*15

"Bagaimana kabar Ayah dan Ibu? Apa baik-baik saja?"

Kim Hyun Sung meletakkan pantatnya di atas sofa ruang tengah usai panggilannya tersambung. Ruangan itu sepi. Bibi pengurus rumah sedang mengerjakan pekerjaannya di dapur sementara Lee Hye Ri masih terbaring di kamarnya. Pagi tadi Kim Hyun Sung menemukan gadis itu menggigil dan dia segera memanggil dokter agar memeriksa kondisi Lee Hye Ri. Setelah meminum obat penurun demam, gadis itu kembali terlelap.

"Ada apa?" Kim Min Suk, Ayah Kim Hyun Sung membalas pertanyaan putranya dengan pertanyaan lain. Kentara sekali jika dia mencurigai sesuatu.

"Ada apa apanya? Aku menelepon untuk bertanya keadaan Ayah dan Ibu," sungut pemuda itu kesal. "Apa Ayah tidak suka kutelepon?"

"Tidak biasanya kau menelepon seperti ini. Apa ada sesuatu yang terjadi?"

Astaga, batin Kim Hyun Sung sambil menarik salah satu ujung bibirnya. Ternyata Ayahnya memiliki insting yang luar biasa peka.

"Tidak ada. Perusahaan baik-baik saja. Bulan depan kami akan meluncurkan produk baru. Harusnya Ayah bisa datang nanti."

"Mana bisa Ayah bepergian dalam waktu dekat ini? Dokter Steward akan membunuh Ayah kalau tahu Ayah kabur tanpa seizinnya. Kau tahu bagaimana galaknya Dokter Steward, bukan?"

Kim Hyun Sung tertawa geli mendengar kalimat Ayahnya yang terlalu berlebihan. Dia mencium aroma kebohongan dari ucapan laki-laki itu. 

"Candaan Ayah sama sekali tidak lucu," celutuk Kim Hyun Sung dengan nada dibuat-buat kesal. "Di mana Ibu? Apa dia di samping Ayah?"

"Tidak ada. Dia di kamar."

Kim Hyun Sung diam-diam menarik napas lega. Pemuda itu bersyukur Ibunya tidak berada di samping Ayah.

"Apa aku boleh bertanya sesuatu? Tapi Ayah harus berjanji untuk tidak mengatakan apapun pada Ibu."

"Apa ini ada hubungannya dengan Hye Ri?" Kim Min Suk seolah bisa membaca pikiran putra kandungnya. Karena dia tahu jika istrinya sangat menyayangi Lee Hye Ri bahkan melebihi Kim Hyun Sung. "Apa sesuatu terjadi padanya?"

"Tidak, Ayah." Kim Hyun Sung menjawab dengan cepat. Dia tidak mau membuat Ayahnya cemas dan berpikir hal buruk menimpa Lee Hye Ri. "Dia baik-baik saja," ucapnya kemudian.

Semalam, saat Lee Hye Ri tertidur, Kim Hyun Sung melihat kembali rekaman kamera pengawas yang terpasang di beberapa sudut di rumah mereka. Seorang wanita asing memang datang mengunjungi Lee Hye Ri seperti penuturan Bibi pengurus rumah. Sepertinya mereka sudah saling mengenal dan Kim Hyun Sung mencurigai sesuatu. Tapi dia tidak bisa serta merta mengatakan pada Ayah tentang kejadian itu serta kesimpulan yang menghuni benaknya sekarang.

"Apa orang tua Hye Ri masih hidup?"

"Ayah tidak tahu," jawab Kim Min Suk setelah tiga detik berlalu. "Saat Ayah dan Ibumu mengadopsi Hye Ri, suster di panti itu mengatakan kalau Hye Ri hanya memiliki seorang ayah. Tentang di mana keberadaan Ibunya, Ayah tidak tahu."

Kim Hyun Sung bergeming mendengar pengakuan Ayahnya. Otaknya berpikir keras.

"Apa orang tua Hye Ri datang mencarinya?"

