00.03
Gadis bermata bulat itu, tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya setelah mengetahui Drem Tech membuka lowongan magang selama musim panas. Baginya, itu berita luar biasa sebab Dream Tech adalah tempat kerja yang ia idamkan selama ini.
"Apapun hambatannya nanti, aku akan tetap berusaha untuk menjadi bagian dari Dream Tech!" ucap Jihyo dengan mengangguk mantap, lalu berhenti di trotoar sembari memegangi beberapa kantong belanjaannya.
Dibalik berita ini, kekesalannya karena ulah Yeonjun pun, perlahan sirna membayangkan ia yang akan bertemu dengan seniornya itu. Berharap-harap, ia bisa bertemu di detik ini juga, walau itu serasa tidak mungkin dikarenakan senior tampannya itu sangatlah sibuk dengan semua tuntutan pekerjaan.
Sama seperti dirinya, yang sibuk dengam barang belanjaan ini dan harus segera tiba di rumahnya. Akan tetapi, kedua mata bulatnya yang mengedar untuk menatap sekitar, tidak sengaja menemukan sebuah tempat favoritnya yang sangat jarang ia kunjungi. Kafe internet.
Alhasil, Jihyo terpaku menatap tempat itu yang tidak lama membuat senyum terlihat dikurva bibirnya. Untuk hari ini, ia ingin melatih skill bermainnya di kafe internet---melupakan Yeonjun yang pasti menanti dirinya kembali, sebab sang adik menitip ramen untuk sesi makan siangnya.
Kasihan sekali, Yeonjun harus menyelesaikan tugas kuliahnya untuk mengaransemen lagu dengan perut keroncongan.
Alhasil, Jihyo kini memasuki kafe internet itu dengan belanjaan yang terus digenggamnya, sembari mendekati sang kasir untuk menyewa sebuah tempat yang kosong selama sejam ke depan. Untung saja, prosesnya tidak membutuhkan banyak waktu, sehingga Jihyo kini mendapatkan tempat yang cukup menyenangkan---tidak terlalu jauh dari kasir.
Tanpa membuang banyak waktu, Jihyo meletakkan barang belanjaannya di kolom meja, di mana terdapat tempat khusus menyimpang barang. Lantas, mengambil headset gaming dan mengenakannya.
Tentu saja, ia akan bermain The Adventure Story. Apalagi, hampir semua pengguna kafe internet ini, memainkan permainan itu yang terus saja menjadi perbincangan para komunitas game di beberapa negara.
Jihyo menghela napas lega, setelah berhasil masuk ke laman akunnya. Namun, baru ia ingin melanjutkan misi untuk menaikkan level, pesan baru dari sistem langsung membuat kedua alisnya terangkat.
[Sistem]: Dream Tech selaku rumah untuk The Adventure Story, menerima magang di bagian pemrograman dengan mengandalkan keterampilan dalam bermain The Adventure Story. Untuk itu, semua pengguna The Adventure Story bagian Busan, Korea Selatan, dapat mengikuti seleksi yang akan diadakan tidak lama lagi.
Sekejap, Jihyo mendelik---tidak bisa lagi berkata-kata. Bahkan, saat pesan baru dari sistem kembali muncul.
[Sistem]: Akan ada dua seleksi, di mana seleksi pertama, para calon magang harus ikut andil dalam misi yang akan dipublikasikan oleh sistem (waktu pelaksanaan akan menyusul) dan sepenuhnya menyaring calon magang dengan peringkat teratas. Pada kesempatan itu, hanya 10 pengguna teratas yang akan mendapat kehormatan untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu seleksi kedua yang prosesnya akan diberitahu melalui surel masing-masing calon magang.
Jihyo yang membacanya tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya lagi, sebab ia sangat yakin pada dirinya akan lolos ke seleksi dua. Itulah yang dikatakan oleh hatinya dan biasanya, hati seorang Shin Jihyo tidak pernah berbohong.
