00.07
"Jihyo, makananmu hampir dingin. Apa kau benar-benar tidak makan? Kalau begitu, aku---"
Secepat kilat Jihyo menggelengkan kepalanya. "Tunggu sebentar saja! Jangan membawa ke mana-mana makanannya. Aku hampir sudah di bukit Bylac untuk mendapatkan telur emas," kata Jihyo yang dengan serius mengamati layar laptopnya.
Sekalipun Jihyo menggunakan headset gaming, ia tetap bisa mendengar suara Haeso yang mengudara jika soal makanan. Akan tetapi, itu sungguh membuat Haeso sangat kesal. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya merapikan meja tempat ia makanan kemudian memilih menyaksikan layar laptop teman seperjuangannya itu yang tengah menampilkan pertaruangan yang sengit.
Haeso berpangku tangan dengan tatapan yang masih fokus. "Apa kau yakin akan menang, Ji? Memangnya, kau peringkat berapa sekarang?" tanyanya.
Jihyo sebenarnya tipikal malas menjawab pertanyaan jika sedang sibuk seperti sekarang. Akan tetapi, ia tidak bisa mengabaikan pertanyaan dari Haeso. "Aku sudah memastikan keberuntunganku, Haeso dan soal peringkat … akan keluar setelah pertandingan usai. 10 penemu telur emas akan diakumulasikan dengan kenaikan level saat bertarung sehingga menciptakan 10 peringkat teratas. Kau paham?"
Haeso mengangguk sembari merangkul pundak Jihyo. "Baiklah, aku sudah lelah melihatmu terus berjuang tetapi sebagai seorang teman, aku akan mendukung. Akan tetapi, bukankah Dream Tech tidak menerima pekerja wanita?" katanya.
Jihyo belum berujar sebab ia memilih fokus pada kegiatannya yang harus memusnahkan beberapa monster yang mencoba menghalanginya. Beruntung, dengan dua pedangnya, ampuh mematikan monster itu sehingga karakter Jihyo---Little Jiyo kini bisa berada dibukit Bylac. Akan tetapi, ia tidak menemukan hal yang menarik.
Sembari menggigiti kukunya, Jihyo mencoba berpikir beriringan dengan menemukan hal-hal yang menjanggal dan nyatanya, Jihyo yang kesal dan mengarahkan pedangnya pada batu besar yang membuat dirinyasemakin kesal kini memperlihatkan sebuah perkamen berwarna merah darah.
Jihyo menekannya hingga muncul sebuah tulisan. Lebih tepatnya adalah sebuah pertanyaannya yang harus ia jawab.
Dream Tech: Kapan The Adventure Story diluncurkan?
Mendapatkan pertanyaan itu, membuat Jihyo menyunggingkan senyum. Haeso yang sungguh tidak memahaminya, hanya memilih untuk mengamati seraya memberikan pijatan dipundak Jihyo hingga gadis bermata bula itu menuntun jemarinya untuk memberikan sebuah jawaban.
Little Joy: 7 Juli 2019
Jihyo pun mengirimkan jawabannya dan notifikasi balasan yang ditunggu-tunggunya pun menampakkan diri.
Dream Tech: Selamat Little Joy! Kamu mendapatkan telur emas yang menjadi tiket untuk mengubah duniamu.
Membaca itu, Jihyo spontan bangkit dari duduknya, pun membuat Haeso terkejut bukan main. Ia tidak mengerti apa yang terjadi dengan temannya itu, tetapi melihat sebuah potret telur emas dilayar laptop membuatnya mendelik tidak percaya.
"Oh astaga! Jihyo! Kau mendapatkan telur emas! Ini fantastis!" katanya lagi. Jihyo mengangguk dan langsung memeluk Haeso dengan bahagia.
"Sangat luar biasa! Selangkah lagi, aku akan mengubah dunia dan mengubah pemikiran banyak orang! Oh Tuhan!" kata Jihyo sembari meregangkan pelukan Haeso.
