*35
"Kau mau pergi?" tegur Han Hyu Jin saat menatap Kim Hyun Sung sedang menapaki anak tangga turun. Setelan jas hitam tampak membalut tubuhnya pagi ini lengkap dengan dasi merah menyala yang membuat penampilannya benar-benar memukau. Sebagian rambutnya dibiarkan jatuh menutupi dahi dan aroma wangi maskulin menguar lembut dari tubuhnya.
"Ya, aku mau pergi ke kantor. Sudah beberapa hari ini aku tidak ke sana. Kasihan Kak Min Hyuk, dia pasti bekerja keras selama aku tidak masuk," tandas Kim Hyun Sung setelah menyelesaikan hitungan anak tangga terakhir.
"Sejak kapan kau begitu peduli pada perusahaan dan Min Hyuk?" Han Hyu Jin mengerutkan keningnya. Setahunya, satu-satunya hal yang menjadi prioritas hidup Kim Hyun Sung adalah Lee Hye Ri. Dulu bahkan ayahnya harus berpura-pura sakit hanya untuk membujuk Kim Hyun Sung agar mau mengelola perusahaan. Meski pada akhirnya Kim Hyun Sung setuju, tapi pemuda itu tidak pernah bersungguh-sungguh ingin mengelola perusahaan. Dan dia mengasihani Kang Min Hyuk? Lucu sekali. Bahkan sejak kecil Kim Hyun Sung tidak pernah akur dengan sepupu jauhnya itu.
"Apa itu terlihat aneh? Bukankah perusahaan itu kelak jadi milikku?" Kim Hyun Sung mengedik pelan. Ekspresi datar tergambar di wajah tampannya.
"Apa kau demam?" Tangan Han Hyu Jin yang hendak menyentuh kening putranya terhenti di udara.
"Aku baik-baik saja. Ibu tidak perlu khawatir." Kim Hyun Sung menurunkan tangan ibunya dengan gerakan pelan.
"Kau tidak ke rumah sakit?" Sebenarnya Han Hyu Jin ingin mengajak Kim Hyun Sung pergi ke rumah sakit pagi-pagi sekali karena dia mengkhawatirkan keadaan Lee Hye Ri, tapi demi melihat penampilan rapi putranya, wanita itu harus mengurungkan niatnya. Dia bisa pergi tanpa Kim Hyun Sung.
"Bukankah ada ibu yang akan menjaganya? Lagipula aku sudah di sana selama beberapa hari terakhir," tandas pemuda itu dingin dan seolah tak peduli lagi pada keadaan Lee Hye Ri.
"Apa semalam kau mabuk, hah?"
"Tidak."
"Jam berapa kau pulang semalam?"
"Uhm... sekitar jam satu." Kim Hyun Sung tidak memperhatikan jam saat dia tiba di rumah. Setelah membersihkan tubuh, pemuda itu langsung berbaring di atas tempat tidur. Bahkan dia meninggalkan ponselnya di dalam mobil. "Kenapa ibu terus bertanya padaku?"
"Karena kau tidak ada di rumah saat ibu pulang. Memangnya kau pergi ke mana dan siapa yang kau temui?" Han Hyu Jin mendesak kembali meski baru saja mendapat protes dari putranya.
"Aku pergi menemui seorang teman," jawab Kim Hyun Sung tampak enggan.
"Teman? Sejak kapan kau punya teman di Korea?" cecar wanita itu dengan kening berkerut. Kedua lengannya terlipat ke depan dada dan sepasang matanya memicing penuh prasangka. Kim Hyun Sung hanya memiliki beberapa gelintir teman dalam hidupnya, itupun di Kanada. Teman masa kecilnya saat berada di Korea sudah terlupakan oleh pemuda itu.
"Ibu tidak mengenalnya... "
"Hyun Sung... "
"Aku baru mengenalnya. Apa ibu puas?" Kim Hyun Sung terlihat jengah. Ibunya jadi menyebalkan sekarang.
"Apa dia wanita?" desak Han Hyu Jin masih belum puas dengan jawaban putranya.
"Bukan. Sudahlah, Bu. Biarkan aku pergi. Aku sudah terlambat." Kim Hyun Sung bergegas mengayunkan langkah menjauh dari hadapan ibunya tanpa menunggu wanita itu memberi izin.
