00.19
Jihyo bergeming. Masih mencoba memahami pesan yang tampil di layar ponselnya. Detik selanjutnya, memberikan tamparan kecil pada pipinya dan sakit!
Ringisan dari kedua bibirnya langsung terdengar. Itu berarti ia tidak sedang bermimpi. Akan tetapi, perintah itu membuatnya serasa sedang bermimpi.
Sekejap, Jihyo menggelengkan kepalanya. “Jihyo! Lupakan itu dulu! Maksudku, lebih baik kita pastikan di dalam dan bertanya. Daripada kau terus berada di sini dan menerka-nerka,” ucapnya pada diri sendiri.
Lantas, berbalik. Membiarkan kakinya yang dibalut sepatu berwarna putih melangkah mendekati ruangan seorang pria yang membuat jantungnya terus saja berdebar tidak karuan.
Oh sial! Apakah ia harus mengecek kondisi jantungnya pada dokter nanti? Itu sepertinya memang diperlukan.
Akan tetapi, Jihyo mengabaikan hal itu terlebih dahulu, kala ia telah tiba di pintu transparan. Jihyo memberikan ketukan dan terdengar suara dari dalam yang menginterupsi.
“Masuk!”
Jihyo menghembuskan napas kasar. Merasakan jantung yang semakin berdebar tidak karuan. Mendadak Jihyo kesal sendiri, kenapa ia akhir-akhir ini sangat dramatis? Sungguh, itu sangat menyiksanya.
“Jihyo, apa ada masalah?”
Mendengar pertanyaan itu, Jihyo langsung tersadar dan spontan mendorong pintu. Pertama kali yang ia lakukan adalah menyengir lalu menggeleng.
“Tidak ada, Master. Hanya bingung saja,” balas Jihyo dengan senyum yang masih tampak. Ya, walau terasa agak canggung.
Jungkook mengerutkan dahi. “Bingung? Apa yang membuatmu bingung?”
Pertanyaan itu, sungguh membuat Jihyo menahan napas. Apakah Jungkook mengalami amnesia? Tidakkah dia menyadari jika ialah yang membuatnya bingung? Perlakuannya.
“Ah itu, banyak hal. Jika Master memaksaku untuk mengatakannya, itu tidak lain karena game. Perkara hewan peliharaan dan—“
“Bukankah aku sudah menjelaskannya lewat pesan?” tanya Jungkook yang memangkas perkataan Jihyo.
Itu memang benar. Hanya saja, kenapa harus Jihyo yang melakukannya? Sungguh, Jihyo ingin menanyakan itu. Hanya saja, ia agak ragu.
Bingung untuk memberi balasan, Jihyo melampiaskannya dengan menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak merasa gatal sebelum akhirnya pasrah saja. Lebih tepatnya, menerima keberuntungannya.
“Baiklah, Master. Aku mengerti dan tidak bingung lagi. Akan tetapi, masih ada yang membuatku bingung.”
Mendadak, Jungkook menaikkan sebelah alisnya. Beriringan dengan ia yang menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. “Apa?”
“Maksud pesan Master? Master mengatakan ingin memperlihatkan sesuatu. Lalu, apa itu?” tanyanya.
Jihyo sangat berharap mendapatkan jawaban karena sungguh, ia sudah tidak tahan berlama-lama di ruangan ini. Sekalipun ruangan ini telah diberi pendingin ruangan, tetap saja Jihyo merasa hangat. Maksudnya, jemarinya tiba-tiba saja berkeringat. Keningnya pun malah ikut-ikutan.
Hanya saja, balasan Jungkook yang tertawa, membuat Jihyo agak kesal. Ia yang sudah sangat penasaran, kenapa malah ditertawai? Akan tetapi, walaupun begitu, Jihyo sangat mensyukuri satu hal. Ayolah, kapan lagi melihat seorang pria dingin nan datar seperti Choi Jungkook yang tiba-tiba saja tertawa? Tentu, Jihyo tidak akan melewatkannya.
Namun, Jungkook yang menyadari sikapnya, perlahan mengontrol diri. “Aku minta maaf. Aku benar-benar lupa dan mengenai itu, kemarilah. Akan kuperlihatkan demo The Adventure Story Season II,” ucapnya dengan santai. Akan tetapi, kedua mata Jihyo langsung membulat. Mungkin akan keluar dari tempatnya akibat pernyataan sang master yang amat santai.
“Demo game The Adventure Story Season II? Apa master bercanda?” tanya Jihyo memastikan.
Jungkook menghela napas. “Apa wajahku terlihat tidak meyakinkan? Memangnya, kenapa kau terkejut sekali?” tanya Jungkook yang heran.
