14. Perubahan Status

"Kenapa jadi begini?"

Di dalam misinya, Kaili benar-benar tidak memikirkan persoalan cinta. Tujuannya, fokusnya hanya satu, menyelesaikan misi agar dia tetap hidup. Iya, benar, Kaili akui kalau hubungannya dengan Shaka tidak hanya sebatas teman saja. Bisa dikatakan dia dan Shaka sudah menduduki level teman sehidup semati. Mereka selalu saling mengandalkan satu sama lain untuk mempertahankan nyawa. Namun ... apa harus menikah?

Dia sama sekali tidak pernah menyangka bahwa suatu ketika statusnya akan berubah menjadi istri orang yang bahkan tidak berasal dari dunianya. Maksud Kaili, dia dan Shaka memiliki dunia yang berbeda. Bagaimana bisa statusnya berubah menjadi istri orang ketika berada di dunia ini? Apa yang akan terjadi nanti setelah misinya selesai? Apa yang harus Kaili lakukan jika dia jatuh cinta pada Shaka?

Guru sudah menyiapkan dunia baru untuk penduduk dunia ini. Sementara Kaili harus kembali ke dunia asalnya. Dia belum menemukan orang tuanya bahkan sampai detik ini. Dan sekarang ... Kaili sudah menjadi istri Shaka. Statusnya yang hanya perempuan biasa sudah berubah menjadi istri seorang laki-laki yang memiliki status luar biasa berpengaruh di dunia ini.

Kaili melihat dirinya di depan cermin dengan balutan baju pengantin. Wajahnya dirias, bibirnya diberi pewarna hingga nampak merah menyala, sementara di kepalanya memakai banyak atribut yang membuat kepalanya pening karena menahan beban yang cukup berat.

Sekarang Kaili sudah menjadi istri sah Shaka. Laki-laki itu belum menampakkan batang hidungnya setelah dia menikahi Kaili. Sementara dia hanya bisa duduk di kamar atas perintah tetua di kediaman ini.

"Tuan Putri Kaili, silakan temui pemimpin desa di taman belakang." Suara laki-laki yang diiringi dengan ketukan ringan di pintu kamarnya membuat Kaili yang duduk di hadapan cermin menoleh, lalu meletakkan satu tusuk konde yang baru di lepasnya di meja sebelum beranjak untuk membuka pintu.

"Ada apa?" tanya Kaili ketika daun pintu sudah terbuka, menampilkan seorang pelayan laki-laki yang berdiri sambil menundukkan pandangannya.

"Hamba diminta pemimpin untuk memanggil Tuan Putri. Harap Tuan Putri pergi ke taman belakang untuk menemui pemimpin." Tanpa menatap ke arah Kaili, pelayan itu kembali menyampaikan pesan pemimpin dengan lugas.

"Baik." Kaili menyahut. Dia langsung keluar kamar dan pergi mengikuti pelayan usai menutup pintu kamarnya.

Langkah Kaili terhenti saat melihat pria yang berdiri menghadap ke arah pohon bunga persik. Sementara pelayan itu sudah pergi setelah mengantarkannya tanpa mengucap sepatah kata pun.

"Saya tau, kamu manusia yang berasal dari dunia lain." Ucapan dari pemimpin desa langsung membuat Kaili menegakkan kepalanya. Mata perempuan itu melotot, dia terkejut karena ada orang lain di dunia ini yang mengetahui identitasnya.

Pemimpin desa itu memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat hingga berhadapan dengan Kaili. Jika dilihat dari penampilannya, pemimpin desa ini umurnya sudah lebih dari setengah abad. Mungkin sepantaran dengan gurunya yang kini sudah berusia tujuh puluh tahun. Rambut panjang beliau pun sudah memutih sepenuhnya. Juga warna janggut yang putih, menandakan kalau beliau sudah memasuki usia senja.

"Saya yakin, kamu tahu tentang seseorang yang bisa mengendalikan waktu ada di kediaman saya." Beliau kembali berbicara. Sementara Kaili masih menutup mulutnya rapat.

"Saya orangnya. Saya yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan waktu. Saya juga pernah melakukan perjalanan waktu di masa lalu. Dunia ini kedatangan seorang perempuan luar biasa yang akan membantu Pangeran Shaka menghancurkan penguasa dunia saat ini, Ratu Annaki. Kalian memang sudah ditakdirkan untuk bersama. Meski berasal dari dunia berbeda, kalian tetap tidak bisa menghindari ikatan yang sudah terjalin sejak kamu memutuskan untuk mengikuti Pangeran Shaka.

"Saya hanya menjalankan tugas kecil, yaitu menikahkan kalian. Karena setelah ini takdir akan membawa kalian untuk menempuh perjalanan yang cukup terjal. Jika tidak berhati-hati, salah satu di antara kalian akan binasa atau mungkin keduanya. Ingatlah Tuan Putri, jangan pernah meninggalkan Pangeran Shaka apa pun keadaannya." Pemimpin desa mengakhiri ucapannya dengan senyuman tipis sebelum pergi meninggalkan Kaili yang masih mencerna semua perkataan beliau.

"Apa pun yang terjadi, aku tidak boleh meninggalkan Shaka? Apa ini alasan mengapa pemimpin desa menikahkan kami?" gumam Kaili sembari mendongakkan kepala, menatap langit yang menampilkan rona kemerahan.

Agar Kaili tidak pergi begitu saja, agar Kaili tidak meninggalkan Shaka dalam keadaan apa pun, beliau menikahkan dia dan Shaka. Sebenarnya apa yang akan terjadi nanti? Seterjal apa jalan yang akan mereka lalui?

