*8

"Kau masih marah?" toleh Lee Hye Ri ke arah Kim Hyun Sung yang sedang memegang kemudi. Suasana kota Seoul mulai gelap dan mereka dalam perjalanan pulang sekarang. Dan semenjak mereka meninggalkan gedung YK Electronics, pemuda itu sama sekali belum membuka suara. Bahkan dia belum menyantap apapun sejak siang hari tadi. "Hyun Sung," panggil gadis itu seraya menarik lengan Kim Hyun Sung.

Namun, pemuda itu bergeming seperti sebelumnya. Bibirnya terkatup rapat seolah tak ingin mengatakan sesuatu, apapun itu. Sementara kedua matanya mengarah lurus ke depan seakan tak terpengaruh oleh rengekan Lee Hye Ri.

"Kim Hyun Sung!" Lee Hye Ri mengguncang lengan Kim Hyun Sung kuat-kuat demi menarik perhatian pemuda itu.

"Kita bisa kecelakaan kalau kau melakukan itu," tandas Kim Hyun Sung tak ingin balas menatap gadis di sampingnya meski hanya sebentar. Kalimatnya datar dan terkesan dingin. Jauh dari sifat Kim Hyun Sung yang biasanya.

"Apa kau tidak lapar?" tegur gadis itu berusaha mencairkan kebekuan di wajah Kim Hyun Sung. Dia tak lagi mengguncang lengan Kim Hyun Sung, tapi gadis itu masih belum melepaskan cekalan tangannya. "Bagaimana kalau kita makan sesuatu yang belum pernah kita makan?" usulnya kemudian sembari mengarahkan pandangan ke pinggir jalan yang dipenuhi dengan deretan restoran dan cafe.

Beberapa detik kemudian gadis itu kembali menoleh ke arah Kim Hyun Sung. Sama sekali tak ada jawaban yang keluar dari bibir pemuda itu seperti yang diharapkan Lee Hye Ri.

"Apa kau tidak lapar? Sejak tadi siang kau belum makan, Hyun Sung."

"Kumohon hentikan, Hye Ri. Aku sedang menyetir sekarang dan jangan menggangguku," tandas Kim Hyun Sung sambil menahan gejolak amarah yang membuncah ruah di dalam dadanya. Bayangan Kang Min Hyuk masih belum beranjak dari pikirannya dan ketakutan akan kehilangan gadis itu muncul bersamaan dengannya. Bagaimana dia bisa makan jika perasaannya dirundung gelisah bahkan sejak keluar dari restoran tadi siang?

Lee Hye Ri terdiam dan cekalan tangannya perlahan mengendur. Namun, tatap matanya yang sarat rasa tak percaya masih mengarah lurus ke wajah Kim Hyun Sung. Selama ini Kim Hyun Sung tidak pernah berkata kasar padanya, tapi semenjak keluar dari restoran tadi siang, sikap pemuda itu berubah dingin. Dan amarah terpancar kuat dari sorot matanya. Ada apa? batin Lee Hye Ri.

"Aku hanya mencemaskanmu," ucap gadis itu lirih. Tiba-tiba saja dia merasa canggung bahkan untuk sekadar menoleh ke samping.

Kim Hyun Sung menghela napas berat. Rasa bersalah mendadak muncul setelah gadis itu menyelesaikan kalimatnya. Bukan salah Lee Hye Ri jika Kim Hyun Sung merasa takut akan kehilangan dirinya.

"Apa kau masih marah karena pakaianku?"

Bodoh, batin Kim Hyun Sung kesal. Bahkan keberatannya perihal apa yang Lee Hye Ri kenakan sudah terlupakan begitu saja. Juga rencana mereka untuk pergi ke butik terdekat dengan kantornya.

"Aku tadi merasa bosan di rumah," Lee Hye Ri mencoba menjelaskan awal permasalahannya. Padahal bukan itu yang sedang dicemaskan oleh Kim Hyun Sung. "jadi aku pergi keluar dan berbelanja. Aku janji tidak akan melakukan kebodohan itu kalau kau tidak suka," imbuh gadis itu lagi.

"Sudahlah, Hye Ri. Aku baik-baik saja. Kita makan di rumah saja," ucap Kim Hyun Sung akhirnya.

"Hyun Sung ..."

"Aku baik-baik saja. Aku sudah tidak marah dengan pakaian itu. Aku hanya tidak suka kau terlalu akrab dengan Kak Min Hyuk," ungkap Kim Hyun Sung akhirnya. Bicara jujur pada Lee Hye Ri mungkin akan lebih baik karena gadis itu terlalu bodoh untuk bisa mengartikan gelagatnya.

