Bab 23 : Masa Lalu Jaehyun
Jung Jaehyun lahir di Korea Selatan, tepat tujuh belas tahun silam. Ia dibesarkan di Seoul dan masih tinggal bersama kedua orang tuanya saat itu. Memiliki ayah seorang pebisnis besar, membuatnya harus rela berpindah-pindah sekolah sejak umur enam tahun hingga akhirnya, sebelum lulus dari sekolah dasar, ia terpaksa pergi jauh ke Amerika. Tepatnya di negara bagian Connecticut. Usaha ayahnya yang berkiprah di taraf internasional mewajibkan Jaehyun kecil harus beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas. Di usianya yang ketujuh tahun, ia mulai fasih berbahasa Inggris. Dan ia mendeklarasikan dirinya sebagai Jeffrey.
Selama tinggal di Amerika, Jaehyun membangun banyak interaksi sosial. Ia menikmati kehidupan remajanya yang menyenangkan. Tak butuh waktu lama bagi seorang Jaehyun untuk membiasakan diri dan menggaet banyak teman, termasuk seorang gadis Korea-Amerika bernama Kim Yeri. Mereka dekat sejak duduk di bangku sekolah dasar. Selain itu, lokasi tempat mereka tinggal juga berdekatan. Terlebih, berasal dari background budaya yang sama membuat hubungan mereka semakin dekat. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk memasuki sekolah menengah atas yang sama pula.
Kenal Yeri selama kurang lebih enam tahun, membuat Jaehyun hapal akan kebiasaan gadis itu. Yeri suka sekali fast food, meskipun itu tidak sehat. Ia juga suka mengecat rambutnya menjadi warna yang cerah setiap kali mood-nya memburuk. Yeri adalah gadis yang cantik. Ia juga sering tertawa, menghibur Jaehyun kapan pun anak itu bersedih. Bagi Jaehyun, Yeri adalah hartanya yang paling berharga. Orang spesial dalam hidupnya yang bisa mengubah sosoknya yang kesepian menjadi lebih bahagia. Di balik kesuntukannya tinggal di Amerika, Kim Yeri adalah malaikat penolong yang berhasil menyelamatkan kebosanan dan kerinduannya akan tanah kelahirannya.
Hingga tiba suatu ketika, Jaehyun menyadari bahwa perasaannya pada Yeri berbeda. Ia jatuh terlalu dalam pada pesona gadis itu. Ia tidak suka melihat gadis itu terluka, menangis, atau dekat bersama orang lain dan mengabaikannya, terutama laki-laki. Jaehyun pasti akan cemburu.
Ia pun memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya tepat pada ulang tahun Yeri yang ke-16. Ya, setahun yang lalu. Jaehyun merasa senang ketika Yeri—tanpa banyak berpikir—langsung menerima cintanya dan mereka pun berpacaran. Sayangnya, tak begitu lama. Sejak Yeri putus kontak setelah mereka baru dating selama enam bulan, Jaehyun benar-benar tertekan. Berulang kali ia menghubungi Yeri, tetapi tak ada balasan. Bahkan, nomor ponselnya sudah tidak aktif lagi. Yeri dan keluarganya pun sudah pindah tempat tinggal. Ketika Jaehyun bertanya pada tetangganya, atau orang tuanya, satu pun di antara mereka tidak ada yang tahu di mana keberadaan gadis itu. Yeri benar-benar lenyap dan yang tersisa hanyalah kenangan mereka selama enam tahun enam bulan belakangan ini.
Untuk menghapus segala kenangannya bersama Yeri, Jaehyun meminta untuk kembali pulang ke Korea Selatan. Kebetulan urusan perusahaan yang dirintis ayahnya di Amerika berjalan dengan lancar dan sudah bisa dikelola oleh tangan kanan-nya sehingga Jaehyun sekeluarga terbang pulang ke Seoul.
Dan di sinilah Jaehyun memutuskan untuk menjadi dirinya yang baru. Yang lepas dari bayang-bayang Yeri.
