Epilog

Di sebuah cafe tampak 3 orang yang sedang merayakan ulang tahun teman mereka.

Bukannya senang, tetapi yang berulang tahun hanya menatap datar ketiga orang temannya.

"Sudah berapa kali kubilang kalau tidak usah mengingat ulang tahunku." Gerutunya.

"Lalu kenapa kau datang kemari Alfiana?" Tanya Ella sedikit menyipitkan matanya.

"Karena orang bodoh di sebelahku ini yang memaksaku datang kemari." Tukas Alfiana sambil menunjuk Aldo yang memasang senyum tidak bersalah.

"Ho~ kudengar kemarin Aldo menyatakan perasaannya padamu? Kau menerimanya?" Tanya Ella penasaran.

"Benarkah? Aku juga penasaran kau menjawab apa?" Ujar Raymond sambil memberi tatapan 'skakmat'.

Dalam sekejap Alfiana langsung memerah, Aldo berusaha tidak tertawa melihat wajah kekasihnya ini.

Karena merupakan salah satu keajaiban kalau Alfiana tersipu.

Alfiana selalu memasang raut wajah yang tidak dapat diterka, merupakan sesuatu yang lucu saat melihatnya blushing.

"Tidak aku tidak menjawabnya." Sangkal Alfiana sambil membuang muka.

"Masa? Benarkah yang dikatakan Alfiana?" Tanya Ella pada Aldo.

"Dia berbohong. Dia mengatakan aku juga menyukaimu." Kalimat yang terakhir sengaja dipelankan, karena kalau Alfiana mendengarnya bisa tamat riwayat Aldo.

"Seseorang seperti Alfiana mengatakan hal itu? Sayang sekali aku tidak bisa mendengarnya secara langsung." Kata Ella yang langsung membuat Alfiana menatapnya tajam.

"Sudahlah lupakan hal itu, kita datang kesini untuk makan kan?" Ucap Aldo dengan mata berbinar-binar saat melihat banyaknya makanan yang tersedia.

Padahal mereka hanya berempat, tapi makanan di meja bisa di makan oleh 20 orang ke atas. Mungkin persiapan yang dibuat oleh Alfiana ini terlalu berlebihan.

"Yang ada di pikiranmu hanya makan saja." Cibir Raymond.

"Semua manusia perlu makan." Tukas Aldo.

"Ok, sekarang tiup lilinnya Alfiana dan jangan lupa untuk make a wish." Suruh Ella.

"3, 2, 1." Kata Raymond sambil menghitung mundur.

Fuh

Alfiana meniup lilin itu sambil membuat permohonan.

"Nuah kauh memohhon apaa?" Kata Aldo yang sedang mengunyah makanan.

"Tidak sopan tahu." Cibir Raymond.

Plok

Yang barusan dilakukan Aldo bisa saja membahayakan nyawanya. Dia melempar telur di kepala Alfiana yang duduk di sebelahnya.

Mereka berempat sedang duduk berhadapan, Raymond dan Ella langsung menatap horor pada Aldo yang melakukan hal tersebut.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu? Bukankah sudah terlalu mainstream melempar telur pada yang berulang tahun?" Ucap Aldo dengan polosnya.

"Masalahnya bukan itu, tapi orang yang kau lempari." Kata Ella pelan.

"ALDO KEMARI KAU!!" Bentak Alfiana sambil mengejar Aldo yang sudah duluan kabur.

Sedangkan Ella dan Raymond hanya tersenyum melihat mereka berdua. Setidaknya Alfiana yang lama telah kembali.

****

"Alfi, permohonan apa yang kau buat tadi?" Tanya Ella pada Alfiana yang sedang mengeringkan rambutnya.

Setelah peperangan dengan Aldo, Alfiana harus mandi 2 kali agar bau telur menghilang dari rambutnya.

"Yang kuharapkan?" Gumam Alfiana pelan.

'Semoga kalian tidak membiarkanku sendirian lagi.'

****

Hai Stella disini! *ya iyalah terus siapa lagi?!*

Ok cerita ini sudah tamat dan aku tahu masih banyak yang perlu diperbaiki.

Karakter seperti Alfiana merupakan challenge tersendiri untukku, karena baru pertama kali aku membuat cerita dengan tokoh utama seperti dia.

Dan mungkin cerita ini akan ku revisi sebentar.

Nggak perlu banyak bacot lagi, terima kasih banyak bagi kalian yang sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita ini.

Minggu 8 Januari 2017

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top