"Sebenarnya seorang wanita datang mencari Hye Ri kemarin. Kurasa dia adalah Ibunya," ungkap Kim Hyun Sung. Akhirnya dia memutuskan untuk mengatakan yang sejujurnya. Dia percaya jika Ayahnya akan menjaga percakapan itu dari pendengaran Han Hyu Jin, Ibu kandungnya. "Setelah bertemu dengannya sikap Hye Ri sangat aneh. Dia kelihatan ketakutan dan tadi pagi dia demam. Tapi aku sudah menyuruh dokter untuk memeriksa keadaannya. Sekarang Hye Ri tidur setelah minum obat," tutur Kim Hyun mengatakan kronologis kejadian yang sebenarnya.

"Ibumu tidak boleh tahu hal ini, Hyun Sung. Dia bisa gila jika tahu Ibu Hye Ri masih hidup dan mencari putrinya."

"Iya, Ayah. Aku akan merahasiakan ini dari Ibu."

"Kau harus menjaga Hye Ri baik-baik, Hyun Sung. Kalau perlu Ayah akan mengirim seseorang untuk menjemputnya."

"Tidak perlu, Ayah. Aku akan lebih berhati-hati lagi setelah ini." Karena bagaimanapun juga Kim Hyun Sung akan merasa lebih tenang jika Lee Hye Ri berada di sisinya. Dia akan menjaga gadis itu lebih dari sebelumnya.

"Baiklah. Hubungi Ayah jika terjadi sesuatu."

"Baik, Ayah."

Sejak dulu Lee Hye Ri memang tidak terlalu nyaman berada di Korea. Dan Kim Hyun Sung hanya bisa menduga-duga jika masa lalu gadis itu terlalu menyakitkan sehingga dia tidak bisa berlama-lama tinggal di Korea. Andai saja dia mau sedikit berbagi bebannya pada Kim Hyun Sung, mungkin pemuda itu bisa sedikit menolong Lee Hye Ri untuk melupakan kenangan pahitnya. Tapi sepertinya Lee Hye Ri lebih suka menyimpan masa lalunya sendirian.

"Hyun Sung."

Astaga!

Pemuda itu terkejut bukan kepalang mendengar suara lemah Lee Hye Ri memanggil namanya. Gadis itu sudah selesai menuruni tangga dan sedang berdiri di depan Kim Hyun Sung. Wajahnya masih terlihat pucat dan rambutnya kusut. Dia tampak kurang sehat.

"Kenapa bangun, hah? Kau kan masih sakit?" Kim Hyun Sung melompat dari atas tempat duduknya dan menghambur ke arah Lee Hye Ri. Sementara ponselnya terjatuh dari genggaman dan mendarat di atas sofa.

"Aku baik-baik saja," gumam gadis itu terlihat tidak suka dengan sikap Kim Hyun Sung yang menurutnya berlebihan. Dia merasa jauh lebih baik sekarang. Sakit kepalanya telah reda setelah tertidur selama tiga jam. Tapi saat dirinya terbangun, Kim Hyun Sung sudah tidak ada lagi di sisinya.

"Kau selalu mengatakan baik-baik saja padahal kau tidak sehat," keluh Kim Hyun Sung.

"Tapi aku baik-baik saja sekarang ..."

Kim Hyun Sung menderaikan senyum pahit. Lee Hye Ri adalah tipe orang yang akan selalu mengatakan dirinya baik-baik saja meski kenyataan berbicara sebaliknya.

"Tadi pagi kau demam, Hye Ri. Kau tahu betapa pucatnya wajahmu sekarang?" Kim Hyun Sung menyentuh wajah gadis itu. Suhu tubuhnya sudah turun beberapa derajat dari sebelumnya. "Bagaimana aku bisa percaya kalau kau baik-baik saja, hah?"

"Aku baik-baik saja selama kau di sampingku ..."

Kim Hyun Sung segera menarik tubuh gadis itu demi mendengar sebaris kalimat yang diucapkannya.

"Kau tahu, aku hampir mati karena mencemaskanmu," bisik Kim Hyun Sung di dekat telinga gadis itu.

•••

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top