14. New World

"Ngomong-ngomong, siapa yang memasak?" Tanya Kazuto sambil duduk di sebuah kursi kayu yang terbilang unik dan antik itu.

"Aku baru mau memasak, jadi tunggu saja sebentar ya!" Kata Reine melangkah menuju dapur.

"Aku akan ikut bantu!" Kata Chloe menuju dapur yang lalu disusul Lyra.

Tak lama kemudian, masakan dari Reine telah siap dan mereka menyantapnya dalam keheningan.

"Oya, anak-anak." Kata Khanz memecah keheningan itu

"Ya?" Tanya Leon

"Kalian ingat kan? Besok kita pergi ke dunia sihir." Kata Khanz dan yang lainnya mengangguk.

"Jadi, kalian sebaiknya bersiap-siap, kemungkinan besar, orang tua kalian tidak akan ikut. Dan orang tua kalian juga sudah mengurus masalah sekolah kalian. Jadi, kalau kalian butuh apa saja, tinggal bilang padaku." Kata Khanz.

Semuanya terdiam sejenak,

"Tentu." Kata Reine sedangkan yang lainnya hanya mengangguk pelan.

"Oya, jadi bagaimana kalau kita bersiap-siap juga disini? Malam ini rencananya akan jadi pesta. Pesta kita bersama dengan orang tua kalian." Kata Khanz mencerahkan senyumnya.

"Sungguh?" Tanya Leon

Khanz mengangguk dengan senyuman lebarnya. Yang lainnya lalu berwajah sangat bahagia dengan senyuman lebarnya masing-masing.

"Baiklah, bagaimana kalau kita mulai persiapannya?" Tanya Khanz dan yang lainnya langsung menyetujuinya tentu saja.

"Sebenarnya, daritadi kami sudah menyiapkan semuanya, balon, kue, dan masih banyak lagi! Tapi kami hanya sedikit menyembunyikannya untuk dijadikan sebuah kejutan bagi kalian." Kata Reine cekikikan berdua dengan ayahnya.

"Apa Gray juga terlibat dalam hal 'kami'?" Tanya Lyra

"Kau ingin aku menjawab apa?" Tanya Gray tapi dirinya sendiri tersenyum.

"Oke! Sekarang, mari kita lakukan!" Kata Khanz.

"Ayo!"

Merekapun mulai menghiasi ruangan utama dengan berbagai pernak-pernik. Mulai dari balon, pita, dan juga hiasan berwarna-warni lainnya.

" Elementos reguladores de agua! Bubble." Reine membuat banyak gelembung-gelembung yang mengapung di udara dengan warna yang indah dan terang.

"Indah sekali!" Kata Chloe sambil meledakkan salah satu gelembung itu.

"Iya, indah. Oya! Aku juga bisa kalau hal begini!" Kata Kazuto sedangkan yang lain hanya bertatapan kebingungan.

" Congeladores y regulador de frío. Flakes. " Ujar Kazuto dan sekarang, yang terjadi adalah hiasan snowflake mulai berjatuhan dari langit. Mereka semua hanya bisa terpana dengan keindahan ruangan itu sekarang.

"Oya, Kazuto! Bisa melakukan ini?" Kata Leon tiba-tiba. Ia lalu membisiki Kazuto dan Kazuto terlihat bersemangat dengan kata-kata Leon

"Oke!" Kata Kazuto

***

Malam sudah tiba, ini adalah waktu yang menyenangkan sekaligus berat untuk mereka semua. Menyenangkan karena akan ada pesta, juga berat karena para orang tua akan ditinggal oleh anak mereka.

"Baiklah, mereka sudah didepan!" Teriak Reine setelah mengintip keluar jendela.

"Oke, 1....2.....3! SURPRISEE!!!" Kata mereka semua bersamaan sedangkan orang tua mereka terkaget-kaget melihat mereka semua.

"Wahh, sebuah surprise! Terima kasih semuanya!" Kata Sean.

"Ayah!" Kata Leon langsung memeluk ayahnya.

"Cukup lepas rindunya, bagaimana kalau langsung ke acara inti? Kita memotong kue bersama!" Kata Khanz

Mereka semua lalu masing-masing memegang sebuah pisau kue. Satu keluarga untuk satu pisau, mereka lalu memotongnya bersamaan.

"Yeeii!!" Mereka semua terlihat bahagia sambil bertepuk tangan.

"Tunggu sampai kalian lihat hal terbaik!" Kata Kazuto.

" Congeladores y regulador de frío. Mariposa." Ratusan kupu-kupu es berterbangan disana-sini. Saling menari, mengelilingi mereka, bahkan hinggap hingga mereka merasa kedinginan.

"Indahnya. Anak-anak, sungguh terimakasih banyak!" Kata Chiaki mulai berlinang air mata.

"Ibu! Tak usah menangis! Ini adalah sebuah pesta paling meriah untuk kita semua. Jadi tak usah disesali!" Kata Kazuto memeluk sang ibu yang lebih kecil darinya.

"Kazuto benar. Chiaki, tak usah menangis begitu. Nanti juga pasti ketemu lagi!" Kata Seiji.

"Ayolah, kita kesini bukan hanya untuk memikirkan perpisahan kita saja kan? Kita kesini untuk bersenang-senang!" Kata Alan menyemangati semuanya yang mulai menjatuhkan air mata.

