirangan. Belum pernah ia sebahagia itu berada dalam tubuhnya sendiri. Setelah puas bergembira, ia berlari keluar kamar dan langsung memeluk orang tuanya satu-persatu. Tentu saja kedua orang dewasa yang sedang menyantap sarapan itu kebingungan.

“Astaga, Arisu-chan! Ada apa ini?” seru Bu Shimada bingung ketika Arisu memeluknya dari belakang. “Memangnya kau habis menang lotre, apa?”

“Pasti ada sesuatu yang ingin kaubeli, ya? Apa idol favoritmu itu mengeluarkan merchandise baru? Atau jangan-jangan kau habis melakukan kesalahan?” sambung Pak Shimada curiga. Lelaki itu melirik putrinya penuh keheranan.

“Bukan apa-apa, aku hanya senang.” Arisu tertawa kecil. “Ah, aku senang tinggal di rumah ini! Aku senang punya Ayah dan Ibu sebagai orang tuaku!”

“Astaga, anak ini! Baru bangun tidur sudah begini heboh! Cepatlah cuci muka dan sarapan!” Bu Shimada hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Arisu melompat-lompat kecil menuju ke teras apartemen. Di teras berukuran dua kali tiga meter, tepat di samping pakaian-pakaian yang dijemur, gadis itu menghirup napas dalam-dalam. Seingat Arisu, belum pernah ia menghirup udara pagi sesegar ini.

Sampai orang tuanya berangkat kerja, gadis itu masih larut dalam kebahagiaan. Sehabis sarapan dan membersihkan diri, Arisu membongkar koleksi pakaian dan aksesoris-aksesorisnya. Setahun penuh menjadi idol telah membuatnya sadar bahwa ia bukannya tak menarik, tetapi ia terlalu fokus untuk menirukan dandanan Alice yang sama sekali tidak cocok dengan bentuk wajah dan warna kulitnya.

“Pantas saja orang-orang menertawakanku! Aku benar-benar kelihatan seperti batang pohon kalau memakai rok pendek mengembang seperti milik Alice-chan! Ternyata ada gunanya juga aku memperhatikan para stylist waktu mendandani kami.” Arisu geleng-geleng kepala melihat pakaian-pakaiannya, yang kebanyakan merupakan tiruan murah dari pakaian yang dikenakan para member Starlight di muka umum. “Shade bedak ini juga sama persis seperti yang dipakai Alice-chan, tapi mukaku jadi terlihat pucat karenanya. Andai Chika-chan melihat dandanku, pasti ia akan mengkritikku habis-habisan— Oh, benar, aku harus mengecek apakah Chika-chan benar-benar masih hidup sekarang.”

Tiba-tiba teringat akan nasib si idol berambut biru, Arisu bergegas menghampiri ponselnya di atas ranjang. Ia berniat mengecek fanpage. Namun, ternyata para fans lain sudah terlebih dahulu menandainya dalam obrolan di forum. Beranda obrolan dipenuhi pesan dukacita dan pesan-pesan bernada terkejut. Buru-buru Arisu login dengan akunnya, Real_risu.

Real_risu: Hei, maaf aku baru bisa online lagi. Ada berita apa? Mengapa banyak sekali emoji pita hitam di sini?

[Hxmster_angel shared a link]

Hxmster_angel: Ini, lihatlah sendiri! Seorang tetangga apartemen Alice-chan mengunggah video ini di TikTok. Ada banyak polisi dan paramedis di depan apartemen Alice-chan. Manajer Starlight, Kaito Ichinose, juga ada di sana, tetapi ia tidak mau menjawab pertanyaan apa pun.  Ada rumor yang menyebar bahwa Alice-chan meninggal, tetapi belum ada pernyataan resmi dari agensi.

Starlightsongs: Oh, pasti itu bukan rumor lagi! Apakah kau tidak menyadari kantong jenazah yang dibawa keluar dari apartemen Alice-chan? Selama ini kita tahu Alice-chan tinggal sendiri.

Cloudy.sky: Kalau kuingat-ingat lagi, Alice-chan kelihatan lelah di konser kemarin malam. Bukankah sudah banyak idol yang meninggal di usia muda karena kelelahan dengan jadwal yang terlalu padat? Mirai Entertainment harus diusut!

Arisu diam dan menunggu pengumuman resmi dari agensi. Tentu ia tahu kebenarannya, tetapi ia tidak melihat keuntungan apa pun yang bisa ia peroleh dari menceritakan kebenaran. Lagipula, apakah orang banyak akan percaya bila ia berkata bahwa Alice bunuh diri dan surat wasiat gadis itu bisa ditemukan dalam saku celana panjang putih dalam lemari pakaian ketiga dari kiri di kamar Alice? Bisa-bisa ia malah diinterogasi polisi, atau lebih parah lagi, dicurigai sebagai pembunuh Alice.

