DEVI - THE LOGIC BETWEEN SNOW AND HAPPINESS
Nama: Nadia Agdevi Firdaus
Id line: nadiawarsito
Judul: The Logic Between Snow and Happiness
Cast: (BTS) V and (Red Velvet) Irene
Genre: Romance
Isi cerita:
Kim Taehyung adalah orang yang pantang menyerah, dan semua orang tahu itu.
Bagi Irene, Taehyung itu adalah cowok yang keras kepala, menyebalkan, mengganggu—dia berharap agar cowok itu bisa meninggalkannya sendirian selama sehari saja. Tentu, Taehyung naksir padanya dan hal itu sudah bukan rahasia lagi, namun Irene tidak bisa menerima perasaan pemuda yang lebih muda 3 tahun darinya itu. Semua orang tahu bakal berkata apa netizen Korea tentang hubungan antara noona dan dongsaeng ini. Pasti bakal banyak rumor tidak sedap.
Dan Irene tak menginginkannya.
Namun Taehyung tidak peduli, ia semakin gencar meskipun Irene menolaknya berkali-kali. Taehyung selalu menemukan cara untuk menghubungi Irene meskipun semua nomornya sudah masuk daftar blokir di ponsel personil Red Velvet itu.
"Taehyung mengajakku kencan—lagi!" Irene mengeluh, dan keluhan itu merupakan hal biasa yang terjadi saat Red Velvet berkumpul. Seulgi menaikkan alisnya, sementara Wendy tak bisa menahan tawa.
"Eonnie," Yeri menepuk pundaknya, "jika kau terima ajakannya kali ini mungkin dia akan berhenti mengganggumu. Maksudku, kau bisa mengatakan padanya bahwa setelah kau berkencan dengannya kali ini, dia harus memberimu jarak. Sesuatu yang seperti itu?" usulnya. "Hei, itu bukan ide yang buruk." tambah Wendy.
Irene menghela napas panjang, kemudian mengetikkan sebuah "Ya", lalu mengirimnya kepada Taehyung. Dalam hati, ia sungguh tak siap akan apa yang terjadi. Liburan di musim dingin bersama Kim Taehyung mungkin terdengar menjanjikan bagi fans pemuda itu, namun tidak bagi Irene. Ia hanya tak ingin hal buruk terjadi lebih banyak, jadi mengiyakan ajakannya untuk sekali saja mungkin ide yang tidak buruk.
Next Day
"Bae Joohyun! BAE JOOHYUN! AKU DISINIII!" Taehyung melambai-lambai dari bawah gedung asrama Red Velvet, mau tak mau mengundang perhatian beberapa sekuriti yang berjaga dan mereka mengancam untuk lapor polisi jika Taehyung teriak teriak lagi. Irene hanya menepuk dahinya, menyesali keputusannya untuk mengiyakan ajakan Taehyung untuk kencan sambil memperhatikan pemilik surai berwarna-warni itu yang berdebat dengan sekuriti.
Ia bergegas menuruni tangga. Turtleneck tebal abu abu, kemudian trench coat berwarna baby blue dan juga celana jeans hitam membalut tubuhnya, tidak lupa juga sepatu boots berwarna cokelat tua. Ya, seharusnya semua itu cukup untuk melindunginya dari dinginnya salju. Lagipula siapa sih yang mengusulkan ide untuk kencan di musim dingin? Irene ingin kencan mereka cepat selesai.
Taehyung memakai pakaian serba gelap, namun tetap stylish. Entah kenapa pemuda itu punya selera bagus dalam fashion meskipun ia sedang tak bersama stylist noona yang selalu mengikuti BTS kemana saja.
"Kau gila ya? Bagaimana kalau ada fans yang tahu?" Irene mengomel, namun Taehyung menunjukkan cengiran khasnya. "Ya, biarkan mereka tahu kalau begitu." Jawabnya santai. Sungguh, andai saja penghancuran properti umum itu legal, Irene ingin sekali mempraktikkan adegan fliptable kepada Taehyung.
Taehyung mengulurkan tangannya, dan Irene menatap penuh tanya.
"Kita kan kencan, noona harus menggandeng tanganku dong." Pintanya.
Irene pun menyelipkan jemarinya diantara jemari Taehyung, agak berjengkit saat ia merasakan dinginnya telapak tangan pemuda itu. Ia pun refleks menggenggam tangan Taehyung, berbagi kehangatan yang ia miliki supaya personil BTS itu tidak membeku.