Mendengar pertanyaan itu, Jihyo sontak tertawa. Tidak lupa ia menarik langkah untuk mendekat. Hendak memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
“Tentu saja, Master! Aku terkejut. Di Dream Tech. aku tidak lebih dari karyawan magang. Maksudku, bukankah terlalu berlebihan jika aku melihat demo game ini?” kata Jihyo dengan hati-hati. Takut jika menyinggung beberapa hal.
Walaupun hanya berkata seperti itu, Jungkook mengerti maksud Jihyo. Terlihat, ia yang kembali menaikkan sebelah alisnya. Masih pada posisi ia yang duduk dikursinya. “Siapa yang melarang? Sekalipun kau magang, kau tetap bagian dari Dream Tech. aku tidak yakin jika kau tipikal orang yang suka menjual informasi pada perusahaan sejenis—“
“Tentu saja tidak! Aku sudah gila jika melakukan hal itu dan baik, master. Dengan senang hati aku akan melihat demo game ini. Aku penasaran, apakah akan luar biasa dari season sebelumnya,” kata Jihyo mencoba santai. Pribadi itu pun bahkan langsung menuntun kedua kakinya untuk mendekat ke tempat Jungkook berada.
Melihat itu, Jungkook tiba-tiba saja menyunggikan senyum. Sangat manis. Hanya saja, kali ini JIhyo melewatkannya karena fokusnya ada pada komputer yang menyala—memperlihatkan demo game kesukaannya. Karena itu, Jungkook lantas bangkit dari tempat duduknya dan memberikan Jihyo ruang untuk duduk di tempatnya.
Jihyo kembali merasakan debaran pada jantungnya. Serasa akan meledak diwaktu bersamaan. Belum lagi, aroma tubuh Jungkook yang maskulin—membuat Jihyo serasa terbang. Aroma itu sangat memabukkan.
Oh sial, pikirannya malah terbang kehal-hal yang sepatutnya tidak boleh terlintas.
“Oke, langsung saja. Ini demo yang kurevisi semalam. Masih butuh masukan dari tim lain. Mungkin, setelah makan siang kita akan rapat sebentar,” kata Jungkook. Kali ini sebagai juru bicara yang mendampingi Jihyo.
Jihyo mengangguk paham. Namun detik selanjutnya berkata, “Oh, jadi Master tiba-tiba tidak online setelah memberikan Lucy karena sedang mengerjakan ini?”
“Ya, benar. Tapi, siapa itu Lucy?” tanya Jungkook yang kini merasa bingung.
Jihyo hanya menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. “Itu namaku harimauku.”
Jungkook ber-oh. “Kebetulan sekali, nama harimauku Luca.”
Lucy dan Luca?
Jihyo kembali membulatkan mata. Kini menoleh ke arah Jungkook yang memasang wajah santai. Ingin menimpali, Jungkook seolah-olah tidak memberikan ruang karena pria itu mendomasi untuk saat ini.
“Coba perhatikan game ini dan mainkan. Lalu, katakan sesuatu. Aku ingin mendengar tanggapan satu-satunya gadis yang masuk 5 besar,” kata Jungkook.
Mendapatkan perintah itu, membuat pertanyaan yang ada di kepalanya urung ia katakan. Ia memilih mengangguk, lantas kembali pada layar komputer yang memperlihatkan game kesukaannya.
Sedikit agak berbeda, tetapi Jihyo mencoba untuk beradaptasi. Membiarkan jemari lentiknya terus menari dan kedua bibirnya yang terkatup rapat. Ia memilih bungkam, karena akan menyampaikannya setelah menyelesaikan misi sederhana ini. Sementara Jungkook, lebih memilih mengamati Jihyo yang sangat fokus pada permainannya. Entah kenapa, ia terus saja ingin memandang wajah menggemaskan gadis itu ketika bermain.
Jungkook terus melakukannya, tetapi ia seketika mengalihkan pandangannya karena Jihyo telah menyelesaikan misinya dengan sempurna dan terdapat informasi dari sistem yang membuat Jihyo mengerut bingung.
Jungkook yang masih setia pada posisinya—berdiri di belakang Jihyo lantas tersenyum tipis. “Ini pembaharuan yang telah kupikirkan akhir-akhir ini.”
Jihyo ber-oh. Ia mengerti jika itu adalah pembaharuannya tetapi ia tidak mengerti fungsinya. Seakan mengerti kebingungan Jihyo, Jungkook menghela napas. “Aku ingin dalam season kali ini, game seakan nyata. Seperti makhluk yang butuh akan pasangan, aku juga memberikannya. Fitur mate sendiri bukan hanya mengenai karakter yang memiliki pasangan dan selesai. Akan tetapi, aku membuatnya seolah-olah mereka terikat dan bisa melakukan banyak hal sebagai pasangan suami-istri. Tentu saja akan ada banyak keuntungan dan itu juga bisa menaikkan level,” kata Jungkook tetapi pribadi itu ingin kembali berujar.