Sekelipun Haeso sering mengatai-ngatai Jihyo, ia tentu tidak menampik rasa bahagianya pada temannya yang tidak lama lagi akan mendapatkan pekerjaan setelah sekian lamanya.
"Jadi, apa yang selanjutnya akan kau lakukan?" tanya Haeso dengan bahagia.
Jihyo tersenyum tipis sembari kembali berkutat pada laptop dan menekan telur di mana memperlihatkan peringkat setiap orang dan hal yang dilakukan jika mendapatkan telur emas.
"Hm … peringkatnya belum kelihatan karena baru 5 orang yang mendapatkan telur emas. Baik, lupakan itu dulu dan hal yang harus dilakukan adalah …."
"Melakukan interview secara langsung dengan pemimpin perusahaan besok siang," katanya dengan santai tetapi sekejap ia membulatkan kedua mata sesaat baru menyadari suatu hal. "Apa? Besok siang? Demi Tuhan! Aku belum menyiapkan diri dan mental untuk bertemu dengan senior primadona kampus!"
Mendengar hal itu, membuat Haeso sedikit terdiam. Ia memang tidak bisa lupa, bagaimana rasa kagum Jihyo terhadap senior primadona kampus itu! Ouh, bahkan Haeso tidak bisa melupakan saat Jihyo mengunduh dan menggunakan perangkat lunak yang diterbitkan oleh sang senior kala masih menjadi mahasiswa. Bahkan, Jihyo yang rela melewatkan makan siang hanya untuk melihat sang senior bermandikan air keringat dilapangan basket, walau ia memang juga menikmati hal itu.
Sekejap, Haeso lantas menghapus pemikirannya mengenai masa lalu dan kini mengamati Jihyo dengan lekat dari bawah hingga atas lalu berkata, "Setidaknya, kau harus tampil berbeda di hadapan sang senior dan kita akan menemukan hal yang cocok ditubuhmu!"
***
Jihyo tidak bisa membayangkan jika maksud dari ucapan Haeso adalah berkunjung ke toko pakaian. Itu berarti, uang akan hempas padahal ia haruslah belajar hemat untuk memenuhi kebutuhannya di Busan. Namun, sepertinya Haeso tidak peduli dan terus fokus untuk mencari hal yang ada dipikirannya.
"Haeso, tidak perlu. Aku tidak memiliki---"
"Aku yang akan membayarnya. Tenang saja, sebagai permintaan maaf karena terus saja mengatai-ngataimu dan juga … sewaktu masih kuliah, kau sering membayar makananku. Kita saling membantu," ucap Haeso tanpa mengamati sosok Jihyo yang terpaku mendengarnya.
Sungguh, inilah yang menjadi alasan Jihyo begitu menyayangi Haeso walau gadis itu amat menyebalkan. Tidak ada yang dapat menggantikan posisi Haeso sebagai teman terbaiknya dan juga sosok yang paling menyebalkan kala memilihkan sebuah pakaian.
Lihat, Jihyo yang baru saja terpaku mendadak ingin melempar dosa ke wajah Haeso. "Apa maksudmu dengan ini? Apa kau serius?"
Tanpa dosa, Haeso mengangguk. Bahkan gadis itu mencocokkkan pakaian yang dijumpainya pada proporsi tubuh Jihyo. "Ini sangat cocok. Aku bisa menjamin, Jungkook Senior akan langsung terpana padamu!"
Secepat kilat, Jihyo memberikan pukulan pada Haeso dengan datar. "Kau benar-benar sudah tidak waras! Dengan menggunakan gaun lima cm di atas lutut dan belahan dada yang terekspos seperti ini, aku mungkin akan langsung ditendang! Kau! Bisakah kau tidak membuatku jengkel, Han Haeso?"
Mendengar Jihyo menggerutu, membuat Haeso tertawa terbahak-bahak. Tidak bisa menahan bagaimana lucunya Jihyo sedang marah. Ribuan kupu-kupu seakan menggelitiknya dan tidak ingin berhenti sampai situ saja.