"Kita tidak berkencan oke? Ini cuma liburan. Oke? Liburan. Saat kau mengajakku keluar kau tidak mengatakan kencan sama sekali! Dan jangan lupa soal janjimu." protes Irene, disambut tawa oleh Taehyung. "Iya, iya. Pokoknya kita ke tempat-tempat yang tidak pernah kita kunjungi, oke?"
Mereka pun berjalan menyusuri taman kota, mengendarai bus untuk menuju pusat kota, menembus keramaian Seoul dan menikmati indahnya kota meskipun sedang musim dingin. Aneh, meskipun suhu cuaca sedang terpuruk, Seoul seolah tak pernah tidur dan semakin bercahaya di antara pertumbuhan industri dan teknologi. Yang pasti, hal yang membuat Irene heran adalah ketika tak ada satu pun yang sadar tentang keberadaan mereka.
Sepanjang perjalanan, Taehyung banyak bercerita. Entah tentang masa kecilnya, suka duka menjadi trainee, pengalaman bertemu sasaeng fans, dan juga humor yang dibuatnya sendiri untuk mengusir kebosanan. Irene sendiri bukanlah orang yang aktif seperti Taehyung—ia adalah orang yang pasif, tipikal orang yang menunggu untuk dijangkau, dan membosankan. Bahkan seniornya sendiri, Kim Heechul pernah mengatakan bahwa ia adalah orang kedua paling membosankan di SM Entertainment.
Mereka pun memasuki beragam tempat menarik, dari kafe kucing hingga game center, lalu makan siang di restoran cepat saji hingga menghabiskan sore bersama di perpustakaan—yang mana merupakan aktivitas favorit bagi Irene selama mereka ber'libur'. Namun ketika matahari mulai tenggelam, mereka memutuskan untuk mengakhiri liburan mereka dan kembali ke asrama masing-masing.
"—kemudian aku sadar jika itu adalah bom molotov yang dikirim antifan, dengan kecepatan luar biasa dan keakuratan ekstrem aku melemparkan bom itu ke tanah lapang, dan boom! Meledak." Taehyung memeragakan bagaimana bom itu meledak, dan tanpa sadar kedua ujung bibir Irene tertarik ke atas. Melihatnya, Taehyung tersenyum bangga kepada dirinya sendiri.
"Taehyung, terima kasih sudah mengajakku liburan. Kau tahu jika ini yang kuperlukan di masa-masa sulit seperti ini." Irene tersenyum, matanya beralih pada tumpukan salju di samping sebuah kursi panjang. "Hei, kita kan cuma jalan-jalan, mana bisa hal itu disebut liburan?" sanggah Taehyung cepat, senyum terukir di wajahnya.
Gadis itu menggeleng, kemudian melirik Taehyung. "Ya, terserah kalau begitu. Setidaknya kadar stresku berkurang 50 persen." Irene meregangkan tubuhnya, merasakan ototnya melemaskan diri. "Kok cuma 50 persen?" protes Taehyung. "Iya, habis kau di sini. Jika tidak ada kau mungkin kadar stresku bisa berkurang 100 persen." Ledek Irene, yang memperoleh ekspresi cemberut dari Taehyung.
"Noona," Taehyung berhenti sesaat ketika mereka mencapai pintu depan dorm Red Velvet. Alisnya berkerut, seolah ia sedang memikirkan kata kata yang tepat. "Hm?"
Pemuda itu menghadap Irene, sorot matanya melembut seakan mencoba menyelami titik terdalam dari lubuk hati Irene. "Aku suka sekali denganmu, tahu." Dan Irene sudah menduga bakal terjadi hal seperti ini, dan ia sudah bersiap untuk menolak Taehyung sekali lagi. Namun sebelum ia mengatakan penolakannya, Taehyung menghentikannya. "Aku tidak butuh jawabanmu. Yang jelas aku senang karena bisa menghabiskan waktu denganmu. Gara-gara kau, mungkin sekarang aku akan selalu menantikan musim dingin."
Irene bisa merasakan pipinya memanas. "Kau bahkan tidak melepaskan tanganku selama kita menghabiskan waktu bersama. Apa kau suka padaku juga?" Taehyung tertawa. Oh Tuhan, tawa itu, tawa yang semanis cokelat itu—Irene tertegun, seolah terhipnotis oleh pemuda di depannya.
"Sampai jumpa besok, noona." Taehyung mengecup dahi Irene, kemudian berbalik arah, meninggalkan Irene yang kehabisan kata-kata dan jantung berdebar.
END
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top