Bagian 6 : Awal Masalah

Flashback on

"Alfi!" Panggil seseorang.

Gadis yang dipanggil menoleh ke asal suara. Rupanya dia terlalu banyak berpikir sehingga sedari tadi dipanggil, dia tidak memedulikannya.

"Ella sudah berapa lama kau memanggilku?" Tanya Alfi polos.

"Sudah dari tadi." Jawab Ella sambil menahan tangannya untuk tidak menjitak bestfriendnya ini.

"Hm, kenapa kau memanggilku?" Kata Alfi kemudian melanjutkan kegiatannya yaitu
-membaca novel-.

"Pasti kau sedang menyusun kalimat agar tidak blushing di depannya kan?" Ucap Ella yang langsung membuat Alfi menatapnya tajam.

"Kita ada di kantin, bagaimana kalau ada orang yang mendengarnya!" Bentak Alfi sambil menutup mulut Ella.

"Jangan terlalu serius, let it flow." Saran Ella sambil sedikit meniru lagu let it go.

"Akan kulakukan dengan caraku sendiri." Tukas Alfi.

****

"Raymond, aku menyukaimu." Entah sudah semerah apa wajah Alfi saat mengungkapkan perasaan, yang sudah lama dipendamnya pada sahabatnya ini.

Raymond Frews, adalah teman baik Alfi sejak sd. Sd, smp, maupun sma mereka selalu satu sekolah. Walaupun untuk sma mereka berbeda kelas dan jurusan.

Alfi menyukai Raymond sejak sma, beberapa kali saat bersamanya jantung Alfi berdegup kencang tak karuan.

Padahal waktu sebelum tidak seperti itu, namun lama-kelamaan ada rasa kalau Alfi ingin Raymond lebih dari sekedar teman.

Sekarang ini mereka berada di sebuah taman, yang selalu dilewati saat pergi ke sekolah. Mereka duduk bersebelahan, namun keduanya sengaja saling memberi jarak.

"Aku sudah tahu." Ucap Raymond pelan.

"Maksudmu?" Tanya Alfi.

"Sejak masuk sma, kau sudah menyukaiku kan? Melihat dari caramu berbicara aku sudah tahu." Jawab Raymond yang langsung membuat Alfi sedikit gugup.

"Ja-jadi k-kau sud-sudah lama mengetahuinya?" Tanya Alfi sedikit tergagap.

"Ya. Tapi sayangnya aku tidak punya perasaan yang sama padamu." Ucap Raymond.

"Tapi, kau kan pernah bilang kalau kau menyukaiku!" Nada suara Alfi sedikit naik.

"Jangan salah sangka, aku hanya mempermainkanmu saja. Memanfaatkan kebaikanmu itu sungguh menyenangkan." Kata Raymond tanpa rasa bersalah.

"Kau..." Geram Alfi pelan.

"Terima kasih telah memberikan nomor handphone Ella, kau tahu aku menyukainya. Dan berkat kau, sekarang aku sudah dekat dengannya. Kau memang sahabat yang mudah untuk dimanfaatkan." Tukas Raymond.

PLAK

Satu tamparan mendarat di pipi Raymond. Air mata telah keluar dari mata Alfi, dan  setelah menampar Raymond dia berdiri dan berusaha agar bisa terlihat kuat di depan Raymond.

"Kau memang laki-laki yang licik, semoga kau tidak mencampakkan Ella sepertiku." Kata Alfi kemudian pergi meninggalkan Raymond.

****

"Alfi!" Panggil seseorang yang sangat dikenalnya.

Mengingat kejadian yang kemarin membuatnya sangat sakit hati.

'Jangan menilai orang dari luar.' Batin Alfi.

"Ada sesuatu yang ingin kubicarakan dan ini sangat serius." Kata Ella sambil menghindari kontak mata dengan Alfi.

"Bicarakan saja di sini, anggap saja tidak ada orang selain kita berdua." Tukas Alfi.

"Kemarin malam Raymond bilang kalau dia menyukaiku, kupikir terjadi sesuatu diantara kalian." Ucap Ella.

"Terima saja. Lagipula aku sudah tidak peduli padanya, lebih tepat kalau aku sangat membenci pria licik berengsek itu!"

Flashback off

"Jadi masalahnya sampai seserius itu? Lalu kenapa kau menerima cinta Raymond?" Tanya Aldo penasaran.

"Raymond mengancamku, dia bilang kalau dia akan menyakiti Alfi kalau aku tidak menerimanya." Jawab Ella yang langsung membuat Aldo bungkam.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedari tadi menyimak pembicaraan serius mereka.

Senin 2 Januari 2017

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top