*3

Seoul, 2001

"Hyun Sung! Kim Hyun Sung!"

Seorang bocah laki-laki tampak berlarian dengan riang sementara tangannya menggenggam erat kepingan lego berwarna merah. Kim Hyun Sung kecil, bocah yang beberapa hari lalu merayakan ulang tahunnya yang ke-enam itu seketika menghentikan gerakan kedua kakinya. Senyum bahagia di wajahnya memudar dan kepingan lego di tangannya terlepas lalu jatuh ke lantai. Sepasang mata bocah itu melebar dan bibirnya sedikit terbuka saat melihat kedua orang tuanya berdiri di ambang pintu.

Seorang gadis kecil dan kurus yang tingginya beberapa centi di atas kepala Kim Hyun Sung terlihat berdiri diapit kedua orang tua bocah laki-laki itu. Wajah gadis kecil itu tertunduk dan sebagian rambutnya jatuh menutupi kedua pipi tirusnya.  Sebuah perban terlihat membalut lengan kanannya dan dua buah plester turut menghias salah satu kakinya.

"Hyun Sung," Kim Min Suk, Ayah Kim Hyun Sung mengusik perhatian putra kecilnya. "mulai sekarang dia akan tinggal di sini bersama kita," beritahunya.

"Iya, Hyun Sung." Han Hyu Jin, Ibu Kim Hyun Sung turut menambahi perkataan suaminya. "Mulai hari ini Lee Hye Ri akan tinggal bersama kita. Usianya sepuluh tahun, jadi kau bisa memanggilnya kakak. Ayo beri salam pada kakakmu, Hyun Sung," suruh Han Hyu Jin pada putra kecilnya tanpa ragu.

Kaki-kaki kecil Kim Hyun Sung melangkah perlahan ke depan usai mendapat perintah dari Ibunya. Meski sarat dengan keraguan, bocah laki-laki itu tetap berjalan mendekati gadis kecil yang sudah mencuri perhatiannya sejak kemunculannya beberapa menit yang lalu.

"Aku Kim Hyun Sung. Panggil aku Hyun Sung." Kim Hyun Sung mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Lee Hye Ri sambil memperkenalkan diri begitu tiba di hadapan gadis kecil itu.

Satu, dua, tiga detik. Tidak ada respon. Lee Hye Ri masih bergeming dengan wajah tertunduk. Namun, Kim Hyun Sung bertahan menunggu gadis itu untuk balas menjabat tangannya.

Tangan kanan gadis itu mulai bergerak pada hitungan ke-enam. Perlahan, namun akhirnya jabat tangan keduanya bertemu juga.

"Apa itu sakit?" tegur Kim Hyun Sung saat menatap lengan kanan Lee Hye Ri.

Gadis kecil itu mengangkat dagunya dan tampaklah seraut wajah putih pucat di hadapan Kim Hyun Sung. Bibir mungilnya terlihat kering dan tak ada sepatah jawaban pun keluar dari sana. Hanya sorot mata Lee Hye Ri yang mengarah lurus ke depan. Seberkas keraguan tersimpan di dalam sepasang manik hitamnya.

"Jaga kakakmu baik-baik, Hyun Sung. Jangan biarkan dia terluka. Apa kau mengerti?"

Kepala Kim Hyun Sung berpaling dan dia hanya tertegun memandangi Ayahnya. Bocah laki-laki itu sama sekali tak mengerti akan maksud Ayahnya berkata seperti itu. Bukankah dia masih terlalu kecil untuk menjaga orang lain? Bahkan untuk menjaga dirinya sendiri pun dia belum mampu untuk melakukannya. Tetapi mengapa Ayah meminta Kim Hyun Sung untuk menjaga Lee Hye Ri yang empat tahun lebih tua darinya? Apakah karena lengan gadis itu sedang terluka?

"Kalau begitu Ibu akan membawa Hye Ri ke kamar. Dia sedang sakit, jadi harus banyak istirahat. Kau pergilah bermain sendiri, Hyun Sung."

