4. Re-test

Kazuto, Chloe, Lyra, Gray, dan Leonpun setuju untuk mengadakan latihan bersama di rumah Chloe keesokan harinya. Karena kebetulan keesokan harinya para siswa diliburkan.

***

Keesokan harinya, Kazuto menaiki motornya untuk pergi ke rumah Chloe yang cukup jauh, tapi sebelum itu, dia akan menjemput Leon terlebih dahulu.

"Leon! Aku didepan!" Teriak Kazuto di depan pagar rumah Leon.

Keluarlah seorang pria yang bertubuh tinggi, pirang, dan bermata coklat terang.

"Sudah siap?" Tanya Kazuto sambil memakai helmnya.

Setelah Leon naik, dia mengisyaratkan 'OK' dengan tangannya. Kazutopun mengendarai motornya menuju rumah Chloe.

Sesampainya dirumah Chloe, mereka berdua bertepatan datang dengan seorang pria berambut hitam, tinggi, dan bermata hitam pekat. Mereka bertiga memencet bel pintu. Dan keluarlah seorang perempuan berambut abu-abu, imut, dan bermata biru langit. Dia juga bersama seorang perempuan ceria, berambut coklat, dan bermata hitam.

Lyra menyambut dengan sangat ceria, sedangkan sang tuan rumah sendiri menyambut mereka dengan tenang.

"Ngomong-ngomong, ini adalah ayah dan ibuku." Kata Chloe.

"Hai! Kalian bisa menyebut paman, Paman Sean dan ini adalah istri paman, Bibi Sherry." Ucap Sean.

"Nama saya Kazuto, yang pirang namanya Leon dan yang berperasaan dingin ini Gray." Ucap Kazuto yang langsung disambut dengan tatapan tajam dari Gray.

"Ayah, kalau begitu kami mau ke lantai atas dulu." Kata Chloe yang langsung mengajak kami naik ke lantai atas.

Sejak Kazuto dan Leon datang ke rumah Chloe, mereka tak hentinya menatap kagum rumah Chloe. Rumah Chloe sebenarnya sederhana, tapi tataan interior dan furniturenya sangat rapi dan pas sehingga membuat yang melihat dan memakainya langsung nyaman.

Chloe berhenti di sebuah ruangan yang bisa dibilang sebagai ruang berkumpul. Karena didalamnya hanya ada sebuah TV dan meja bundar.

"Kita berlatih disini?" Tanya Gray dingin.

"Menurutmu? Kau mau berlatih di kandang anjingku?" Tanya Chloe

"Chloe, bawakan saja dia air lanas lalu siram dia. Aku berada didekatnya saja langsung merasa dingin." Ujar Kazuto

"Apa kau bilang? Dasar pucat!" Ujar Gray.

"Dasar mulut besar!" Kata Kazuto

"Mata sipit!" Ujar Gray

"Otak kecil!" Kata Kazuto

"Stop! Berhentilah bertengkar! Kita sedang berkunjung sebagai tamu disini! Tunjukan kesopanannya sedikit dong!" Ujar Leon

"Tak usah dipikirkan Leon, mereka memang seperti burung beo yang cerewet." Kata Lyra membantu Chloe membawakan gelas berisi air.

"Hahh?? Apa kau bilang, gendut?" Kata Gray dan Kazuto bersamaan.

Duak! Duak!

Kazuto dan Gray sukses membuat dirinya ditendang dengan kuatnya oleh Lyra.

"Sakit!" Ujar Gray.

"Makanya, kendalikan perkataanmu sebelum aku mengendalikan organmu!" Kata Lyra kejam sontak membuat semuanya tercengang dengan perkataan Lyra.

"Baiklah, sudah sudah! Ini gelas kalian." Kata Chloe

Setelah semuanya mendapat gelas berisi air mereka, mereka mulai berlatih dengan itu. Semuanya tampak berkonsentrasi.

Lyra sudah bisa membuat pusaran air yang besar dan kuat hingga ke dasar gelas.

Gray sudah membuat setengah airnya habis menguap

Chloe sudah menghancurkan banyak gelas.

Kazuto sudah membekukan beberapa gelas sepenuhnya

Dan Leon sudah membuat air miliknya keruh sampai tak terlihat apapun didalamnya

Setelah mereka selesai dengan latihan mereka, ibu Chloe, Sherry membawakan makanan untuk mereka semua.

"Pasti semuanya lelah ya?" Tanya Sherry

"Sangat bi," ujar Leon

"Terimakasih untuk makanannya bi, tapi maaf. Aku vegetarian" kata Lyra membuat semuanya kaget.

"Lyra? Kau vegetarian?" Tanya Leon tak percaya yang dibalas dengan angguka Lyra.

"Ah! Kalau begitu, akan bibi buatkan saja Lyra salad. Bagaimana?" Tanya Sherry.

"Terimakasih bi!" Jawab Lyra

Tak lama kemudian, Sherry datang dengan satu piring salad sayur dan buah yang diolesi mayonaise dan parutan keju.

"Terimakasih bi." Kata Lyra dan mencomot saladnya.