Mereka semua banyak bersenang-senang malam itu, mereka bernyanyi, menari, menyantap hidangan, bahkan saling mengejek satu sama lain.

***

Hari yang penting sudah tiba, hari ini Leon, Gray, Chloe, Reine, Kazuto, Lyra akan pergi menuju dunia sihir dan ditemani oleh Khanz. Mereka pergi ke dunia sihir dengan portal teleportasi, cukup masuk ke dalam portal, dan voila! Kau sudah berada di dunia sihir. Simple kan?

"Nah, apa semuanya sudah siap?" Tanya Khanz sambil membuka portal.

Semuanya mengangguk dengan wajah tegang, ini adalah pertama kali bagi mereka memasuki sebuah portal dan menuju dunia sihir. Entah apa yang menanti mereka disana.

"Baiklah, kita berpegangan tangan!" Kata Khanz memegang tangan Leon, lalu diikuti dengan yang lainnya.

"Kita masuk!" Kata Khanz melompat ke dalam portal disusul dengan Leon dan diakhiri dengan Chloe yang langsung membuat portal tertutup.

Sampai didunia sihir, mereka tiba di depan sebuah rumah. Tapi, keadaan mereka tak begitu baik.

"Kalian, ada apa?" Tanya Khanz kebingungan melihat murid-muridnya berwajah sakit dan pucat.

"Paman, mau tau bagaimana kami merasakan teleportasi pertama kami?" Tanya Kazuto dan Khanz hanya menggaruk-garuk kepalanya

"Itu seperti berputar di dalam mesin cuci selama hampir 1 jam. Parah!" Kata Gray memegangi perut dan juga mulutnya.

"Maaf, tapi mau bagaimana lagi? Hanya itu satu-satunya jalan. Reine, obati saja mereka." Kata Khanz yang lebih mirip sebagai sebuah perintah bagi Reine yang juga berwajah pucat.

"Kita dimana?" Tanya Lyra setelah dirinya disembuhkan oleh Reine.

"Ini adalah rumah milik ibu paman." Kata Khanz sambil melangkah memasuki rumah tersebut tanpa ragu dan diikuti yang lainnya.

"Halo? Ada orang dirumah?" Panggil Khanz sambil berkeliling, melihat dan mengelilingi rumah itu.

"Ya?" Terdengar sebuah suara yang lembut datang dari lantai atas rumah itu.

"Ibu! Aku sampai!" Kata Khanz.

"Khanz? Kau sudah datang!" Kata orang itu sambil melangkah turun dari tangga rumah tersebut. Seorang wanita yang dari wajahnya berumur 50 hingga 60 tahun tersenyum ramah pada mereka semua.

"Oma!!" Teriak Reine langsung memeluk orang yang dipanggilnya oma itu.

"Reine! Apa kabar? Hai! Banyak sekali pasukanmu!" Kata wanita dengan rambut hitam dan beberapa helai putih diantaranya.

"Iya, nah! Semuanya, perkenalkan, ini adalah ibu dari Khanz Phillipine, Laine Deany." Kata Khanz.

"Panggil saja dengan sebutan Oma Laine." Kata Oma dengan ramah dan senyum yang cerah.

"Baiklah, karena kalian baru sampai disini, bagaimana kalau berkeliling saja dulu. Aku sudah memberi kalian kamar. Masing-masing kamar akan diisi dua orang. Silahkan cek dilantai atas, sudah kuberi nama kalian didepan pintu." Kata Oma dan yang lain segera menuju kamarnya untuk melepas tas yang mereka bawa.

Sesampainya diatas, mereka langsung melihat ke berbagai pintu menemukan kamar mereka. Nama mereka mengambang di depan pintu yang menandakan bahwa dalam beberapa bulan kedepan, mereka adalah pemilik kamar tersebut.

"Jadi, Gray dengan Reine, Leon denganku, lalu Lyra dengan Chloe." Kata Kazuto melihat pintu kamar mereka yang bersebrangan.

"Nah, bagaimana kalau kita berkeliling sebentar? Pasti menyenangkan kalau kita menikmati lingkungan dunia sihir untuk hari ini." Kata Lyra

Mereka berenam lalu meminta ijin untuk berkeliling disekitar rumah. Begitu sampai di depan pintu, mereka disuguhkan dengan pemandangan yang sungguh susah dibayangkan. Pohon berdaun biru muda dan merah muda, rerumputan yang berisi kupu-kupu berwarna-warni dengan sayap mereka yang indah, ditambah dengan udara yang sejuk langsung menenangkan hati mereka berenam.

"Kenapa kita tidak menyadarinya daritadi ya?" Kata Lyra sambil menikmati udara yang mengelilinginya.

"Mungkin kita terlalu fokus dengan rumah Oma Laine. Jadi tidak fokus melihat lingkungan sekitar." Kata Leon memerhatikan rumah Oma Laine lebih seksama.

"Disini lebih ramai dari daerah kita tinggal didunia nyata ya?" Kata Gray dan yang lain menyetujuinya. Ada beberapa mobil yang berlalu lalang dalam waktu beberapa menit. Mereka juga tidak satu-satunya yang memiliki rumah didaerah itu.

"Oya, bagaimana kalau kita berlatih sedikit disini? Dengan pemandangan seperti ini, agak meningkatkan semangatku untuk berlatih." Kata Kazuto.

"Ayo! Aku baru saja mau bilang begitu!" Kata Reine mulai bersemangat.




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top