Hatiku agak nyeri ketika Jaehyun mengatakan bahwa alasannya dulu mendekatiku adalah untuk mengalihkan rasa kesalnya terhadap Yeri. Jaehyun ingin menjalin hubungan bersama gadis lain—yaitu aku—supaya Yeri benar-benar terhapuskan dari ingatannya. Tentu saja, enam tahun adalah waktu yang sangat lama bagi Jaehyun dalam membangun perasaannya. Walaupun cuma berpacaran selama enam bulan, kenangan demi kenangan selama enam tahun itu tak dapat Jaehyun lupakan. Dengan kata lain, aku adalah pelarian.
Terjawab sudah. Saking kecewanya, aku tak dapat bereaksi apa-apa setelah Jaehyun mengungkap fakta ini. Rasa nyeri di dadaku begitu dahsyat. Dan kini, aku mempertanyakan apakah ia sungguh-sungguh ingin melanjutkan hubungan kami? Apa sekarang ia terbebas dari bayang-bayang Yeri? Apa metodenya yang terbilang jahat ini berhasil meredam memori lama yang sengaja ingin ia pendam dalam-dalam?
"Dua bulan lalu. Semua berawal dua bulan yang lalu. Hari ketika festival teater digelar. Apa kau ingat? Saat itu aku tidak enak badan."
Ingatanku melayang ke kejadian hari itu, hari di mana aku meminjamkan sweater kesayanganku pada Jaehyun.
"Aku mendapat pesan singkat dan beberapa panggilan masuk dari nomor tak dikenal."
Aku sudah bisa menebak siapa yang ia maksud. Kim Yeri. Gadis itu setelah menghilang hampir satu tahun, kini kembali lagi dan menghubungi Jaehyun. Yeri meminta maaf karena ia pergi tanpa memberikan kabar apapun. Alasannya, gadis itu malu.
"Dia bilang, keluarganya hancur. Ayah dan ibunya berpisah. Ibunya membawanya kabur ke New York tak lama setelah sidang perceraian. Aku pikir, selama ini ia gadis ceria seperti kelihatannya. Tapi, dia menyimpan banyak hal menyedihkan yang tidak ingin ia bagikan pada orang lain." Jaehyun mendesah panjang di tengah-tengah penjelasannya. Hari semakin larut, namun pembicaraan kami tetap berlanjut seakan tiada hari esok.
"Tak lama sejak mereka tinggal di New York, ibunya sakit keras. Yeri harus merawat ibunya dan mati-matian bekerja part time untuk biaya perawatan dan pembelian obat. Menyerah pada hidup yang sesulit itu, ia menghubungi ayahnya yang sudah menikah lagi. Yeri meminta bantuan ayahnya untuk memberikan biaya perawatan ibunya. Tapi sebagai konsekuensinya, Yeri harus mau tinggal dan mengikuti segala perintah dari ayahnya yang otoriter."
Tentu saja. Uang bukan segalanya, tetapi segalanya butuh uang. Kalau aku berada di posisi Yeri, aku juga pasti merasa stres karena tak bisa membantu pengobatan ibuku sendiri. Apalagi hanya beliau lah satu-satunya keluarga yang Yeri miliki.
"Ketika itu, usaha ayahnya di ambang bangkrut. Yeri dipaksa ayahnya untuk menjalani pernikahan politik. Ia tak punya pilihan lain karena kalau tidak menurut, biaya perawatan ibunya yang sakit keras akan diberhentikan. Ia pun menyetujuinya dan terpaksa ditunangkan dengan orang yang seharusnya ia panggil 'Paman'."
Bahkan pernikahan politik yang biasanya aku temukan di komik dan di novel, betulan ada di dunia nyata. Gadis itu pasti sangat menderita.
"Namun, entah keberuntungan atau kesialan, calon suaminya itu terlibat penyelundupan barang ilegal dan ayahnya tertangkap basah atas kasus korupsi di anak perusahaan yang ia pegang. Ayahnya masuk penjara dan tak lama setelah itu, ibunya yang sudah sakit tak lagi mendapat pengobatan dikarenakan biaya yang tak lagi mengalir. Yeri mencari cara untuk bertahan hidup, ia bahkan menjual diri agar bisa mendapatkan uang. Tapi, lagi-lagi kemalangan menimpanya. Ibunya tak terselamatkan karena kondisinya yang sudah sangat parah. Yeri pun tinggal sendirian. Ibu tirinya tak peduli sama sekali padanya karena ia menikahi ayahnya cuma karena berkedok harta."