Sembari mengembuskan napas panjang, Kaili mengangkat sedikit pakaiannya lalu berpaling. Malam sudah hampir tiba, Kaili harus kembali ke kamarnya agar Shaka tidak memberikan banyak pertanyaan. Namun, baru beberapa langkah Kaili berjalan meninggalkan taman belakang, suara Shaka langsung terdengar di telinganya.

"Saya mencari kamu ke mana-mana, ternyata kamu ada di sini." Shaka yang masih mengenakan pakaian pengantin berjalan ke arah Kaili yang sudah menghentikan langkahnya.

Kaili mengangkat tangannya, meletakkan di depan dada saat merasakan jantungnya berdebar kencang. Entah kenapa setelah dirinya resmi berstatus sebagai istri Shaka, bukan hanya sekadar penyamaran, matanya melihat Shaka seolah menjadi sosok yang berbeda. Laki-laki itu nampak lebih bersikap lembut padanya. Pun dengan tatapan Shaka yang biasanya setajam pedang sudah tidak dia perlihatkan lagi pada Kaili. Laki-laki itu bahkan tersenyum ketika berdiri tepat di hadapannya.

"Saya ... terlalu bosan berada di kamar." Kaili tidak menemukan kata yang tepat untuk membuat alasan selain kata bosan. Dia tidak ingin Shaka mengetahui pertemuannya dengan pemimpin desa. Bisa bahaya jika laki-laki itu mengulik pembahasan di antara mereka.

Shaka mengambil tangan Kaili, menggenggamnya lalu mengaitkan pada lengannya sebelum berkata, "Pemimpin desa berkata ingin bertemu dengan kamu. Ingat, perhatikan sikap. Pemimpin desa bukan orang biasa. Dia adalah orang yang saya cari untuk mempelajari ilmu waktu."

Kaili mengangguk sembari menepuk punggung tangan Shaka. Perempuan itu menarik dua sudut bibirnya ke atas, menampilkan lengkungan sabit lalu berujar, "Kamu tenang saja. Berhubung status saya sudah menjadi istri kamu, saya tidak akan melakukan hal yang merugikan kita berdua."

Karena sudah menikah, karena sudah terikat satu sama lain sejak dia memutuskan untuk mengikuti Shaka, maka jalankan saja sesuai takdirnya. Terima saja apa pun keadaannya sampai Kaili berhasil menyelesaikan misi. Rentang waktu yang diberikan gurunya tidak panjang, Kaili tidak ingin karena masalah sepele, nyawanya melayang sebab misinya tidak berhasil dia selesaikan.

***

"Salam pada, Pemimpin Desa." Shaka dan Kaili berujar bersamaan sembari membungkukkan badan, memberi hormat pada pemimpin desa yang duduk di singgasananya.

"Duduklah," ujar pemimpin desa sembari mempersilakan mereka untuk menduduki kursi yang berada di sisi Kaili berdiri. Shaka membantu Kaili, memegangi pakaian perempuan itu saat berjalan, lalu duduk bersisian dengan istrinya.

Apa lagi yang mau dibahas oleh pemimpin desa?

Secara spontan Shaka menoleh ke arah Kaili setelah mendengar isi hati perempuan itu. Lagi? Apa itu artinya mereka sudah bertemu? Alis Shaka terangkat melihat raut Kaili nampak tegang. Mata perempuan itu bahkan terus tertuju pada pemimpin desa dan tangannya tidak berhenti meremas pakaiannya.

"Saya hanya bisa menampung kalian selama tiga hari di sini dengan perpanjangan waktu sekitar lima jam setiap harinya. Saya harap, selama kalian di sini, gunakan waktu sebaik mungkin untuk mempelajari kekuatan waktu dan meningkatkan kekuatan dalam tubuh." Pemimpin desa berujar, beliau mengambil kotak di meja kecil lalu membukanya lalu memperlihatkan isinya pada Shaka dan Kaili.

"Ini adalah inang bunga kembar. Saya sudah pernah memberikan inang bunga kembar ini pada kalian. Namun, kekuatan dalam tubuh kalian masih terlalu lemah, terutama tubuh Pangeran Shaka. Inang bunga kembar ini harus diolah kembali dengan campuran darah obat lalu dibentuk menjadi sebuah pil menggunakan energi Sin. Barulah inang bunga kembar ini memiliki khasiat yang luar biasa. Ambillah." Setelah menutup kembali kotak itu, pemimpin desa meminta mereka untuk mengambilnya.

Shaka dan Kaili lantas beranjak untuk mengambil kotak di tangan pemimpin desa, lalu mereka pamit untuk meninggalkan aula. Namun, baru beberapa langkah mereka berjalan, pemimpin desa kembali bersuara.

"Putri Kaili, ingatlah semua pesan saya tadi." Perkataan dari pemimpin desa berhasil membuat Kali dan Shaka menghentikan langkah mereka. Kaili nampak kikuk, lalu berpaling menghadap pemimpin desa.

Kaili menarik dua sudut bibirnya ke atas, lalu meletakkan salah satu tangannya di depan perut sembari membungkukkan sedikit badan, sebelum berkata, "Baik."

Saya berjanji akan menjaga Shaka dan tidak akan pernah meninggalkannya.

Shaka menoleh ke arah Kaili saat kembali mendengar suara hati perempuan itu yang cukup membuat hatinya tersentuh. Senyumnya lantas terukir meski terlihat samar, lalu tangannya yang bebas mengambil tangan Kaili, menggenggamnya sembari berkata, "Ayo, Istriku."

***

Selesai ditulis tanggal 16 Oktober 2024.

Salting dikit ga ngaruh🤣🤣🤣🤣sksksksks.

Bonus foto Kaili dan Shaka.



See u!

Luv, Zea😘🔥

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top