Namun, Jihyo sekilat mengingat soal Dream Tech yang hanya diisi oleh karyawan pria, tetapi ia mencoba untuk tidak peduli dan berharap dengan tulus, agar saat menjalankan misi itu nanti, sistem tidak menyaring karakter pengguna wanita dan pria.
"Itu semoga saja ...," gumamnya yang sangat berharap, dan diwaktu yang bersamaan, seseorang mengiriminya pesan. Itu adalah temannya di dalam permainan The Adventure Story yang kini mengajaknya untuk menyelesaikan sebuah misi.
[Lilipop]: Hai, Little Joy! Aku memiliki hambatan saat ingin membunuh Monster Bossy di Dark Forest.
[Lilipop]: Kaukan yang terbaik dalam memusnahkan musuh hanya dengan lesatan anak panahmu. Kumohon, bantu aku.
Jihyo yang membacanya sontak berpikir. Monster Bossy adalah salah satu makhluk yang benar-benar meresahkan beberapa pengguna, termasuk Lolipop---teman pertamanya di The Adventure Story yang memang sedang berusaha untuk menaikkan level. Apalagi, Monster Bossy selalu saja menggombal pengguna wanita dan dengan taktiknya, kadangkala membuat beberapa pengguna harus turun level saat berusaha untuk mengambil buah Ackee (yang berbentuk seperti otak manusia) dan menjadi kunci untuk menuju level selanjutnya.
[Lilipop]: Little Joy! Apa kau masih ada di sana?
Jihyo pun langsung membaca pesan itu dan omong-omong, nama penggunanya adalah Little Joy. Entah bagaimana dan kenapa, ia bisa menggunakan nama itu hingga sekarang dan menyukainya. Selain itu, karakternya adalah seorang wanita kesatria yang mengenakan pakaian berwarna merah (hanya beberapa pengguna yang menggunakannya) termasuk saat ia memilih panah dan busur sebagai senjata, sebab di The Adventure Story, hampir semua pengguna hanya menggunakan senjata seperti: pedang, kapak dan tombak.
Alhasil, tanpa membuang banyak waktu lagi sebab ia hanya memiliki waktu selama sejam untuk bermain di kafe internet ini, membuatnya langsung menuntun jari jemari lentiknya untuk menari di atas papan tombol.
[Little Joy]: Aku masih di sini dan akan membantumu. Namun, aku hanya memiliki waktu selama sejam di kafe internet. Jadi, mari memulainya dan mengakhir kehidupan Monster Bossy.
Jihyo menatap layar komputer dengan serius saat mengetiknya. Walau, ia sangat tahu! Setelah Monster Bossy terbunuh, makhluk itu tetap mendapatkan roh kehidupan untuk menjaga Pohon Ackee dari para pengguna yang ingin mengambil buahnya.
***
"Kau di mana, Jung? Kenapa kau tidak ada di dalam ruanganmu?" tanya seseorang di seberang sana.
Pria itu---Jungkook yang tengah mencapit ponselnya di antara bahu dan kepalanya saat hendak keluar dari mobil, hanya berdecak lalu berujar.
"Aku harus menemui Pamanku di kafe internet. Memangnya, kenapa kau mencariku? Apa ada masalah setelah kalian mengirim pemberitahuan dilaman The Adventure Story?" tanya Jungkook yang berhenti sejenak dan hanya menatap sebuah bangunan bertuliskan 'Choi Internet Cafe.'
"Aku merindukanmu, Kook-ie!"
Dengan kilat, Jungkook merotasikan bola matanya dengan malas. "Kurang belaian sekali!"
"Ini karena kau sendiri, ya, Jungkook terhormat! Karena kau, aku---"
Jungkook langsung mematikan ponselnya begitu saja, tidak peduli jika seseorang di seberang sana sedang mencak-mencak karena tindakannya. Bahkan, dengan santainya pria itu memasuki kafe internet dan langsung menuju ke tempat kasir.
"Apa ada yang bisa dibantu?" tanya karyawan itu setibanya Jungkook di depan kasir.
Jungkook hanya mengangguk tanpa ekspresi. "Aku Choi Jungkook. Keponakan Choi Baek Ah dan aku sudah membuat janji dengan beliau."
