00. 46

Penjara. Tidak pernah terbayang akan terjebak dalam kunkungan jeruji besi untuk para pelaku kriminal. Yeona seperti mengalami mimpi buruk yang tidak dapat membuatnya terbangun hingga sekarang. Penjemputan paksa yang dilakukan oleh pihak kepolisian dengan kasus yang ia buat, membuatnya tidak berkutik. Semua bukti ada di depan mata dan lagi, Yeona merasakan kehancurannya terjadi begitu saja. Tidak lama lagi, berita panas tentang dirinya tentu akan naik dipermukaan dan menjatuhkan karirnya.
 
“Aku tidak bersalah ....” Yeona bergumam frustrasi. Berusaha meyakinkan diri dan orang lain mengenai perbuatannya, tetapi semua sia-sia. Sembari menanti proses sidang yang akan dijalaninya, ia akan terjebak di tempat mengerikan ini.
 
“Kenapa semua ini terjadi kepadaku,” ucapnya yang kembali menangis. Tidak peduli jika akan ada yang mengusiknya di dalam penjara akibat perbuatannya. Ia menekuk lutut dengan mata dibenamkan di kedua lututnya. Namun, Yeona perlahan mengangkat kepala kala mendengar suara derap langkah kaki dan langkah kaki berbalut sepatu hitam mengkilap itu berhenti tepat di hadapannya—jeruji besi menjadi penghalang mereka.
 
“Kau ....” Yeona tidak melanjutkan perkataannya.
 
“Bagaimana kabarmu selama beberapa jam di dalam penjara? Kuharap kau bisa merenungi semua kesalahanmu,  Yeona,” ucap pria itu yang tidak lain adalah Taekyung yang membuat Yeona lantas bangkit untuk mensejejarkan diri pada pria tinggi itu.
 
“Kenapa kau begitu tega melakukan ini kepadaku?” ucap Yeona dengan spontan, pun membuat Taekyung menaikkan sebelah alis.
 
Taekyung tertawa kecil. “Sepertinya kau belum sadar diri ternyata. Kau memiliki waktu untuk memikirkan kesalahanmu, Yeona. Aku hanya membantu Jungkook untuk menyelesaikan masalah yang kau lakukan. Sedikit memperlihatkan akhir yang manis.” Ia berujar kemudian memperlihatkan raut wajahnya yang serius.
 
“Jungkook sudah memberikanmu peringatan untuk menjauh dari kehidupannya, tetapi yang kau lakukan sama saja menggali kuburanmu sendiri. Aku tidak akan berkata banyak ataupun melakukan sesuatu untuk meringankan perbuatanmu. Aku hanya ingin dan berharap kau bisa menggunakan otak dan pikiranmu itu dengan baik sebelum persidangan dimulai.” Taekyung berujar dengan jelas. Bahkan, membuat Yeona bungkam seribu bahasa. Ia tidak berkutik, setelah Taekyung meninggalkannya, ia masih pada posisinya—memikirkan setiap kata yang Taekyung lontarkan untuk dirinya yang keras kepala dan menolak kesalahannya.
 
***
 
Breaking News: Seorang model papan atas Min Yeona, terjerat kasus tabrak lari. Korban atas perbuatannya adalah Pendiri Perusahaan Dream Tech.
 
Bahkan terdapat berita lainnya lagi yang menjadi topi panas terkait berita yang sama. Jungkook yang pada dasarnya sudah lumayan membaik, dapat melihat berita tersebut di ponselnya kala ia hendak mengecek perusahaannya.
 
Kedua sudut bibirnya terangkat membentuk pelangi. Kabar yang membawa ketenangan. Ternyata, Taekyung memang bisa diandalkan. Jungkook masih fokus pada berita di ponselnya hingga Jihyo yang baru saja masuk ke dalam setelah menemui dokter, tersenyum heran. Jungkook bahkan tidak menyadari akan kehadirannya.
 
Jihyo penasaran dan memilih mendekat. Begitu berada di samping Jungkook, ia dapat melihat sekilas berita itu dan membuat kedua matanya membulat tidak percaya. “Oh, ternyata dalang dari kecelakaan ini adalah Min Yeona sialan itu?”
 
