*2

"Kita sudah sampai."

Kim Hyun Sung menoleh ke arah samping dan dia menghela napas panjang begitu melihat Lee Hye Ri sedang tertidur pulas di tempat duduknya. Pantas saja tak ada respon, batinnya sambil menggeleng pelan disertai senyum tipis merekah di bibir pemuda itu. Bahkan suaranya tak mampu mengusik tidur gadis itu.

"Kenapa kau begitu cantik saat tidur, hah?" bisik Kim Hyun Sung sambil mengulurkan tangan untuk menyibakkan juntaian rambut kemerahan milik Lee Hye Ri yang menutupi sebagian wajahnya. Dia berusaha melakukannya dengan gerakan pelan agar tak membangunkan gadis itu.

Tak hanya sampai di situ, Kim Hyun Sung rupanya masih ingin meneruskan penelusurannya. Pemuda itu menggerakkan tangannya dengan sangat hati-hati untuk menyentuh mata Lee Hye Ri yang sedang terpejam. Lalu ke puncak hidung dan berakhir di bibir gadis itu yang terpahat dengan sempurna.

Masih debar yang sama, batin Kim Hyun Sung sambil mengulum senyum pahit. Pemuda itu segera menyingkirkan tangannya lalu membuang pandangan ke arah pintu rumah kediaman keluarga Kim yang tertutup rapat. Tapi tetap saja tindakannya tidak bisa meredakan detak jantungnya yang bekerja terlalu cepat.

"Kita sudah sampai? Kenapa tidak membangunkanku?" Lee Hye Ri terjaga dari tidurnya dan bergumam sambil menggeliat pelan.

"Kau tidur terlalu pulas, Tuan Puteri," seloroh Kim Hyun Sung dengan nada kalem. "Sekarang kau bisa turun dan melanjutkan tidur di kamar."

Lee Hye Ri segera turun dari mobil usai mencangklong tas ransel bawaannya di pundak. Namun sebelum masuk ke dalam rumah, gadis itu menyempatkan diri untuk menatap ke sekeliling halaman. Sama sekali tak ada yang berubah dari tempat itu, batinnya takjub. Semuanya masih sama seperti terakhir kali dia berkunjung ke sana.

"Kau mau berdiri di sana seharian?!" teriak Kim Hyun Sung ketika melihat Lee Hye Ri masih belum beranjak dari samping mobil. Seperti biasa saat mereka pulang ke Korea, gadis itu selalu meluangkan sedikit waktu untuk melihat ke sekitar. Dan tindakan aneh gadis itu kerap membuat Kim Hyun Sung jengkel setengah mati.

Lee Hye Ri mendengus mendengar teriakan Kim Hyun Sung yang lumayan mengganggu telinga. Berisik, maki gadis itu tanpa suara. Dia pun bergegas menyusul langkah Kim Hyun Sung masuk.

"Aku mau tidur di kamarmu."

Kim Hyun Sung menghentikan langkahnya dan sengaja membiarkan Lee Hye Ri menaiki anak tangga lebih dulu. Dia tertegun sambil mengawasi punggung gadis itu yang bergerak menuju ke lantai dua. Tapi apa yang baru saja dikatakannya tadi? Dia ingin tidur di kamar Kim Hyun Sung?

"Hei! Jadi kau jauh-jauh datang ke Korea hanya untuk merebut kamarku?! Kau tidak boleh seenaknya seperti itu!" Kim Hyun Sung tersadar dan segera menyusul langkah Lee Hye Ri yang nyaris sampai di depan pintu kamar miliknya.

"Kenapa? Kenapa aku tidak boleh melakukan itu?" Tiba-tiba Lee Hye Ri memutar tubuhnya tepat di depan pintu kamar Kim Hyun Sung.

Pemuda itu tergagap dan nyaris menubruk tubuh Lee Hye Ri andai saja dia tak mempunyai gerakan refleks yang bagus. Pergerakan tubuh gadis itu benar-benar tidak bisa diduga.

"Karena ... karena itu kamarku," ucap Kim Hyun Sung terbata. Sebenarnya dia tidak keberatan Lee Hye Ri merebut kamarnya. Gadis itu boleh melakukan apa saja sesuai kehendaknya, tapi yang membuat Kim Hyun Sung gugup setengah mati adalah jantungnya yang tiba-tiba berdegup kencang. Padahal sesaat yang lalu jantungnya sudah kembali normal.