Alhasil, karyawan itu membungkukkan tubuhnya. "Baiklah, Tuan Muda. Saya akan menyampaikan hal ini kepada Tuan Choi," ucap karyawan itu lantas melenggang meninggalkan Jungkook seorang diri di area kasir.
Pria itu hanya menghela napas, seraya mengamati kafe internet yang dirintisnya bersama dengan sang paman saat ia masih dibangku kuliah, terus tumbuh dan berkembang. Ia tidak percaya saja, pengorbanan yang ia lakukan selama ini, kini membuahkan hasil yang manis.
Jungkook pun tidak menampik, bagaimana suasana kafe internet ini memberi kenyamanan dan kepuasanahati. Bahkan, ia terasa ingin bermain game juga, tetapi beberapa pekerjaan terus menghampirinya, sehingga ia lebih mendahulukan soal pekerjaannya. Apalagi, saat ini, perusahaan game yang ia rintis bersama dengan kedua temannya, Taekyung dan Jimmy berkembang dengan pesat.
Sekalipun kedua temannya itu tergolong aneh, Jungkook tentu tidak bisa meremehkan keterampilan Jimmy dan Taekyung saat sudah berhubungan dengan dunia komputer. Tentu, mereka berdua memiliki peranan penting dalam hal pengodean selama ini.
Jungkook hanya menggeleng samar saat teringat dengan kedua temannya itu. Hingga, ia tidak sengaja mengamati sosok gadis yang tidak jauh dari tempat kasir. Gadis itu begitu fokus dan dapat lihat dengan jelas jari-jemari lentik gadis itu yang mahir dalam mengontrol game yang dirintis oleh perusahaannya. Bahkan, Jungkook baru menyadari jika hanya sosok itulah, satu-satunya gadis di antara banyaknya para pria bermain game di kafe internet ini. Faktanya, gadis itu memiliki mental yang sekuat baja.
Hingga, Jungkook tidak menyadari saat gadis itu tiba-tiba saja menoleh ke belakang dan menatap ke arahnya dengan mendelik. Seakan, gadis dengan mata bulat dan pipi temban itu baru saja melihat hantu.
Itu konyol sekali.
Sementara gadis itu yang tak lain adalah Jihyo, langsung kembali menatap layar komputer setelah melihat sosok yang beberapa waktu lalu ia harapkan untuk berada di hadapannya dan sekarang! Tuhan mengabulkannya.
Sungguh, hal itu benar-benar luar biasa. Jihyo tidak pernah membayangkannya dan ia sangat yakin, itu adalah seniornya. Wajah tampan dengan rahang tegas terus merotasi di pikirannya. Hingga, Jihyo kembali menoleh dengan perlahan---untuk memastikan kedua matanya jika ia tidak sedang bermimpi.
Akan tetapi, Jihyo tidak lagi melihat seniornya itu, padahal sosok sang senior sangat jelas terlihat dkedua bola matanya. Mendadak, ia heran sendiri! Apa itu memang hanya ilusi karena saking rindunya atau memang benar-benar nyata?
"Entahlah, Jihyo. Namun, yang jelasnya! Kau masih bisa mengingat dengan detail wajah tampan panutanmu itu. Sekalipun itu benar, kau sangat beruntung Jihyo! Ya, walau kau hanya melihatnya beberapa detik saja," ucap Jihyo seraya memutar kursi untuk kembali fokus pada game yang ia mainkan.
Jihyo agak sedih. Akan tetapi, seandainya Jihyo tahu jika kedua bola matanya memang tidaklah salah saat menangkap eksistensi sang senior, sebab itu memang seniornya, Choi Jung Kook. Hanya saja, Jungkook langsung meninggalkan area kasir saat mendapat titah dari karyawan untuk menuju ruangan sang paman.
Singkatnya seperti itu.
Tbc.
Aku baru update, maafkan, wkwk. Gimana nih menurut kalian? Momen Junghyo memang belum banyak, tetapu tunggu ajah. Ntar ada, kok🙂wkwk
Semoga nggak bosan, yahhh❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top