"Kenapa? Kak Min Hyuk orang yang baik ..."

"Pokoknya jangan dekat-dekat dengannya," tukas Kim Hyun Sung setengah memaksa.

"Apa kau cemburu?" tanya gadis itu polos.

Kim Hyun Sung seketika menoleh ke arah Lee Hye Ri. Apa gadis itu tahu tentang perasaannya? Tidak mungkin! Gadis itu terlalu bodoh untuk bisa membaca pikiran orang lain.

"Hyun Sung, awas!"

Teriakan panik Lee Hye Ri memaksa Kim Hyun Sung harus menginjak rem tiba-tiba. Sial, batin pemuda itu kesal bukan kepalang. Nyaris saja dia menabrak seorang laki-laki berjaket lusuh di depan sana kalau saja Kim Hyun Sung terlambat menghentikan mobilnya. Tapi kenapa laki-laki itu mendadak menyeberang jalan seenaknya?

Kim Hyun Sung sibuk mengatur napas ketika laki-laki berjaket lusuh itu menghampiri jendela mobilnya. Usia laki-laki itu sekitar 50 tahun, penampilannya kacau, dagunya tampak ditumbuhi bulu-bulu kasar, dan aroma alkohol menguar kuat dari mulutnya ketika Kim Hyun Sung membuka kaca jendela mobilnya.

"Kenapa kau menghentikan mobilnya, hah?" tanya laki-laki itu dengan kasar. Dia mabuk berat.

Kim Hyun Sung tercekat mendengar pertanyaan laki-laki itu. Ah, tapi seorang yang mabuk tidak sadar dengan apa yang dikatakannya, pikir pemuda itu kemudian.

"Maaf, Paman ..."

"Harusnya kau bunuh saja aku," racau laki-laki mabuk itu. "Kau tahu, tidak ada gunanya aku hidup di dunia ini. Istriku pergi meninggalkan aku, jadi untuk apa aku hidup, hah?"

Kim Hyun Sung tertegun. Dia bahkan tidak tahu apa yang mesti dia ucapkan agar laki-laki itu segera menjauh dari mobilnya.

"Hei, mau kau bawa ke mana istriku, hah?!" teriak laki-laki itu tiba-tiba. Pandangan mata serta telunjuk tangan kanannya menunjuk ke arah Lee Hye Ri yang sedang duduk tegang di samping Kim Hyun Sung. Tubuh gadis itu gemetar karena takut.

"Dia bukan istrimu, Paman," ujar Kim Hyun Sung mencoba menyadarkan laki-laki mabuk itu.

"Tidak, dia istriku. Kau sudah mencurinya dariku!" Tiba-tiba laki-laki berjaket lusuh itu mencengkeram kerah kemeja putih yang membalut tubuh Kim Hyun Sung. Membuat pemuda itu kaget setengah mati. "Kembalikan dia padaku!"

Kim Hyun Sung merutuk dalam hati. Hari ini adalah hari terburuk dalam hidupnya.

"Tenang, Paman," ucap Kim Hyun Sung mencoba menenangkan laki-laki itu. Dia berusaha melepaskan cekalan laki-laki itu perlahan. "Gadis itu istriku, bukan istri Paman. Jadi kumohon biarkan kami pergi," bujuk Kim Hyun Sung.

"Tidak! Dia istriku, kembalikan padaku! Aku mencintainya." Tangis laki-laki itu mendadak pecah setelah Kim Hyun Sung berhasil membebaskan kerah kemejanya dari cekalan laki-laki itu.

Kim Hyun Sung terkejut dengan tingkah laki-laki itu dan merasa iba padanya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolongnya.

"Ini untuk Paman," ucap Kim Hyun Sung sembari mengulurkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya. Memang uang tak bisa menyelesaikan masalah, tapi setidaknya hanya itu yang bisa Kim Hyun Sung lakukan untuk membantunya. Meski mungkin laki-laki itu akan membeli minuman lagi.

Kim Hyun Sung menutup kaca jendela mobilnya dan segera tancap gas ketika laki-laki pemabuk itu sedang sibuk menghitung lembar-lembar uang dalam genggamannya. Tangis di wajahnya telah reda saat Kim Hyun Sung mengintip kaca spionnya.

"Kau baik-baik saja?" tegur Kim Hyun Sung seraya menoleh ke samping, namun alangkah terkejutnya pemuda itu saat mendapati Lee Hye Ri terlihat aneh. Wajah gadis itu pucat dan tubuhnya menggigil. Tatapan matanya kosong. "Hye Ri?"

Namun gadis itu diam dan sama sekali tak memberi respon.

•••

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top