*9
"Hye Ri?"
Kim Hyun Sung langsung menerobos masuk ke dalam kamar Lee Hye Ri dan menemukan gadis itu sudah terduduk lemas di atas lantai. Wajahnya terlihat pucat, tatapan matanya kosong, dan tubuhnya gemetar.
"Kau baik-baik saja?" tegur Kim Hyun Sung cemas. Pemuda itu mendekat lalu menyentuh pipi Lee Hye Ri agar gadis itu bersedia menatapnya. "Hye Ri?"
Gadis itu mengerjapkan kedua matanya dan tampak sedang berusaha keras membuat dirinya terlihat baik-baik saja.
"Laki-laki itu sudah pergi, tenanglah," ucap Kim Hyun Sung seraya menarik kepala Lee Hye Ri ke dalam dekapannya. "Kau sudah aman sekarang." Dia mengusap rambut panjang nan kemerahan milik gadis itu dengan gerakan lembut.
Lee Hye Ri memejamkan kedua matanya, berusaha mengusir segenap rasa takut yang masih bersarang di dalam dadanya. Pelukan hangat Kim Hyun Sung membuat perasaannya mulai membaik perlahan-lahan.
"Semua akan baik-baik saja," bisik Kim Hyun Sung lalu mengecup puncak kepala gadis itu.
"Kumohon jangan katakan apapun pada Paman dan Bibi." Lee Hye Ri mendongakkan kepala dan menatap Kim Hyun Sung penuh permohonan. Kedua tangannya menggenggam lengan kanan pemuda itu kuat-kuat.
Kim Hyun Sung mengangguk setuju. Sungguh, dia tidak pernah menduga jika pertemuan mereka dengan laki-laki pemabuk itu akan berbuntut masalah bagi Lee Hye Ri. Selama ini Kim Hyun Sung hanya tahu jika Lee Hye Ri trauma pada adegan kekerasan saja, nyatanya ada hal lain yang membuat gadis itu ketakutan.
"Bagaimana kalau kita makan sekarang? Aku kelaparan," ucap Kim Hyun Sung memecah keheningan. Dia harus bergegas menetralkan kembali suasana hati gadis itu secepat mungkin.
Meski Lee Hye Ri merasa sudah lebih baik dari sebelumnya, namun gadis itu terlanjur kehilangan selera makannya. Bahkan dia terlihat enggan menyentuh makanan yang tersaji di atas meja. Untuk sesaat tadi dia sangat mencemaskan Kim Hyun Sung yang belum makan sejak siang, tapi sekarang justru dirinyalah yang perlu dicemaskan.
"Kau mau makan sesuatu yang lain?" tawar Kim Hyun Sung demi melihat gadis di hadapannya. "Aku akan menyuruh Bibi untuk menyiapkan makanan ..."
"Tidak perlu," cegah Lee Hye Ri seolah baru saja kembali dari lamunan panjangnya. Gadis itu lekas menyuapkan sendok ke dalam mulutnya. Terlihat sekali jika dia sedang memaksakan diri.
Kim Hyun Sung menarik napas dalam-dalam melihat perangai aneh gadis itu. Lee Hye Ri terlihat lebih baik dari saat mereka tiba di rumah beberapa waktu yang lalu, tapi dia belum 'baik-baik saja'. Sepertinya tidak mudah bagi gadis itu melupakan kejadian tadi.
"Bagaimana kalau kita menonton film setelah makan malam?" usul Kim Hyun Sung mencari sesuatu untuk mengalihkan pikiran Lee Hye Ri. Menonton film kartun atau petualangan mungkin akan membuatnya melupakan laki-laki pemabuk yang mereka temui di jalan tadi.
Lee Hye Ri menurut seolah tak punya pilihan lain. Dia tahu Kim Hyun Sung sedang berusaha keras untuk membuat dirinya baik-baik saja dan memang kehadiran pemuda itu di sisinya lah yang dibutuhkan Lee Hye Ri sekarang. Bukan film kartun atau sejenisnya.
"Baiklah, apa yang akan kita tonton sekarang?" tawar Kim Hyun Sung sesaat setelah mereka berpindah ke ruang tengah. Pemuda itu sedang sibuk memilih film yang tersimpan di dalam laptop milik Lee Hye Ri. "Kau mau menonton Frozen lagi?" Kim Hyun Sung menoleh ke arah tempat duduk Lee Hye Ri dan dia menemukan gadis itu mengangguk setuju. Padahal mereka sudah menonton film itu lebih dari sepuluh kali. Sebenarnya Kim Hyun Sung tak pernah benar-benar mengikuti jalan cerita film itu, tapi demi Lee Hye Ri dia akan bertahan duduk di depan laptop untuk menemaninya.
Lee Hye Ri lekas menyandarkan kepalanya ke pundak Kim Hyun Sung ketika pemuda itu duduk di sisinya usai memilih film yang akan mereka tonton.
"Apa kau masih takut?" tanya Kim Hyun Sung sembari mengusap kepala gadis itu.
Lee Hye Ri menggumam lirih sambil menggelengkan kepalanya dengan gerakan lemah.
"Kau tahu, kau sudah aman sekarang. Tidak ada yang bisa mengganggumu lagi," ucap Kim Hyun Sung untuk ke sekian kali guna menenangkan gadis itu.
Lee Hye Ri tahu jika semua akan baik-baik saja selama ada Kim Hyun Sung ada di sisinya. Namun, terkadang dia tak bisa mengendalikan perasaan takut seperti yang sesaat tadi menyerangnya. Karena laki-laki itu. Si pemabuk itu mengingatkan Lee Hye Ri pada seseorang.
"Kau tidur?" tegur Kim Hyun Sung dengan suara pelan.
Namun, tak ada satupun kata yang keluar dari bibir Lee Hye Ri. Rupanya gadis itu sudah jatuh tertidur.
Pandangan Kim Hyun Sung tiba-tiba tertumbuk pada lengan kanan Lee Hye Ri. Dulu saat pertama kali gadis itu datang ke rumahnya, lengan kanan Lee Hye Ri dibalut sehelai perban. Waktu belasan tahun telah berlalu, nyatanya luka itu masih meninggalkan bekas samar di sana. Di salah satu kakinya juga ada bekas luka kecil yang nyaris tak kentara. Mungkin juga ada bekas-bekas luka lain di bagian tubuh gadis itu yang tak terjangkau oleh mata Kim Hyun Sung. Kasihan dia, batinnya.
Apa kau bermimpi sesuatu? batin Kim Hyun Sung saat tatapannya menyusur ke wajah gadis itu. Pemuda itu tersadar jika kedua tangan Lee Hye Ri sedang erat memeluk lengannya seolah tak ingin Kim Hyun Sung beranjak pergi dari sisinya.
Apa kau sedang ketakutan? batin Kim Hyun Sung ketika mendapati kening Lee Hye Ri mengerut perlahan.
"Bukankah sudah ku katakan kalau kau aman sekarang?" bisik Kim Hyun Sung sambil menarik tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.
Let it go ... Let it go ...
Kim Hyun Sung jatuh tertidur tak lama kemudian. Lagi-lagi dia tidak menyimak jalan cerita film itu. Hanya saja samar-samar telinganya masih menangkap suara Elsa yang sedang bernyanyi sembari menebar keajaibannya.
•••
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top