00.01
Gadis bermata bulat itu mengamati layar laptopnya dengan fokus, membiarkan jari jemarinya sibuk pada mouse dan papan tombol, serta kedua bibirnya yang terus mengunyah roti selai kacang sebagai sarapannya. Tidak memedulikan saat adik lelakinya---Shin Yeon Jun---memanggil namanya sejak tadi, sebab gadis itu mengenakan headset gaming.
Alhasil, pria jangkung dengan penuh pesona itu sontak berkacak pinggang. Amat kesal, melihat kakak perempuannya yang masih sangat pagi, sudah berkutat pada laptop.
Yeonjun sebenarnya tidak mempermasalahkan hal itu, jika sang kakak sedang bekerja. Akan tetapi, kakaknya malah bermain game yang menurutnya sangat tidak jelas dan hanya membuatnya pusing saja. Entahlah, Yeonjun bingung dengan Tuhan yang membuatnya terlahir sebagai adik dari seorang Shin Ji Hyo.
Sekalipun terlihat cantik dengan bodi aduhai, sikap sang kakak yang tidak tahu malu dan keras kepala, membuat Yeonjun kadangkala memilih bunuh diri saja.
"Yak, Kak! Kau seorang gadis, tetapi bisakah kau bersikap sebagaimana gendermu? Kau meresahkan sekali!"
Namun, Jihyo tidak membalas dan terus fokus pada game yang sedang ia mainkan.
"Shin Jihyo!"
"Sekarang giliranmu mencuci baju! Kenapa kau malah membuatnya menggunung begitu saja?"
Akan tetapi, usaha itu sepertinya sia-sia kala sang empu sama sekali tidak berniat untuk mendengarkannya. Bahkan, Yeonjun makin kesal saat Jihyo malah tertawa pada gamenya dan bersorak bahagai.
Definisi ingin sekali menggunakan jurus untuk menghilang dari bumi.
Akan tetapi, Yeonjun tidak bisa melakukannya dan mencoba mencari jalan keluar. Tidak asik jika mengenyahknn headset gaming yang dikenakan sang kakak, hingga bohlam keberuntungan langsung saja terlintas di kepalanya---sesaat melihat stopkontak---tempat kabel pengisi daya laptop kakaknya berada.
Bahkan, Yeonjun baru ingat jika laptop Jihyo sedang bermasalah soal pengisi daya, di mana hanya akan menyala jika kabel pengisi dayanya dipasang.
Tentu saja! Yeonjun akan mencabutnya. Agar kakaknya itu, mau segera mencuci pakaian yang bertumpuk.
Dengan berjalan santai seraya menatap Jihyo yang kembali fokus pada gamenya, Yeonjun kini berada ditujuan dan langsung mencabut kabel itu. Hal yang Yeonjun lakukan pun, membuat Jihyo sangat terkejut.
Aktivitas gamenya benar-benar terhenti, membuat Jihyo melepaskan headset gaming dari telinganya dan mengamati laptopnya secara lamat-lamat. Akan tetapi, tidak kesalahan yang dapat ia temukan sebab ia mengerti soal laptop.
"Tetapi kenapa bisa? Astaga, kenapa aku diuji seperti ini? Aku sedang menaikkan Chart PK-ku," gumamnya frustasi.
Yeonjun benar-benar tidak bisa menutupi kebahagiaannya, saat melihat sang kakak menderita seperti itu. Yeonjun sangat tahu, game sangat berharga, bagi lulusan jurusan ilmu komputer seperti kakaknya itu.
Lihat, Yeonjun kini tertawa terbahak-bahak sembari memegangi perutnya. Bagi pria yang sedang menimbah ilmu di Busan University jurusan seni musik, wajah kakaknya yang tengah frustasi sangat lucu.
Gadis yang tengah kebingungan dengan laptopnya yang tiba-tiba saja mati, langsung paham saat mendengar suara tawa. Ini pasti ulah dari adiknya yang titisan iblis pengganggu. Buru-buru, Jihyo mengamati adiknya yang sedang puas-puasnya menertawai dirinya.