Kim Hyun Sung hanya menatap ke arah Ibunya yang sedang menuntun Lee Hye Ri menaiki anak tangga. Terlalu banyak pertanyaan yang ingin sekali dia ajukan pada wanita yang sudah melahirkannya itu. Tapi Ibunya sedang sibuk sekarang. Dengan langkah perlahan, akhirnya Kim Hyun Sung memutuskan untuk kembali ke ruang tengah dan meneruskan permainan legonya.

***

"Jika Hyun Ah masih hidup, dia pasti sudah sebesar Hye Ri sekarang." Han Hyu Jin membaringkan tubuh di samping suaminya lalu berkata pelan. Wanita itu menoleh ke samping untuk beberapa saat, namun tak lama kemudian dia memilih untuk menerawangkan matanya ke langit-langit kamar seperti yang Kim Min Suk lakukan. "Apa Hyun Ah baik-baik saja di sana?" gumamnya seperti bertanya pada diri sendiri.

Kim Min Suk mendesah pelan. Rasanya dia sudah mendengar kalimat semacam itu ratusan kali dari bibir istrinya. Delapan tahun semenjak kematian Kim Hyun Ah, tak sehari pun istri Kim Min Suk itu melupakan putri pertama mereka.

Kim Hyun Ah, harusnya sudah berusia sepuluh tahun sekarang. Tapi, penyakit kelainan jantung yang dibawanya sejak lahir membuatnya tak bisa bertahan lebih lama di dunia ini. Kim Hyun Ah meninggal di saat usianya belum genap dua tahun.

"Sayang," Kim Min Suk yang semula menatap langit-langit kamar mengalihkan perhatiannya ke samping. "ada begitu banyak malaikat tampan yang menjaga Hyun Ah di sana. Kenapa kau masih mencemaskannya, hah?"

"Aku tahu," gumam Han Hyu Jin lirih. "Tapi rasanya akan lebih baik kalau kita bisa melihatnya setiap hari." Wanita itu mengurai senyum samar. Kesedihan memang tak lagi membekas di dalam sorot matanya, namun ingatannya tentang Kim Hyun Ah tak akan pernah pudar seiring berjalannya waktu.

"Lebih baik kau merawat Hye Ri baik-baik mulai sekarang. Kasihan anak itu," ucap Kim Min Suk berusaha mengalihkan tema. Bicara tentang Kim Hyun Ah yang sudah meninggal hanya akan mengorek luka lama yang hampir sembuh. Setidaknya kehadiran Kim Hyun Sung adalah penyembuh yang ampuh bagi keduanya, terlebih lagi setelah mereka memutuskan untuk mengadopsi Lee Hye Ri. Meski Kim Hyun Ah tak akan tergantikan oleh Lee Hye Ri sekalipun, namun kehadiran gadis kecil itu bisa menambah keceriaan dalam rumah mereka.

"Aku tidak mengerti kenapa kedua orang tua Hye Ri begitu jahat pada putri kandungnya sendiri." Han Hyu Jin memiringkan tubuh dan menopang sisi kepalanya dengan tangan menghadap suaminya. "Kita bahkan merasa sangat kehilangan saat Hyun Ah meninggal, tapi kenapa wanita itu malah meninggalkan Hye Ri. Bagaimana dia bisa setega itu pada putri kandungnya sendiri?" Demi mengingat apa yang telah menimpa Lee Hye Ri seperti pemaparan Suster Hana saat di panti asuhan tadi, membuat Han Hyu Jin tak habis pikir. Wanita itu benar-benar geram memikirkannya.

"Sebaiknya kau tidur sekarang. Wanita itu akan menyesali perbuatannya suatu hari nanti. Dan juga bukankah laki-laki itu juga sudah mendapatkan balasan atas perbuatannya?"

"Ya, kau benar." Han Hyu Jin kembali membaringkan tubuhnya seperti semula. Wanita itu menghela napas panjang sebelum akhirnya memejamkan mata seperti yang suaminya perintahkan. Sedang Kim Min Suk telah lebih dulu terlelap.

•••

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top