Ketika akhirnya Kaito muncul menghadapi wartawan untuk memberikan pernyataan resmi lima jam setelah berita tersebar, Arisu menyimak baik-baik. Gurat kesedihan di wajah lelaki itu mengingatkannya akan bantuan-bantuan yang diberikan Kaito untuk Starlight. Lelaki itu bukan hanya manajer, tetapi sudah seperti seorang paman baginya.

“Para fans yang terkasih, terima kasih atas segala dukungan yang kalian berikan kepada Alice Akiyama dan Starlight selama ini. Hari ini, dengan sangat menyesal aku harus mengumumkan bahwa Alice-chan, center Starlight yang sangat kami sayangi, telah meninggal dunia di rumahnya pada pagi hari ini, antara pukul empat dan lima pagi. Penyebab kematian masih dalam pemeriksaan. Kami meminta agar para fans berhenti berspekulasi dan bersabar hingga kami memperoleh kabar lebih lanjut. Kami juga meminta agar para fans menghormati privasi dan hak pihak keluarga serta para anggota Starlight untuk berduka. Tanggal, lokasi rumah duka, dan informasi rangkaian upacara kremasi akan diinformasikan setelah investigasi selesai. Sekian berita yang bisa kami sampaikan. Terima kasih atas perhatiannya.”

Kaito meletakkan mikrofon, lalu mundur tanpa menjawab pertanyaan-pertanyaan para wartawan. Di belakang Kaito, berdiri kelima anggota Starlight yang dahulu sempat menjadi kawan Arisu. Chika Sawamura masih berusaha memasang wajah cuek, tetapi Arisu bisa melihat kesedihan dalam sorot matanya. Haruhi menangis sesenggukan di bahu Megumi. Akari dan Hana berpelukan, mata keduanya merah dan sembab. Selama beberapa saat, kamera menyorot pada kelima remaja itu.

Tanpa sadar, Arisu pun turut meneteskan air mata. Ingin rasanya ia memeluk Haruhi erat-erat dan mengatakan bahwa gadis itu akan baik-baik saja. Ingin rasanya ia kembali berkumpul dengan kelima gadis remaja yang sudah jadi kawannya selama setahun terakhir. Namun, ia tahu itu mustahil. Linimasa di mana ia mengambil alih tubuh Alice dan menjadi idol ternama sudah tiada. Biarpun ia berkesempatan menemui mereka, mereka takkan mengenalnya.

“Hei, teman-teman, tahukah kalian kalau, di suatu masa yang lain, kita pernah jadi teman yang akrab?” ujar Arisu pada layar televisi, seolah kelima gadis itu bisa mendengarnya. “Namaku Arisu Shimada. Di masa ini, aku fans kalian. Di masa yang lain, aku adalah Alice Akiyama, orang yang sekarang sedang kalian tangisi. Aku tidak tahu bagaimana Starlight akan berjalan tanpa Alice-chan, tetapi aku yakin kalian pasti dapat bertahan. Jadi, tolong tetap semangat, dan jangan pernah berpikir untuk bunuh diri menyusul Alice-chan, oke? Oh ya, jika ada kelinci putih misterius yang berjanji akan mengabulkan seluruh keinginanmu, tolong jangan percaya. Jangan ulangi kesalahan yang sama denganku.”

Arisu menghela napas panjang, lalu beranjak dari depan televisi. Tanpa penyesalan, ucapnya dalam hati sembari mengingat janji yang telah ia buat pada penyelamatnya. Ia turunkan poster dan pernak-pernik Starlight dari dinding dan rak-rak meja belajar, lalu ia simpan baik-baik dalam sebuah laci. Ia akan selalu menjadi fans Starlight, tetapi ia tidak ingin idol group itu mendefinisikan seluruh hidupnya lagi. Ia tidak peduli meski sadar bahwa ia takkan pernah bisa menjadi idol. Mulai saat ini, ia ingin hidup bukan sebagai tiruan gagal dari Alice Akiyama, tetapi sebagai dirinya sendiri.

“Pertama-tama, aku harus kembali sekolah. Mungkin bukan di SMA Yumekawa, tetapi di salah satu sekolah swasta yang ditawarkan Ibu. Kemudian, aku harus menemukan cara berdandan dan berpakaian yang cocok untukku. Setelahnya, apakah aku harus mencoba hobi baru? Bergabung ke komunitas baru? Ah, banyak sekali yang harus kukerjakan! Biar kuselesaikan satu-satu dahulu!”

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top