Bagian 4 : Kesan Pertama
"Tempat makan selain kantin, di mana?" Tanya Aldo sambil mengeluarkan tempat makanannya dari tas.
"Kalau kau suka, di atap." Saran Alfiana.
"Hm, baiklah." Kata Aldo setuju.
****
Alfiana paling menyukai saat berada sendirian di atap. Dia bisa melakukan sesuatu tanpa dikritik orang.
Tapi kali ini dia tidak sendirian, karena dia ditemani Aldo yang sekarang ini tengah makan bersamanya.
"Teman-teman di kelas sepertinya kurang suka padamu. Kau pembuat masalah ya?" Tanya Aldo yang hampir saja membuat Alfiana tersedak mendengarnya.
"Bisa ya, bisa juga tidak." Kata Alfiana kemudian meneguk air mineral pemberian Aldo.
"Tinggimu melewati kebanyakan gadis di luar sana, memangnya kau makan apa?" Tanya Aldo dengan polosnya.
"Kau itu orang yang berisik." Gerutu Alfiana berusaha menahan amarahnya.
"Menurutku kau itu gadis yang menarik. Jujur saja saat pertama kali melihatmu, ada perasaan ingin mengenalmu lebih jauh." Ucap Aldo dengan polosnya yang membuat wajah Alfiana sangat merah layaknya kepiting rebus.
"Aldo kau itu berisik sekali sih!" Bentak Alfiana kemudian menjitak kepala Aldo.
Alfiana juga tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang telah merah padam. Saat ini, Aldo berusaha menahan tawa terbahak-bahaknya.
"Aku hanya bercanda kok. Lihat wajahmu merah padam tuh." Ejek Aldo.
"Tch." Sebelum meninggalkan Aldo sendirian di atap, Alfiana mendecih pelan kemudian melenggang pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Mungkin bercandaku terlalu jauh. Padahal tadi aku sangat serius." Gumam Aldo pelan seraya memandang Alfiana pergi.
Tanpa Aldo ketahui Alfiana tersenyum. Senyum yang sudah lama dia tidak perlihatkan kepada orang-orang terdekatnya.
****
"Bagaimana Alfiana, apa dia membuat masalah di hari pertamanya?" Tanya kepala sekolah kepada Alfiana yang tengah memandangnya jengkel.
"Dia berisik. Sangat BERISIK." Kata Alfiana dengan penuh penekanan di akhir kalimatnya.
"Benarkah? Di sekolah lamanya dia sangat pendiam." Jelas kepala sekolah.
"Mungkin di depan bapak dia itu malaikat." Gumam Alfiana pelan.
"Kau bilang apa tadi?" Tanya kepala sekolah karena mendengar Alfiana seperti menggumamkan sesuatu.
"Tidak pak. Kalau begitu aku permisi dulu." Ucap Alfiana kemudian pergi meninggalkan kepala sekolah yang sedang menatapnya heran dari belakang.
"Tidak biasanya sikapnya jadi seperti ini. Apa dia sakit?"
****
"Tadi kau pergi kemana?" Tanya Aldo pada Alfiana yang sedari tadi tidak pernah melihat wajahnya saat berbicara.
"Tadi aku pergi ke kantor kepala sekolah." Jawab Alfiana masih membuang muka.
Sekarang mereka berdua sedang berjalan berkeliling karena Aldo ingin segera menghafal letak-letak ruangan di sekolah ini. Awalnya Alfiana menolak, tapi Aldo berhasil memaksanya.
Entah Aldo melakukan sebuah trik, atau guna-guna untuk memaksa Alfiana.
Kemudian Alfiana melihat mereka. 2 orang yang paling ingin dihindarinya.
"Ayo kita ambil jalan memutar saja." Kata Alfiana pelan.
Terlambat.
"Hey Alfiana." Panggil Ella.
"Kau tahu kan kalau aku sedang tidak ingin bicara denganmu?" Tukas Alfiana sedikit jengkel.
"Ayolah, lihat siapa yang bersamaku. Kita bisa bicara baik-baik untuk mengakhiri masalah ini." Kata Ella sambil menggandeng tangan seorang laki-laki yang terlihat enggan dengan kelakuan Ella.
"Raymond kau sudah janji." Bentak Ella.
"Ya, ya, ya. Terserah padamu saja." Kata laki-laki yang bernama Raymond ini.
"Eh? Siapa yang disebelahmu Alfiana?" Tanya Ella yang baru menyadari kalau ada Aldo yang memperhatikan mereka dari tadi.
"Dia itu-"
"Pacar. Dan perkenalkan namaku Orlando Reynand. Maaf tapi kami banyak urusan." Potong Aldo kemudian menarik
-menyeret- Alfiana untuk ikut bersamanya.
Rabu 28 Desember 2016
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top