12 - Kerusuhan di Event

Segera setelah Starlight muncul, kehebohan pun pecah. Panitia telah memasang pagar pembatas membentuk jalan selebar dua meter untuk dilewati keenam gadis itu. Namun, pagar itu tidak menghentikan usaha fans untuk menggapai-gapai dan meneriaki mereka.

“Itu Chika! Itu si jalang yang menyakiti Alice-chan!” teriak pengunjung bersahutan ketika gadis langsung berambut biru itu menampakkan batang hidungnya. Dari tengah kerumunan, seseorang melemparkan telur busuk ke arahnya. Telur itu meleset dan jatuh di samping kaki Haruhi, yang langsung memekik begitu cairan berbau busuk dari dalam telur itu terciprat ke sepatunya. Beberapa orang lain melemparkan botol air mineral kosong. 

“Hentikan, bodoh! Kalian bisa mengenai gadis-gadis lainnya!” Beberapa fans lain mencoba menghentikan orang-orang yang marah itu. Baku hantam pecah di antara mereka. Petugas keamanan sigap melerai dan menggiring beberapa orang keluar ruangan. Arisu menarik Haruhi untuk membuatnya berjalan lebih cepat. Seperti tikus yang mengendap-endap, keenam member Starlight berlari-lari kecil menuju panggung dan menempati meja mereka masing-masing.

“Mohon tenang, saudara-saudara,” pinta panitia, tetapi suaranya tenggelam oleh riuhnya keributan. Petugas keamanan segera mengamankan area sekitar panggung dari orang-orang yang hendak memanjat. Beberapa orang melawan saat akan dibawa keluar, membuat suasana bertambah kacau.  Arisu belum pernah melihat acara meet and greet jadi begini ricuh. Ia dan kawan-kawannya saling berpandangan, sama-sama bingung memikirkan tindakan yang harus mereka lakukan.

“Alice-chan, tolong beritahu mereka supaya tenang!” desis Haruhi ketakutan. “Cuma kau yang akan mereka dengarkan!”

“Eh ….” Sejenak Arisu ragu. Mikrofon tergeletak tepat di depannya. Gadis itu melirik ke arah teman-temannya, tetapi semua diam terpaku. Entah mendapat keberanian dari mana, buru-buru ia menyambar mikrofon. Kemudian, ia berlari kecil hingga mencapai tepian panggung. Jempolnya menggeser saklar mikrofon sampai menyala.

“Semuanya, tolong berhenti!” serunya hampir menjerit. Speaker berdenging keras karena suaranya. Refleks, Arisu menutupi telinga. Para fans pun berhenti berkelahi. Semuanya menatap ke arah gadis itu. Arisu tertegun. Lututnya mulai gemetar. Matanya berkaca-kaca. Hampir saja ia tersedak ludahnya sendiri.

“Para fans, hari ini kita berkumpul untuk merayakan Starlight bersama. Aku ingin kita semua bersenang-senang. Jadi, um, tolong jangan bertengkar! Aku … aku berterima kasih karena kalian begitu mencintaiku, tetapi aku tidak mau kalian saling menyakiti. Mari kita jadikan hari ini hari yang bahagia bagi semua orang.” Arisu mulai terisak. Di sela-sela air matanya, ia selipkan sebuah kedipan halus. Tidak kentara, tetapi cukup untuk membuat Queen of Hearts bekerja.

Semoga ini berhasil. Arisu menatap para fansnya penuh kekhawatiran. Gadis itu mencengkeram mikrofon erat-erat, memegangnya begitu dekat ke mulut hingga suara napasnya terdengar ke seluruh ruangan. 

Sejenak, waktu bagai berhenti. Orang-orang saling berpandangan, enggan mengalah tetapi juga tidak ingin melihat idola mereka menangis. Kemudian, keributan berangsur mereda. Mereka bubar berserakan dan kembali berdiri tertib dalam antrean. Arisu menghela napas lega. Gadis itu kembali ke belakang meja dan menghapus air matanya.

“Terima kasih. Aku tahu aku bisa mengandalkan kalian,” ucapnya lembut. Dengan gerakan anggun, ia duduk di kursinya. Kecuali Chika, para anggota Starlight memandangnya kagum.

“Alice-chan, kau hebat …,” bisik Akari dari samping kirinya.

“Jadilah dirimu sendiri, dan orang-orang pasti akan mendengarkanmu,” sahut Arisu ringan. “Oh, selamat siang! Siapa namamu? Terima kasih banyak sudah datang ke sini, ya!” Ia menyambut orang pertama yang menaiki panggung.

Sisa acara berlangsung meriah. Arisu memperoleh banyak sekali hadiah dan kartu ucapan semangat, sampai ia butuh tiga kru untuk membantunya membawa semua hadiah itu pulang. Berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Chika, yang tidak memperoleh satu hadiah pun. Bahkan, para penggemar tidak menginginkan tanda tangannya dalam album-album Starlight mereka. 