“Jika di-season sebelumnya, hanya hewan peliharaan yang bisa menikah, season kali ini, karakternya yang akan menikah. Sebenarnya, tidak memaksa juga. Hanya karakter yang ingin menuntaskan misi saja,” tambahnya.
Fokusnya yang masih ada pada layar komputer, membuat Jihyo mengangguk paham. “Ini luar biasa. Fitur mate ini terasa menakjubkan. Aku tidak sabar untuk memainkannya dan lagi, misi apa saja yang akan dilakukan untuk pasangan suami-istri itu?” tanya Jihyo.
“Itu rahasia. Kau tunggu saja.”
Hoh, benarkah? Jihyo pun hanya bisa menghela napas pasrah. Sekalipun ia sangat penasaran, ia tentu tidak bisa mendesak. Apabila jika mengingat posisinya.
“Baiklah, Master. Aku akan menunggunya dan mengenai keseluruhan demo ini, aku sangat tertarik dan tidak ingin berhenti memainkannya. Lihat saja, terdapat banyak musim—tidak seperti sebelumnya yang hanya adamusim kemarau dan musim hujan. Belum lagi penambahan fitur mate dan banyak hal lagi yang tidak bisa kukatakan. Namun, aku sangat menantikan fitur mate ini. Akan tetapi, apakah tidak memengaruhi kapasitasnya?” ucap Jihyo—mengemukakan semua isi kepalanya.
Jungkook tersenyum mendengarnya. Setidaknya, itu membuatnya agak semangat untuk kembali mengembangkan demo tersebut. “Ya, pembaharuan tentu saja akan memengaruhinya. Kapasitas akan semakin tinggi dan menjadi nilai kurangnya. Untuk itu, aku ingin mengadakan rapat dan membahas ini. Akan tetapi, aku sangat yakin bisa meluncurkan season ini. Kapasitas pasti bisa diatasi,” balas Jungkook dengan santai.
“Aku juga yakin sama sepertimu, Master. Lagipula, Choi Jungkook adalah master. Maksudku, dewa yang bisa melakukan ini dengan mudah,” kata Jihyo. Gadis itu ingin memberikan motivasi.
Terdengar berlebihan, tetapi Jungkook terkesan. “Terima kasih atas pujiaanya, Nona.”
Jihyo mengangguk. “Lalu kapan perilisannya?”
“Akhir bulan desember. Kuharap bisa sesuai rencana,” jawabnya.
Jihyo dibuat antusias mendengarnya. Ia lantas berbalik untuk mengamati Jungkook. Akan tetapi, ia sama sekali tidak menyadari jika Jungkook nyatanya memajukan wajahnya untuk melihat lebih jelas ke layar komputer. Alhasil, keduanya tidak bisa mengelak kala wajah mereka sangat dekat. Parahnya, kedua bibir mereka tidak sengaja bersentuhan. Hal itu membuat Jungkook maupun Jihyo bergeming dengan manik yang saling beradu. Detakan jantungnya juga terus berdetak tidak karuan dan Jihyo tentu saja tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya soal ini. Ia ingin menghindar, bagaimana jika seseorang melihatnya?
“Astaga! Sudah kuduga! Kalian memang memiliki hubungan lebih. Akan tetapi, bisakah kalian menahannya? Ini masih sangat pagi untuk melakukannya dan apakah tidak ada tempat lain selain ruanganmu yang transparan?”
Keduanya terperanjat. Jungkook pun bahkan hampir jatuh ke belakang kala Jihyo tiba-tiba saja bangkit dari duduknya. Gadis itu terlihat gelagapan mendengar suara yang tidak lain berasal dari Jimmy. Bahkan, terdapat Taekyung yang tersenyum penuh arti kepadanya.
Sial, semua orang salah paham. Setelah ini, pasti akan ada gosip miring mengenai dirinya dengan Jungkook.
Tbc.
Halo, aku up lagi. Hehehe.
Gimana-gimana menurut kalian untuk part ini? Si Jimmy ngeselin sih, ganggu aja, wkwk.
Maaf ya, kalau nggak sesuai ekspektasi. Maaf kalau tulisannya gimana-gitu. Semoga terhibur.
Asli ih, akhir-akhir ini mood nulisku naik, nggak kayak kemarin. Semoga bisa terus seperti ini. Karena sungguh, aku kangen nulis, hehehe.
So, sampai jumpa di bab selanjutnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top