2. Greetings with The Other
"Mereka??" Tanya Kazuto heran.
"Iya, mereka orangnya. Memang kenapa?" Tanya Chiaki.
"Apa ibu sudah pernah melihat sifat mereka?" Tanya Kazuto kembali
"Terakhir kali saat masih kelas 5 SD. Ada apa dengan mereka? Ada yang kau takutkan?" Tanya Chiaki.
"Iya, Gray dan Chloe." Jawab Kazuto
"Memangnya mereka kenapa?" Tanya Chiaki menaikkan sebelah alisnya.
"Dingin, sifatnya dingin sekali. Apalagi yang namanya Gray itu. Aku didekatnya saja sudah bisa merasakan hawa dinginnya." Kata Kazuto terlihat pucat.
"Dasar anak ini. Kazuto, mereka itu sebenarnya sangat baik, mungkin hanya dingin diluarnya saja." Ujar Chiaki.
"Mungkin?" Tanya Kazuto dengan wajah yang seolah mengatakan, 'ibu yang aneh'
"Entahlah, terserahmu mau dinilai bagaimana, tapi ibu ingatkan, kalau kau sudah mengenal dekat mereka, mereka akan menunjukkan kebesaran hati mereka padamu." Kata Chiaki dan disusul dengan anggukan Kazuto.
Kazuto lalu naik ke kamarnya yang ada dilantai 2 dan merebahkan tubuhnya diatas kasur.
'Hmm, penyihir ya?' Gumam Kazuto sambil melihat langit lewat jendela sebelah kasurnya. Tapi, tiba-tiba dia teringat sesuatu, Kazuto langsung turun dengan cepat dan menemui ibunya yang ternyata sedang berbicara dengan ayahnya yang baru pulang.
"Ayah, ibu?" Panggil Kazuto.
"Ya? Kemarilah Kazuto." Kata ayah Kazuto, Seiji.
"Ada yang ingin aku bicarakan." Ujar Kazuto setelah duduk di sofa dihadapan ayah dan ibunya.
"Ada apa?" Tanya Chiaki.
"Tadi, waktu aku berjalan sepulang sekolah, aku merasa ada yang mengikutiku. Aku tidak tau dia siapa, tapi sepertinya dia tau diriku." Ujar Kazuto yang sontak membuat ayah dan ibunya kaget.
"Mereka... sudah bergerak ya?" Kata Seiji.
"Mereka siapa ayah?" Tanya Kazuto.
"Begini, akan ibu jelaskan padamu." Ujar Chiaki yang membuat Kazuto langsung serius.
"Dulu, di dunia sihir, semuanya tentram dan damai. Kita hidup di salah satu kerajaan dari keempat kerajaan. Nama kerajaan kita adalah 'Reinz'. Tapi, karena sebuah perkara, semuanya langsung berubah." Ujar Chiaki.
"Perkara?" Tanya Kazuto.
"Iya, seorang penyihir telah membuat satu kerajaan bernama 'kerajaan Drean' menjadi salah paham. Salah paham dengan sebuah ilmu hitam. Penyihir itu mengatakan bahwa, ilmu hitam bisa membuat sebuah kerajaan menjadi yang terkuat. Sang Raja yang merupakan seorang yang bijaksana pun langsung menolak untuk menggunakan ilmu hitam. Tapi, sang penyihir telah membuat sang Raja meminum racun yang merusak otak sang Raja. Oleh karena itu, Kerajaan Drean memulai peperangan hingga membuat ketentraman antar kerajaan hancur. Semuanya berperang, mereka tak tau dengan apa yang terjadi sebenarnya. Mereka melancarkan serangan bertubi-tubi. Kerajaan Drean makin tidak peduli dengan rakyatnya sendiri. Ilmu hitam sudah menguasai Sang Raja. Sampai akhirnya, perang berhenti setelah 23 tahun lamanya. Raja Kerajaan Drean meninggal dunia. Membuat anaknya dijadikan sebagai Raja yang baru. Tapi, sang anak malah meniru apa yang diperbuat ayahnya. Ia mempelajari ilmu hitam. Walau tak ada perang sampai sekarang, ketidak tentraman dengan Kerajaan Drean membuat semua kacau. Oleh karena takut akan hal itulah kami membawamu dan anak yang lain ke dunia manusia untuk menjalankan hari yang damai." Lanjut Seiji.
Kazuto hanya bisa kaget dengan apa yang diceritakan ayah dan ibunya.
"Lalu, apa hubungannya denganku mereka mengikutiku?" Tanya Kazuto
"Kau, ditakdirkan sebagai penyelamat di dunia sihir, bukan untuk mengalahkan kerajaan Drean, tapi mengalahkan ilmu hitam itu." Kata seseorang yang berada di samping pintunya yang terbuka.