Keenam idol remaja itu pulang keesokan hari sehabis makan siang setelah merekam beberapa mini vlog di hotel. Acara jalan-jalan keliling kota terpaksa ditiadakan demi keamanan mereka. Baru menjelang malam hari mereka sampai. Di bandara, keenam gadis itu dijemput ke kantor agensi oleh van yang biasa mereka naiki, sedangkan barang-barang dan hadiah-hadiah mereka diangkut oleh mobil terpisah.

“Argh, masih banyak PR!” Megumi mengerang begitu sampai ke ruangan yang biasa difungsikan sebagai kelas homeschooling. Karena mereka terus-menerus bepergian, akhir-akhir ini mereka agak ketinggalan pelajaran. Kaito menyuruh gadis-gadis itu mengerjakan tugas sekolah mereka selagi menunggu kabar mengenai kelanjutan agenda meet and greet selanjutnya. Seharusnya masih ada empat kota yang rencananya akan mereka kunjungi pekan depan, tetapi insiden kericuhan kemarin telah membuat panitia penyelenggara berpikir ulang. 

“Ini semua tidak akan terjadi seandainya kau tidak membuat ulah, idiot,” ucap Akari pada Chika. “Untuk apa kau menampar Alice-chan di tempat umum? Sudah kubilang kalau sifat pemarahmu itu suatu saat akan mencelakakan kita!”

“Aku sadar perbuatanku salah, oke? Sudahlah, jangan mengomel lagi!” bentak Chika ketus. Gadis itu berjalan cepat meninggalkan kawan-kawannya. Akari menghela napas panjang, lalu menyandarkan punggung di dinding.

“Hei, tidak adakah dari kalian yang mau menyusul Chika?” tanya Arisu setelah Chika sudah hilang dari pandangan, sekadar penasaran pada pendapat kawan-kawannya. Keempat gadis yang tersisa saling melirik. Haruhi jadi yang pertama menggeleng, diikutii gadis-gadis lain.

“Tidak usah, Alice-chan. Dia yang menyebabkan semua kekacauan ini, biar dia yang menanggungnya sendiri,” sahut Hana pelan. Gadis itu bangkit dan mengeluarkan buku pelajarannya dari loker, lalu mulai mengerjakan PR. Satu persatu gadis melakukan hal yang sama, hingga akhirnya mereka lupa bahwa Chika tidak ada bersama mereka.

Pukul sepuluh malam lewat, barulah pengumuman dikeluarkan. Haruhi jadi yang pertama menyadari kemunculan pengumuman itu di group chat Starlight.

“Teman-teman, lihat di grup! Ichinose-san bilang meet and greet selanjutnya akan diundur sampai waktu yang tidak ditentukan,” seru Haruhi. “Lebih baik begitu, kurasa. Aku takut kejadian tadi terulang lagi di tempat lain.”

“Ah, setidaknya acara berakhir dengan baik hari ini.” Arisu berdiri dan meregangkan otot-ototnya yang pegal. Gadis itu memasukkan buku-buku pelajarannya ke dalam loker, lalu mengambil tas jinjingnya. “Aku pulang duluan, ya! Sampai jumpa besok, Haruhi-chan!”

“Sampai bertemu besok!” Haruhi melambai. Arisu tersenyum, tak sabar hendak tidur di kasurnya. Kantor sudah hampir kosong. Lampu-lampu dalam ruangan sudah banyak yang dimatikan. Dengung AC menemani langkah Arisu menyusuri lorong yang sunyi dan temaram. 

Sepertinya ada yang aneh. Arisu memilin-milin ujung rambutnya dengan heran. Beberapa kali gadis itu berhenti untuk berpikir, lalu kembali memaksa diri untuk melanjutkan perjalanan. Jauh dalam sudut lubuk hatinya, sesuatu menahannya supaya tidak segera pulang.

Mendadak langkah Arisu berhenti di depan ruang meeting. Baru sekarang ia menyadari kejanggalan yang sejak tadi mengusik hatinya. Lampu ruang meeting masih menyala terang. Dari balik kaca film, samar-samar terlihat wajah para anggota direksi Mirai Entertainment.

Tunggu, mereka belum pulang?

Arisu menajamkan telinga. Jarang sekali manajemen Mirai Entertainment mengadakan rapat selama ini. Sayup-sayup terdengar perdebatan sengit tentang kelangsungan nasib Chika dalam grup. Insiden dalam meet and greet telah membuat manajemen mengkhawatirkan reputasi Mirai Entertainment dan kelangsungan karier Starlight. Perdebatan panjang itu diakhiri dengan satu keputusan tegas dari sang CEO sendiri. Pertama, dalam waktu secepatnya, kontrak Chika Sawamura akan diakhiri lebih awal dari batas waktu. Kedua, Chika Sawamura akan dikeluarkan secara tidak hormat dari Mirai Entertainment atas perilakunya yang merugikan perusahaan, serta diwajibkan membayar denda sejumlah yang telah ditentukan dalam peraturan perusahaan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top