Suara Jihyo yang memekik, membuat Jungkook sangat terkejut. Ponsel digenggamannya terjatuh dan sama sekali tidak merasakan keberadaan Jihyo yang kini ada di sampingnya—mukanya terlihat menahan amarah yang hendak meledak.
 
“Sayang—“
 
“Gadis ular dan tidak tahu diri itu memang sangat menjengkelkan! Setelah ini, aku akan ke penjara untuk menjambak rambutnya. Berani sekali ia melakukan semua itu!” Jihyo tidak lagi bisa menahan rasa kesalnya dan amarahnya. Lagipula, ia memang sudah berjanji akan menjambak rambut sang pelaku jika sudah ditemukan.
 
“Jangan lakukan apapun, Sayangku. Maksudku, jangan biarkan tanganmu ini melakukan hal buruk hanya untuk gadis itu,” ucap Jungkook yang kini menggenggam jemari Jihyo. Sedikit kalut kala Jihyo memberikan tatapan sinis atas kalimat pertamanya yang terdengar ambigu.
 
Namun, Jungkook melupakan jika kekasihnya itu keras kepala. “Tetapi aku sudah janji dengan diriku. Tidak perlu merasa khawatir. Aku akan memberikannya perhitungan!” balasnya dengan tatapan sinis yang masih terpancar.
 
“Baiklah, tetapi jangan terlalu gegabah. Jangan sampai pihak sana mengajukan laporan balik. Kita tidak tahu, dan lagi, aku akan menyelesaikan masalahku dengannya. Ya, walau sebenarnya sudah selesai waktu itu.” Jungkook berujar dengan senyum tipisnya. Perlahan membuat Jihyo dapat meredakan amarahnya.
 
“Aku mengatakannya bukan karena ada sesuatu, Sayang. Aku dan dia sudah selesai. Kau bisa ikut bersamaku untuk menemuinya nanti. Biarkan dia merasakan apa yang telah diperbuatnya terlebih dahulu.” Ia menambahi. Jungkook memang dapat merasakan aura yang menjanggal dalam hati Jihyo yang sempat merasa dirinya mungkin masih menyimpan perasaannya untuk Yeona. Akan tetapi, mendengar hal itu, Jihyo cukup lega dan semua kelegaannya akan menghilang kala ia sudah melakukan aksinya.
 
Jihyo mengangguk setuju. Pada dasarnya juga merasa sedikit penasaran akan pembahasan mereka. Hanya saja, Jihyo baru memikirkan suatu hal. Yeona adalah sepupu dan orang tersayang Haeso—sahabatnya. Ia hampir melupakan keadaan Haeso saat ini. Sudah dapat Jihyo pastikan, Haeso pasti syok dan cukup terpukul dengan kejadian yang menimpa sepupunya.

Oh, dia belum lagi bertemu dengan Haeso.
 
Sementara dibagian taman rumah sakit, Haeso sedang menikmati cemilan sembari menantikan hari yang gelap. Memang terdengar aneh kala ia memilih menyendiri ditempat ini sembari mengisi perutnya. Pada dasarnya, Haeso akan memilih makan jika sedang stres dan lucunya tidak akan membuat berat badannya bertambah.
 
Namun, jika mengingat hal-hal yang terjadi beberapa jam yang lalu, masih membuatnya tidak percaya. Bahkan, hatinya hendak menolak untuk percaya jika saja logikanya tidak memaksa.
 
“Kau sudah berubah, Yeona. Cinta, membutakanmu ....” Ia bergumam. Ia juga sudah mendengar kabar Yeona yang telah ditahan dan akan menunggu proses persidangan. Selain itu, ia juga sudah melihat kabar jika perlahan kontrak dan kerja sama yang terjalin, harus berakhir dan Yeona harus membayar pinalti.
 