"Tapi sekarang itu adalah milikku, kau mengerti?" Lee Hye Ri tersenyum licik.

"Kenapa seperti itu?"

"Karena aku adalah kakakmu, mengerti?"

"Oh?" Kim Hyun Sung membulatkan bibir dan mengusap keningnya sehingga anak rambutnya tersibak. "Bahkan kau tidak pernah memanggil Ayah dengan sebutan Ayah, bagaimana bisa kau menjadi kakakku, hah? Aku tidak mau." Pemuda itu melipat kedua tangannya dan memutar sedikit tubuhnya menjauh dari Lee Hye Ri. Jika dia terlalu lama dekat dengan gadis itu, bisa-bisa jantungnya akan meledak.

"Tapi aku empat tahun lebih tua darimu," ucap Lee Hye Ri dengan menaikkan intonasi suaranya.

"Tapi tetap saja kau bukan kakakku. Mana ada yang mau menjadi adikmu?" Kim Hyun Sung bersikeras dengan pendiriannya.

"Kalau begitu anggap saja aku seniormu, okay? Kau bisa memanggilku senior Lee mulai sekarang."

Senior Lee? Astaga!

Kim Hyun Sung tak berkutik menyaksikan gadis itu menderaikan tawa riang lalu berbalik membuka pintu dan menghilang di baliknya. Benar-benar keterlaluan, batinnya. Selama 18 belas tahun mereka tinggal serumah, melakukan banyak hal bersama-sama, tapi tak pernah sekalipun Lee Hye Ri memanggil Ayah dan Ibu Kim Hyun Sung dengan sebutan 'Ayah-Ibu'. Bagaimana bisa sekarang dia menyuruh Kim Hyun Sung memanggilnya 'Kakak'? Dasar gadis licik.

"Hei!"

Kim Hyun Sung menguak pintu kamarnya lebar-lebar. Sebenarnya dia tidak benar-benar ingin mengajukan protes pada Lee Hye Ri, tapi dia hanya ingin memancing kemarahan gadis itu. Tapi niatnya urung seketika begitu melihat Lee Hye Ri sudah membaringkan tubuh di atas tempat tidur.

Kim Hyun Sung menarik napas dalam-dalam dan memutuskan untuk melangkah mendekat. Kasihan dia, batinnya iba. Penerbangannya pasti membuat Lee Hye Ri kelelahan.

"Kepalaku sakit." Gadis itu menggumam pelan dengan kedua mata terpejam. Padahal beberapa detik yang lalu dia bersikeras ingin merebut kamar Kim Hyun Sung, bahkan Lee Hye Ri juga memaksa pemuda itu agar memanggilnya dengan sebutan kakak. Tapi sekarang dia malah terbaring di atas tempat tidur seolah telah melupakan kejadian tadi.

"Aku akan mengambilkanmu obat," ucap Kim Hyun Sung hendak memutar langkah. Tapi lengannya tertahan tiba-tiba.

"Tetaplah di sini," ucap Lee Hye Ri lirih. Tangannya mencekal lengan Kim Hyun Sung kuat-kuat agar pemuda itu tidak pergi ke mana-mana.

"Aku akan mengambil obat lalu kembali ke sini," janji Kim Hyun Sung.

Kepala Lee Hye Ri menggeleng pelan di atas bantal. Gadis itu masih mencekal lengan Kim Hyun Sung seolah tak ingin membiarkannya pergi.

"Sekarang siapa yang lebih kekanakan?" Kim Hyun Sung bergumam pelan. Dia melepaskan cekalan tangan Lee Hye Ri lalu membentangkan selimut tebal di atas tubuh gadis itu.

Lee Hye Ri tak merespon. Gadis itu telah jatuh terlelap. Sedang Kim Hyun Sung memilih untuk duduk di tepian tempat tidur menunggu gadis itu sambil berpikir tentang banyak hal. Peristiwa 18 tahun yang lalu kembali melintas jelas di ingatannya. Saat di mana takdir mempertemukan dia dengan Lee Hye Ri.

•••

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top