Sembari menggelengkan kepalanya, Jihyo lalu berkata, "Wah, kau benar-benar adik yang kurang ajar!"
Alhasil, Yeonjun menghentikan tawanya, walau sesekali ia masih tertawa dan kadangkala, air matanya langsung menetes.
"Aku tidak bermaksud, Kak. Kau yang memaksaku melakukannya. Sejak tadi, aku memanggilmu!" balas Yeonjun yang mencoba serius kala Jihyo memulainya.
Jihyo pun berdecak lalu berkacak pinggang. "Kau bisa tunggu aku selesai! Aku sedang menaikkan Chartku! Akan kubunuh kau jika Chartku yang berada diposisi kedua langsung turun!" ancam Jihyo, tetapi tidak mempengaruhi Yeonjun sama sekali.
Dengan sombong, Yeonjun malah menumpu kedua tangannya. "Aku tidak peduli soal game ataupun chart-chart itu, sebab yang jelasnya! Minggu ini adalah tugasmu untuk mencuci pakaian! Seharusnya kau melakukannya, bukan malah berkutat pada game sampahmu itu!"
"Yak! Kau yang sampah! Berani-beraninya kau mengatakan game yang kumainkan adalah game sampah!" sarkas Jihyo yang tidak bisa menahan kemarahannya dan langsung menunjuk ke arah Yeonjun. "Coba katakan padaku, apa yang kau lakukan jika aku mengatakan musik buatanmu adalah musik sampah!"
"Yak! Berani-berani kau---"
"Maju selangkah, kau akan mendapatkan akibatnya, Tuan Shin Yeonjun!" Jihyo memperingati sembari mengambil pisau yang digunakannya untuk mengoles selai pada roti.
Alhasil, Yeonjun langsung tertawa---meraungi nasibnya yang berhadapan dengan gadis yang tidak lain adalah kakaknya sendiri. Dengan dramatis, Yeonjun tidak melangkah, ia malah mengambil langkah mundur, lalu berkata. "Apa kau mau membunuh adik tampanmu ini? Apa kau ingin memusnahkan populasi pria tampan sepertiku, Kakak Shin Yeonjun yang tercinta?"
Tanpa ragu, Jihyo mengangguk. "Adik yang kerjanya sebagai hama, lebih baik dimusnahkan saja," ucap Jihyo dengan datar---masih menyodorkan pisau yang sebenarnya tidaklah tajam, sebab fungsinya hanya mengoles selai, tetapi Yeonjun tidak tahu. Ia hanya tahu, pisau itu berkilau saat kedua matanya menatap pisau itu dengan lekat.
"Hahaha, kau lucu sekali, kakakku. Ini masih pagi. Tarik napas dulu, lalu hembuskan," ucapnya dengan menyengir. Mencoba untuk menetralkan suasana, tetapi Jihyo tidak berpengaruh.
'Sial, aku akan mati jika berlama-lama di kandang ini,' batin Yeonjun.
"Ayolah, kakak. Aku di sini hanya ingin mengatakan, kau harus mencuci pakaian. Hanya itu, dan akan aku colok kembali kabel itu," ujar Yeonjun. Pria itu benar-benar melakukannya sembari mendumel di dalam hati. 'Kapan-kapan, aku akan mencolok kedua matamu, juga!'
Yeonjun pun, kini menyelesaikan masalah itu. Akan tetapi, Jihyo tidak puas dan masih kesal. "Kau membuat suasanaku menjadi hancur, Yeonjun. Dalam hitungan sampai tiga! Aku ingin kau menghilang dari pandanganku, atau tidak …." Sambil menatap licik dan memegang pisau itu dengan hati-hati.
Alhasil, Yeonjun langsung merinding. "Kau benar-benar tidak waras!"
"Satu!"
"Iya, aku pergi!"
"Dua!"
Pintu kamar pun langsung tertutup sebelum Jihyo melempar pisau itu, karena kesal.