"Lyra, kenapa kau jadi vegetarian?" Tanya Kazuto

"Aku? Ah, mudah! Aku adalah pencinta binatang. Jadi bagaimana mungkin aku memakan sesuatu yang kusayangi?" Kata Lyra masuk akal.

"Untungnya itu bagus untukmu, kalau Gray yang melakukannya. Dia pasti sudah berubah menjadi tulang dan kulit berjalan sekarang." Kata Kazuto tertawa

"Hoo?? Kau sendiri tidak vegetarian sudah menjadi tulang dan kulit berjalan" balas Gray menyeringai

"Jaga ucapanmu, bodoh!" Kata Kazuto

"Kau yang jaga ucapanmu, aneh!" Balas Gray

"Stop! Selesai!" Teriak Lyra

"Oya, Chloe, kau punya saudara?" Tanya Leon.

"Ada. Kakakku, tapi dia kuliah dan tinggal di asrama." Jawab Chloe.

"Kalau Lyra?" Tanya Chloe

"Aku punya adik. Dan kau tau? Dia sangat hiperaktif!" Kata Lyra.

"Pantas. Seperti kakaknya." Kata Gray ketus.

Duak!

Gray mendapat tendangannya yang kedua hari ini dari orang yang sama.

"Kalau Kazuto? Kau punya saudara" Tanya Leon

Pertanyaan itu langsung membuat Kazuto tersedak makanannya.

"Uhuk! Maafkan aku, aku akan pergi ke bawah dan mengambil minum. Oya, Chloe dimana tempat makannya?" Tanya Kazuto

"Turun tangga lewat kiri." Jawab Chloe

Kazutopun turun dengan cepat seperti menyembunyikan sesuatu.

"Ada apa dengannya?" Tanya Chloe pada yang lain.

"Biarkan! Dia itu memang aneh." Jawab Gray

"Tapi sepertinya, kita jangan membahas itu lagi didepannya. Dia jadi salah tingkah dengan pertanyaan itu." Kata Chloe

Sedangkan dibawah, Kazuto mengambil minum dan meminumnya.

"Saudara...." kata Kazuto pelan.

Kazuto naik ke atas membawa segelas air minum dan duduk kembali serta membicarakan hal-hal lainnya setelah dia duduk.

"Ngomong-ngomong, Chloe apa pekerjaan ayah dan ibumu?" Tanya Kazuto.

"Ayahku sebagai guru. Dan ibuku adalah seorang dokter." Jawab Chloe.

"Kalau bertanya, sebaiknya ucapkan dulu apa pekerjaan ayah dan ibumu." Kata Gray ketus.

"Apa masalahmu? Pemalas!" Ujar Kazuto

"Bodoh!" Kata Gray

"Otak udang!" Kata Kazuto

"Dasar pendek!" Kata Gray kesal

Duak! Duak!

"Kalian!" *Krtk krtk* Chloe menguatkan tangannya.

"Ini yang kedua kalinya dalam satu hari aku ditendang oleh dua wanita." Kata Kazuto

"Tch! Sudah kuduga akan merepotkan seperti ini!" Kata Gray

"Ahaha ahahaha" Leon tertawa kecil

"Ngomong-ngomong, Gray! Waktu ini ayahmu datang kerumahku dan mengatakan bahwa 'mereka' mulai bergerak" kata Kazuto

"Mereka?" Tanya Leon, Chloe, dan Lyra bersamaan.

"Oh. Kalian belum tau? Mereka yang dimaksud adalah mereka yang berasal dari kerajaan Drean dan sedang mengincar para penyelamat. Itu artinya mereka mengincar kita berenam." Kata Gray

"Orang itu?" Gumam Kazuto yang terdengar oleh Leon.

"Orang itu?" Tanya Leon

"Ah, ingat waktu kita pertama kali pulang sekolah bersama?" Tanya Kazuto dan Leonpun mengangguk.

"Setelah kau pulang, aku merasa bahwa ada yang mengikutiku. Tapi tak ada seorangpun dibelakangku ataupun disekitarku." Jawab Kazuto

"Hei! Anak-anak! Sedang apa disana?" Tanya Sean yang membuat mereka berlima terkaget.

"Ayah! Kau mengagetkan saja!" Kata Chloe

"Anak-anak, bukannya hari sudah mulai gelap? Mengapa kalia tidak pulang saja kerumah masing-masing?" Kata Sean dan mereka berempat pun mengangguk tanda mengerti.

***

Setelah berpamitan dengan Chloe dan keluarganya, Leon dan Kazuto kembali membicarakan masalah tadi.

"Leon, bukankah tadi Paman Sein bersikap aneh?" Tanya Kazuto

"Iya aneh se--" omongan Leon terpotong karena Kazuto mengerem mendadak dan memutar balik.

"Kazuto! Apa yang kau lakukan?" Tanya Leon

"Mereka! Mereka mengikuti kita!"


Hai!! Semuanya apa kabar? Author kembali.

Mohon vommentnya ya. Dan makasih udah meluangkan waktunya membaca cerita ini.

Didoain biar kedepannya semakin baik ceritanya

Bye bye

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top