"Baiklah, baiklah! Maafkan aku. Aku hanya bercanda dan kau terlalu serius. Itu bukanlah pakaian yang cocok untuk interview, itu lebih cocok untuk di kamar tidur dan untukmu … bagaimana dengan ini?"
Haeso mengganti pakaian tadi dengan sebuah pakaian baru. Nyatanya, Haeso hanya ingin membuat Jihyo kesal dan itu sudah berhasil ia lakukan. "Bagaimana, apa kau suka?"
Sekejap, Jihyo terdiam lalu mengambil pakaian itu dan mencoba untuk mencocokkannya di depan cermin. Agak ragu, ia berputar hingga senyum dibibirnya kembali merekah. "Ya, ini baru sangat cocok!"
***
"Sudah ada 8 peserta yang berhasil menemukan telur emas. Ini semakin seru saja," gumam Jimmy yang mengamati layar komputer dengan fokus juga berdiri di antara dua tiang listrik Taekyung dan Subin.
Terlihat, Subin mengangguk. "Itu benar, senior. Akan tetapi, ada sedikit masalah," katanya dengan suara pelan.
Dengan kilat, Taekyung dan Jimmy menoleh ke arah Subin dan berujar secara bersamaan. "Masalah apa?"
Mendapati respon seperti itu, membuat Subin mengusap ceruk lehernya seraya tertawa pelan. "Aku lupa melakukan input data untuk memberikan pengecualian di mana data wanita tidak bisa ikut serta. Ini memberikan akses dan aku cukup takut jika ada wanita yang lolos--"
"Itu peluang yang cukup kecil. Mengingat, grafik pemain pria lebih besar daripada pemain wanita. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan jika ada yang lolos. Maksudku, bukankah ada satu wanita yang berada diperingkat 2 dengan waktu yang cukup lama? Dia bahkan di bawah peringkat Jungkook yang tidak bisa digeser hingga sekarang. Ya, itu karena hasil usaha mereka juga," ucap Taekyung yang memangkas tutur kata Subin yang membuat Jimmy mengangguk.
"Dia Little Jiyo! Demi Tuhan! Aku ingin sekali memberinya pelajaran setelah dia berhasil mengalahkanku sebanyak 3 kali berturut-turut dan menurunkan levelku. Karena itu, aku berada diperingkat 10," kata Jimmy.
Taekyung sontak merangkul pundak Jimmy dengan senyum puas. "Ini sudah menjadi takdirmu. Terima saja dan jujur, aku ingin sekali duel dengan Little Joy. Sepertinya, aku harus kembali aktif di The Adventure Story," katanya.
Jimmy hanya merotasikan bola matanya dengan malas. "Itu hal yang menjengkelkan! Aku bahkan bisa hapal caranya bermain, tetapi dia selalu berhasil menghabisiku dengan taktik permainan yang luar biasa," balas Jimmy yang tak habis pikir jika mengingatnya.
Sementara Subin yang berada di antara kedua seniornya dan menjadi pekerja yang paling muda dan bahkan masih berada dibangku kuliah, kini menghela napas kasar. "Itu berarti, peluangnya cukup besar jika dia ikut serta. Sepertinya, aku harus mengecek--"
"Tidak perlu, Subin. Maksudku, sekalipun Little Joy berhasil atau apalah itu, biarkan saja dan jangan mengubah apapun. Kita lihat hasilnya besok saja dan walaupun dia memang ikut interview besok, bukankah dia akam berhadapan dengan tuan besar kita?" kata Taekyung.
Subin terdiam mendengarnya, karena itu memang benar. Lagipula, pada ujungnya nasib akan ada ditangan sang atasan mereka sehingga Subin akhirnya mengangguk paham.
Tbc.
Cie ... yang degdegan mau ketemu ama senior😂 Keren kalilah kau Jihyo😂 Semoga diterima yeps🤓
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top