Sungguh, Jihyo amat kesal dengan Yeonjun yang mencabut kabel yang terhubung untuk mengisi daya laptopnya.
Bagi banyak orang, mungkin menganggapnya sangat labil, tetapi sebenarnya bukan tanpa alasan. Game The Story Adventure bukanlah game virtual dengan petualangan menuntaskan misi seperti game pada umumnya. Lebih pada itu! Manalagi, saat ia yang sedang menjalankan misi dan jika keluar begitu saja, peringkatnya yang berada di nomor urut 2 pada server game bisa saja turun dan parahnya, ia harus mengulang dari misi pertama untuk naik level. Sungguh, ia tidak bisa membayangkan.
Apalagi, berada diposisi itu tidaklah mudah. Mengingat, pemainnya bukan hanya berasal dari Korea Selatan, tetapi Jepang dan China juga masuk dalam kategori. Bahkan, Jihyo tidak bisa melupakan, jika hanya ialah pemain wanita yang masuk dalam 20 besar dan menyabet peringkat kedua.
Bukankah itu sangat mengagumkan?
Sungguh, ia jengkel dengan adiknya yang tidak tahu apa-apa, tetapi menghina begitu saja, padahal ia sama sekali tidak pernah memulai dengan menghina bidang sang adik yang suka pada musik.
"Kenapa aku harus menjadi Kakakmu?" tanyanya pada diri sendiri seraya mengamati layar laptopnya yang kini menyala.
Dan tidak lama ….
"Kak! Kau harus mencuci pakaian!"
"Enyahlah kau Shin Yeonjun!"
***
Seorang pria dengan pakaian kasual serba hitam, memberikan amatan pada seseorang yang sedang memberikan penjelasan dengan bantuan proyektor. Kedua alis itu sontak terangkat sempurna, dengan ekspresi tajam dan terus fokus pada amatan.
Namun, helaan napas yang lolos begitu saja, membuat semua orang yang mengikuti rapat langsung menoleh, termasuk yang membawa presentasi.
"Apa Bos ingin mengatakan sesuatu?"
Pria dengan gigi kelinci itu kembali menghela napas, lalu menatap sang pembawa presentasi dengan datar. "Pembaruan untuk The Story Adventure akan dibahas setelah penerimaan magang selesai."
"Akan tetapi Bos, penerimaan---"
"Fokus pada sistem keamanan data saja dan penerimaan magang. Hal-hal yang berhubungan dengan magang pun, sudah dibahas pada sebelumnya. Aku kira, kalian sudah mengerti?" pangkasnya saat seseorang menyelanya.
Seorang pria yang melakukan presentasi sontak berpikir, lalu mengangguk paham. "Baiklah, Bos. Kami akan melaksakannya. Lagipula, aku hanya menyampaikan kelebihan dan kekurangan dari The Story Adventure, selama setahun diluncurkannya ke pasar game!" ucap pria itu yang bernama Hui Tae Kyung.
Pria yang dipanggil bos itu adalah Choi Jeon Kook. Pria dengan usia yang masih muda, tetapi memiliki pesona yang menawan dan segudang prestasi di bidang IT. Semua orang tentu mengenal pria, setelah meluncurkan game bertajuk petualangan dan peperangan yang menyita perhatian komunitas game selama setahun ini.
Pria itupun mengangguk, lalu berdiri dari kursinya, membuat semua orang pun ikut berdiri.
"Pembahasan hari ini selesai, dan lanjutkan pekerjaan kalian!"
Tbc.
Halo semuanya, aku up. Bagaimana menurut kalian? Apa gambarannya sudah kelihatan?😶 maaf kalau nggak ngefeel😶
Semoga suka dan terhibur, ya. Jangan lupa diberi apresiasi dengan menekan tombol vote dan memberikan komentar. Sungguh, itu sangat berguna untuk keefektifan berjalannya cerita ini.
Oh iya, jangan lupa follow aku di IG : Juwitaaa_nrp
Tertanda,
Jnurpriyanti18❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top