"Hei! Jangan membuat orang jantungan!" Teriak Chiaki.
Setelah orang itu masuk, wajahnya mulai terlihat. Seorang pria dengan wajah yang manis mendekati Kazuto.
"Namaku Khanz. Aku adalah ayah Gray Phillipine, kau pasti mengenalnya kan?" Kata orang yang bernama Khanz itu sambil memberikan tangannya
"Hai, aku Kazuto. Iya, aku sudah mengenalnya." Jawab Kazuto menyalami tangan Khanz.
"Sudah lama aku tak melihatmu. Kau sudah besar, Kazuto." Jawab Khanz tersenyum.
"Ada apa kemari?" Tanya Chiaki.
"Aku hanya ingin memberi tau, semuanya sudah diberi tau yang sebenarnya." Kata Khanz
"Semuanya?" Tanya Kazuto.
"Iya, temanmu." Jawab Seiji dibalas dengan oh panjang oleh Kazuto.
"Kazuto, hari sudah malam, mengapa kau tidak tidur? Besok kita lanjutkan lagi." Kata Chiaki.
Kazutopun menaiki tangga dan memasuki kamarnya lalu merebahkan dirinya dikasur empuknya itu. Tidak lama kemudian, dia sudah memasuki alam mimpinya.
***
Keesokan harinya, Kazuto berpamitan pada ayah dan ibunya lalu berangkat ke sekolah. Dalam perjalanan, dia kembali bertemu Leon. Merekapun akhirnya kembali berjalan bersama.
"Kazuto, ada yang ingin aku tanyakan." Kata Leon.
"Masalah penyihir kan?" Jawab Kazuto seperti membaca pikiran Leon. Leon pun mengangguk.
"Iya, Gray...katanya dia itu sudah mengenal kita sejak kecil." Kata Leon
"Lalu, masalahmu apa?" Tanya Kazuto
"Dia.... apa dia sudah mengenal kita dari kecil?" Tanya Leon.
"Entahlah, bagaimana kalau nanti ditanyakan saja?" Kata Kazuto dan Leon mengangguk setuju
Sesampainya dikelas, pelajaran pun dimulai. Seperti biasa, hanya pelajaran ini dan itu yang Kazuto dan Leon hampir tidak mengerti.
Ting Teng
Bel istirahat berbunyi, Kazuto dan Leonpun segera mencari Gray untuk menjawab pertanyaan mereka.
"Gray!" Teriak Leon yang membuat Gray berhenti di tempatnya.
"Apa?" Tanya Gray ketus
"Aku hanya ingin tau. Ayahmu bilang, bahwa kau sudah tau dirimu adalah penyihir. Lalu, apa kau mengenal kami berdua sejak kecil?" Tanya Kazuto.
"Kalau aku jawab iya? Apa untungnya bagimu?" Kata Gray sambil pergi meninggalkan kelas.
"Dasar manusia itu! Leon, bukankah dia terlihat seperti patung es berjalan?" Tanya Kazuto marah marah dan dijawab dengan menaiknya kedua bahu Leon
"Kantin saja yuk Leon." Kata Kazuto
Sesampainya dikantin, mereka langsung disapa Lyra dan Chloe.
"Ahoiii!!" Kata Lyra dan Chloe hanya tersenyum sambil sedikit melambaikan tangannya.
"Begini! Aku dan Chloe dan pastinya kalian sudah tau hal itu kan?" Tanya Lyra. Leon dan Kazuto pun mengangguk tanda mengerti yang dimaksud
"Aku ingin kita melakukan sebuah tes sederhana." Kata Lyra
"Tes?" Tanya Kazuto
"Iya, sebuah gelas yang berisi air. Letakkan telapak tanganmu disekelilingnya, dan salurkan energimu." Kata Lyra membuat Kazuto dan Leon bingung.
"Energi? Caranya gimana?" Tanya Leon
"Fokuskan saja dan konsentrasikan semua kekuatan ke tanganmu. Dan biarkan airnya bertindak semau mereka." Kata Lyra
Leon dan Kazutopun mengangguk tanda mengerti.
"Jadi, bagaimana kalau kita melakukannya sepulang sekolah nanti? Kita pulang lebih awal hari ini." Kata Lyra
"Darimana kau tau kita pulang cepat?" Tanya Kazuto
Lyrapun menunjuk anak yang disebelahnya.
"Memangnya ada apa dengan Chloe?" Tanya Leon tak mengerti
"Dia pintar dalam memprediksi hal. Dan dia mengatakan bahwa sekarang akan dipulangkan lebih awal dengan alasan guru-guru rapat." Kata Lyra. Setelah selesai perbincangan, mereka kembali ke kelas.
Inget vommentnya ya. Makasih
Bye
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top