~||11||~
Sabtu pagi, Carl bersaudara sama-sama sedang bersiap-siap untuk pergi kerja kelompok.
"Dek, kelompok mu siapa aja?"
"Di kelompok ku ada Annie, Luca, sama Edgar."
"Oalah- Semoga beruntung-"
"Lah emang kenapa, bang?"
"Luca sama Edgar suka ribut."
"... Tenang aja, Annie pasti bisa bantu. Btw, di kelompok Abang ada Andrew, Melly, sama Helena, ya?"
"Iya. Sayang banget kamu terasingkan."
"Gapapa, aku dah kenal sama Annie sebenernya, bang. Btw, bisa minta tolong gak bang? Plis..."
"Apaan?"
"Bang... Mohon bantuannya! Tolong pantau si Helena!"
Suasana seketika hening, hanya ada suara jangkrik.
"Uhuk- Oke. Gua bakal bantu lo—"
"HONTONI!?"
"YA IYALAH YA KALI GUA BOONG. Lagian temen wibu mu itu nge-chat gua tadi malem. Ngomongin soal ini. Njir gua gak nyangka ternyata ada yang nge-ship (Y/n) sama Andrew."
"Lah? Martha... Dia nge-chat Abang!?"
"Hooh. Nanti kalo ada apa-apa Abang bakal kasih tau ke kamu lewat chat, tapi supaya nggak ganggu kamu yang lagi kerkel, chat dari kakak kamu silent-in aja, tapi jangan lupa yak."
"Oh boleh-boleh! Nah gini dong!"
(Y/n) langsung memeluk kakaknya itu.
"Oke udah-udah, saatnya pergi."
"Yah:("
***
(Y/n) sudah tiba di tempat yang dijanjikan kelompoknya, yaitu di sebuah cafe dekat mall (jauh amat._.). Di sana baru Annie dan Edgar yang datang. Sekarang mereka tinggal menunggu Luca.
"(Y/n)!! Selamat pagi!"
"Pagi juga, Annie, Edgar. Luca belom dateng?"
"Tau ah si tikus, awas aja kalo telat."
"Pfftt—"
Annie dan (Y/n) hanya bisa menahan tawa mendengar penuturan Edgar. (Y/n) mengeluarkan laptop dari tas nya lalu membukanya.
Selama menunggu Luca, (Y/n) mengobrol dengan Annie sementara Edgar sibuk menggambar di iPad nya (jadi ceritanya, sketchbook nya udah penuh, makanya pake iPad//gak nanya).
15 Menit kemudian Luca pun menampakkan diri.
"Ohayo, minna!! Maap telat—"
PLAK
Baru aja dateng, eh langsung kena tabok oleh Edgar. Kasian.
"KOK LO LAMA BANGET HAH!? LO BANGUN KESIANGAN!? SEMALEM BEGADANG LAGI!?"
"NGACA WOI SITU JUGA PASTI BEGADANG KAN!? ITU HITAM-HITAM DI MATA LU APAAN!?"
"Sleep Schedule gua berantakan (kek si Author)."
"Yare yare... Kalo jadwal tidur mu berantakan, itu berarti anda sedang tidak sehat—"
"LO JUGA LAGI GAK SEHAT KARENA LO BEGADANG 6 HARI BERTURUT-TURUT"
"EH KOK TAU!? WAH JANGAN-JANGAN LU NGE-STALK GUA NIH"
"Eh? Padahal gua asal tebak aja loh- OH JADI LO BENERAN BEGADANG 6 HARI BERTURUT-TURUT!? APA YANG LO KERJAIN MALEM-MALEM!?"
"NGERJAIN PENEMUAN GUA LAH!! LO BEGADANG NGAPAIN!?"
"YA UDAH JELAS GUA NGERJAIN COMMISION WOY, GUA KALO BEGADANG GAK PERNAH TUH BANGUN KESIANGAN KEK LO"
"NAH GUA RAJIN BEGADANG TAPI GAK PERNAH TUH SAMPE ADA HITAM-HITAM DI MATA KEK PANDA"
"BJIR RAJIN BEGADANG DIA NYA BANGGA, PARAH NIH"
"HEH"
"APE LO!?"
Meanwhile Annie dan (Y/n)...
"Mereka emang gini, ya, (Y/n)?"
"... Harus kita apakan mereka?"
"Em... Gatau:/"
"Abang ternyata kau benar:')"
***
*Yak skip nya kejauhan karena Author malaz, mohon ampuni hamba//tabok diri sendiri
Sore hari, (Y/n) pulang ke rumah. Saat dia tiba, ternyata Abang nya sudah duluan.
"Loh Abang udah duluan?"
"2 Jam yang lalu gua dah disini, Lo kok lama banget?"
"Biasalah, Luca sama Edgar ribut Mulu, dan saking repot nya aku Gegara mereka aku jadi gak sempet baca chat dari Abang."
"Eh iya dari tadi Abang gak ada nge-chat kamu karena sibuk juga. Abang omongin sekarang yak? Eh tapi Lo ganti baju dulu sono."
"Oke Abang ku sayang:)"
***
"Oke, bang. Jadi... Ada sesuatu?"
"Jadi gini..."
Aesop diam untuk sementara.
"Sebenarnya gak ada yang mencurigakan sih. Tapi Abang tau kalo dia cari perhatian ke Andrew. Dan gua gak sengaja dengar Helena bisikin sesuatu ke Andrew..."
"APAAN!?"
"Gosah ngegas bisa gak!?"