Haeso tidak tahu harus berkata apa lagi. Lagipula, dampak dari perbuatannya adalah hukuman yang harus Yeona lakukan. Alhasil, Haeso memilih untuk melanjutkan sesi makannya. Namun, seseorang tiba-tiba saja duduk di sampingnya dan memberikan kehangatan dengan jasnya, membuat Haeso diam berkutik. Ia menoleh dengan perlahan dan menemukan wajah letih kekasihnya.
 
“Akhirnya aku melihatmu. Kukira, kau tidak baik-baik saja. Kau bahkan tidak memberiku kabar apapun. Aku sangat marah.” Haeso memalingkan wajah setelah itu. Ia tidak marah, hanya sekadar akting saja terhadap kekasihnya yang baru saja datang.
 
“Aku minta maaf, Baby. Aku tidak bermaksud untuk itu. Aku siap mendapatkan hukuman darimu,” ucap Taekyung dengan nada penyesalannya.
 
Haeso dengan ekspresi cemberut, kini mengangguk. “Tentu, kau akan mendapatkan hukuman nanti dan hukumannya, baby harus membelikanmu ice cream, oke?” Lantas Haeso menoleh ke arah Taekyung sembari mengedipkan mata. Bahkan, Haeso mengambil sedikit cemilannya untuk menyuapi Taekyung yang dilahap olehnya.
 
“Aku hanya bercanda tadi. Aku mengerti posisimu. Setidaknya, semuanya berjalan dengan baik, bukan?” Haeso berujar lagi. Memang belum membiarkan Taekyung mengatakan sepatah kata, bahkan setelah makanan di mulutnya habis.
 
Taekyung terlebih dahulu mengangguk. “Seperti yang kau lihat, Baby. Pun soal hukuman  itu, aku akan memberikannya nanti setelah kita pulang, oke?”
 
“Baiklah sayang.”
 
Hingga keduanya terdiam setelah percakapan itu. Keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing. Haeso yang sibuk dengan cemilannya dan Taekyung sibuk mengamati Haeso. Hanya saja, Taekyung tiba-tiba mengusap kepala Haeso dengan lembut yang membuat Haeso menoleh ke arah sang empu.
 
“Aku tahu kekecewaanmu, Baby. Tidak apa-apa, kau bisa menumpahkannya denganku. Aku akan selalu berada di sampingmu, Baby. Kau tidak pernah sendirian,” ucap Taekyung lembut setelah memberikan sapuan hangat. Haeso terharu mendengarnya. Bukan karena kekecewaan itu, lebih kepada kepedulian Taekyung kepadanya.
 
Lantas, Haeso langsung menghamburkan dirinya pada pelukan yang selalu ia rindu dan diinginkan. “Aku sangat kecewa, tetapi semuanya sudah berjalan dengan semestinya. Terima kasih, terima kasih karena baby selalu bersamaku,” katanya dengan lirih.
 
Taekyung memberikan kecupan ringan di kepala. “Tidak perlu berterima kasih sayangku, itu sudah seharusnya.” Dan pelukan itu semakin erat. “Akan tetapi, kenapa ada di luar? Kenapa tidak bersama dengan Jihyo?”
 
Pertanyaan itu baru sempat keluar. Ia memang juga belum mengetahui kabar lebih lanjut soal Jungkook ataupun Jihyo.
 
Haeso tidak mengurai pelukan itu, bahkan ia tengah mencari kenyamanan lebih dalam. “Senior sudah sadar dan langsung bermesraan dengan Jihyo. Ya sudah, kutinggal saja. Mereka terlihat baik-baik saja dan dokter juga mengatakan hal itu.” Haeso memberikan balasan lalu mendengus pelan. “Kita biarkan saja mereka berdua. Nanti-nanti saja bertemunya. Aku masih ingin seperti ini.”
 
Sungguh sangat menggemaskan. Taekyung tidak bisa menolak keinginan gadisnya. “Baiklah. Lakukan yang kau mau, Baby.” Kemudian, keduanya menikmati waktu yang terjalin di antara mereka di taman ini walau itu hanya sebentar saja. Bahkan, Taekyung berharap, momentum seperti ini tidak akan pernah berakhir dan akan terus menyertainya.

Tbc.
 

Jangan lupa tinggalkan jejak ya🥰 see you guys🥰💞

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top