"Tapi kau belum sarapan, Hyun Sung!" Wanita itu berteriak, namun Kim Hyun Sung memilih melanjutkan langkah dan berpura-pura tak mendengar. Han Hyu Jin berdecak kesal melihat tubuh putranya menghilang di balik pintu. "Ada apa dengannya? Apa benar dia mau menikah dengan Hye Ri? Tapi kenapa sikapnya berubah seperti itu?" Dia bergumam sendirian seolah bertanya pada diri sendiri.
"Ada apa? Kenapa pagi-pagi sudah mengomel? Apa kau sudah sarapan?" Kim Min Suk mendadak muncul dari belakang punggung wanita itu dan menegurnya. Dia sempat mendengar istrinya menggumam tak jelas padahal tak ada siapapun di sana.
"Oh, kau sudah bangun?" Han Hyu Jin membalik tubuh dan menemukan suaminya masih mengenakan piyama.
"Apa Kim Hyun Sung sudah bangun? Aku tidak melihatnya pulang semalam," ucap Kim Min Suk seraya melangkah ke sofa ruang tengah.
"Dia sudah pergi." Han Hyu Jin bergegas menyusul dan mengambil tempat duduk di sebelah tubuh suaminya.
"Pergi?"
"Ya, dia baru saja pergi ke kantor. Apa itu tidak terdengar aneh bagimu, hah?" Han Hyu Jin mendekatkan wajahnya dan memamerkan raut serius.
"Aneh apanya? Memang sudah seharusnya dia begitu, bukan?" Kim Min Suk terheran-heran melihat reaksi istrinya. Menurut laki-laki itu tidak ada yang aneh dengan sikap Kim Hyun Sung terlebih setelah dia mendengar pernyataan Dokter Han tentang Lee Hye Ri. Selama menunggu gadis itu bangun, dia bisa melakukan hal lain.
"Tapi sikapnya sangat dingin, Sayang. Dia seperti tidak peduli lagi pada Hye Ri. Bahkan dia berkata begini, bukankah ada ibu yang menjaganya. Kau tahu, Hyun Sung mengatakan semalam dia menemui seorang teman. Selama ini dia tidak mempunyai seorang teman pun di Korea, kan? Apa kau tidak merasa aneh dengan sikapnya? Dia bahkan bukan seperti Hyun Sung kita," ujar Han Hyu Jin seolah tanpa jeda. Sementara Kim Min Suk mendengarnya sembari tertegun.
"Mungkin dia sudah sadar setelah mendengar pernyataan Dokter Han," sahut Kim Min Suk datar.
"Sadar bagaimana?"
"Bukankah Dokter Han mengatakan kalau Hye Ri akan bangun suatu hari nanti? Jadi dia merasa tidak perlu berjaga seharian di sana dan hanya perlu menunggu Hye Ri bangun. Sampai waktu itu tiba, Hyun Sung bisa menjalankan perusahaan, bukan?" Kim Min Suk mengemukakan pendapat yang paling masuk akal.
"Tapi apa itu yang dilakukan seseorang yang ingin menikah? Apa pentingnya melakukan hal lain daripada menunggu seseorang yang dicintainya? Bukankah dia mencintai Hye Ri?" protes Han Hyu Jin tak bisa menerima pendapat suaminya.
"Bekerja juga termasuk hal penting. Dia bisa pergi ke rumah sakit setelah pulang dari kantor, kan?"
"Tetap saja sikap Hyun Sung berubah," gerutu Han Hyu Jin kesal. Perbedaan pendapat selalu menyulut perdebatan di antara mereka. Wanita itu mengangkat tubuh dari atas sofa lalu melangkah ke arah kamar tidurnya.
"Kau mau ke mana?"
"Bersiap-siap." Han Hyu Jin menyahut tanpa menoleh. Seperti rencana semula, dia akan pergi ke rumah sakit pagi-pagi dan sarapan di sana. "Kalau kau tidak mau ikut, aku bisa pergi sendiri!" serunya dengan nada marah.
"Baiklah. Aku ikut," sahut Kim Min Suk kemudian. Lebih baik mengalah daripada bertengkar dengan Han Hyu Jin, pikirnya seraya mengikuti perbuatan istrinya.
•••
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top