"Hai _-"
"Hari Senin nanti, dia mau Andrew ketemuan sama dia pas jam istirahat pertama, di taman sekolah. Ada yang mau diomongin."
"Heh jangan bilang..."
"Btw, soal ini tadi udah gua kasih tau ke Martha lewat chat."
"Oh:0"
***
Hari Senin pun tiba. Tepat saat bel jam istirahat pertama berbunyi, (Y/n) dan Martha langsung gas ke taman. Ngapain? Andrew sama Helena aja Lom gerak. Mereka mo cari tempat persembunyian yang sempurna.
"Sembunyi dimana nih, Mar?"
"Di belakang pohon aja lah."
"Keliatan Bodo."
"Oh ya udah kalo gitu di atap aja."
"Woi-"
"Eh itu mereka!!"
"Heh sembunyi dimana nih!?"
"Udah ah di semak-semak aja lah!"
(Y/n) dan Martha langsung sembunyi di semak-semak begitu melihat Andrew dan Helena muncul.
"Rekam gak nih, (Y/n)?"
"Lah di rekam buat apa njir."
"Ssstt- Mereka datang..."
Sekarang mereka diam, pandangan mereka fokus ke Andrew dan Helena.
"Jadi, apa yang mau kau bicarakan, Helena?"
"Begini... Sebenarnya... Aku..."
Helena menarik napas perlahan lalu menghembuskan nya.
"S-Sebenarnya aku menyukai mu sejak lama! Sejak sebelum (Y/n) datang! Dari dulu aku ingin sekali mengungkapkan perasaan ku pada mu tapi aku terlalu gugup, sekarang aku sudah tidak gugup lagi! Sekali lagi ku katakan, aku menyukaimu, Andrew! Dan... A-Apa kau juga menyukaiku— Helena, apa yang telah kau katakan!?"
Suasana hening. Andrew cuma pasang muka :0 sedangkan (Y/n) dan Martha pasang ekspresi 👁️👄👁️, dan Helena pasang ekspresi (;;;・_・).
"Ekhem..."
Andrew memecah keheningan.
"Helena... Aku... Sebenarnya tidak tahu harus mengatakan apa... Tapi... Maaf."
JDERRRRRR *suara gledek
"Sebenarnya aku sudah menyukai orang lain... Aku benar-benar minta maaf—"
"Ah, tidak apa-apa! Sebenarnya aku sudah menduga kau akan menjawab begitu... Kalau begitu, aku pergi dulu!"
"H-Helena, tunggu!"
Helena sudah menghilang dari tempat itu. Andrew seketika merasa tidak enak. Dia pun pergi meninggalkan taman. Disaat itu pula (Y/n) dan Martha keluar dari tempat persembunyian.
"Alhamdulillah ditolak."
Martha elus-elus dada.
"Woi ntah kenapa gua ngerasa gak enak sama Helena..."
"Eh... Jujur gua juga. Wait- lah andai gua rekam tadi—"
//Plak
Martha kena tabok untuk yang ke sekian kalinya.
***
"Aesop!!"
"Oh hai, Andrew. Kau dari mana?"
"Taman. Hey, ada yang ingin aku bicarakan dengan mu."
"Ada apa?"
Andrew langsung duduk di sebelah Aesop.
"Barusan, Helena bilang dia menyukaiku."
Seketika Aesop langsung menyemburkan susu stroberi yang sedang diminumnya.
"Weh serius!? Terus Lo bilang apa?"
"Ku tolak."
JDERRRRRR
"Heh beneran lu tolak!?"
Andrew mengangguk dengan muka polosnya.
"Soalnya aku udah suka sama orang lain. Tapi, aku ngerasa gak enak karena udah nolak dia..."
"Huh... Mau bagaimana lagi yak, lagian, kamu dan Helena mungkin gak ditakdirkan bersama. M u n g k i n."
"Serius aku ngerasa gak enak! Aku harus gimana?:("
"Uh... Gimana yah... Minta maaf? Idk, gua gak ada pengalaman gitu."
"Aku udah minta maaf, eh dia tiba-tiba aja pergi."
"EKSPRESI NYA GIMANA!? KALO MUKA NYA SAD, WAH GAWAT"
"Heh kok ngegas!?"
"Maap:>"
"Ekspresi nya... Gak liat sih, tapi kalo gak salah dia keliatannya fine..."
"Fine diluar, not fine di dalem. Ya kan?"
"Aku Gatau... ;_; Aku harus gimana kalo ketemu dia?:'<"
"Eh... Diam aja? Menurut gua, kalo Lo ajak ngomong, ntar hal yang tidak diinginkan terjadi ._."
"Yah... Kalo aku ajak ngomong baik-baik, gimana? ;-;"
"Gatau males pengen beli formalin."
"Huweee yang serius (。•́︿•̀。)"
"Sumpah aku Gatau, aku gak ada pengalaman ginian soalnya. Tapi saran ku, kalo lu ajak ngomong baik-baik, mungkin gak papa sih. Seenggaknya dia paham kalo lu, gak mungkin jadi milik dia, ya kalo dia udah nyerah ngejar kamu ;-;"
"Gitu, ya... For real, aku ngerasa bersalah."
"Buat apa merasa bersalah? Lo udah suka sama orang lain, jadi ada baiknya buat Helena untuk mundur dan move on ke yang lain. Hidup ini memang tidak adil, jadi biasakan dirimu."
Oke Andrew udah nyerah minta saran dari Aesop.
~~~
"Tidak ada. Oh, ngomong-ngomong... Semoga beruntung, ya." - Helena Adams
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top