Aku ikut prihatin akan apa yang menimpa Yeri. Bukankah seharusnya hati Jaehyun sangat terpukul mendengar kabar itu? Kabar mengenai gadis yang sangat ia cintai. Aku sudah sangat pasrah. Aku lega karena Jaehyun mau terbuka padaku. Tapi di sisi lain, aku menyesal telah mendengar semua ucapannya malam ini.
Dan bodohnya aku, meskipun tahu akhirnya akan sakit hati, aku tetap bertanya satu hal padanya. "Apa kau akan kembali padanya, Jaehyun?"
Satu jawabannya, yang bahkan masih terngiang di kepalaku, membuatku tidak bisa tidur. "Entahlah, kalau kau jadi aku, bagaimana?"
Kalau kau jadi aku, bagaimana? Bukan jawaban pasti. Jawaban yang menggantung dan membuat otakku tidak bisa berhenti memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada. Jika aku menjadi Jaehyun, mungkin aku akan memilih untuk merangkul Yeri. Mengembalikan kehangatan yang seharusnya gadis itu dapatkan sejak dulu. Memberinya semangat dan dukungan untuk tetap hidup dengan semestinya. Tetapi, itu tidak akan mungkin terjadi jika Jaehyun benar-benar telah melabuhkan hatinya padaku. Jadi, manakah pilihanmu yang sebenarnya, Jaehyun?
Kau membuatku bingung.
***
Sekarang aku tahu alasan mengapa wajah Jaehyun terlihat pucat dan ia menjadi sangat pendiam, juga kantung mata yang kian hari kian menghitam. Tentu saja ia bingung bagaimana harus menghadapi masa lalunya yang tiba-tiba kembali. Begitu pun aku. Mataku merah dan kantung hitam seperti panda ini mulai muncul akibat aku terjaga semalaman. Semua karena hubungan yang abstrak dan tak tentu arah antara aku dan Jaehyun.
Sepanjang malam, aku terus penasaran, apa yang Jaehyun pikirkan tentang hubungan kami? Apakah kami akan segera putus mengingat Jaehyun yang sebenarnya masih menyimpan perasaannya pada Yeri? Apa aku akan ditinggalkan begitu saja? Apa yang harus aku lakukan?
Apa sebaiknya aku merelakan Jaehyun kembali dengan Yeri?
Ah, kenapa hatiku rasanya sakit sekali? Sepertinya, aku juga sudah mulai menyukai Jaehyun. Aku bahkan tak bisa membayangkan bagaimana hidupku tanpanya. Itulah mengapa, seharusnya sejak awal aku tidak terlibat dalam sebuah hubungan yang dinamakan cinta. Cinta-cintaan adalah hal paling tricky dan kejam yang pernah ada.
"Jadi, selama ini dugaanku benar? Dia hanya main-main saja."
Kupikir aku sudah menemukan orang yang tepat. Bahkan Kak Jin mengizinkan Jaehyun mendekatiku. Aku tidak percaya. Semua itu hanya skenario "pelarian" yang ia buat.
Tapi kenapa? Sulit bagiku untuk menerima fakta ini. Aku tidak ingin melepaskan Jaehyun begitu saja. Aku ingin dia tetap menjadi milikku. Mungkin aku egois. Bukankah menjadi egois itu sah dalam cinta? Aku tidak merasa diriku salah. Lagi pula, Jaehyun yang memulai semuanya.
Ya Tuhan, kenapa aku jadi seperti ini? Sungguh aku merasa bukan menjadi diriku yang asli. Seperti ada setan yang menguasaiku, yang menuntunku ke pikiran-pikiran negatif.
Hanya ada satu jalan agar aku bisa memutuskan langkah selanjutnya.
"Aku harus menemui gadis bernama Yeri itu untuk tahu, apakah ia dan Jaehyun masih layak untuk bersama."
***
Tbc
Welcome, problem!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top