Faith

Seorang gadis berumur 10 tahun dengan setianya membacakan dongeng untuk sang kakak yang tengah tertidur panjang selama dua tahun.
"Kau tahu? Dongeng ini sudah kubacakan sekitar.. Umm.. 12 kali!" Ujarnya sendiri.
"Aku membawa kue dan aku menitipkannya dikulkas obat, kau jangan marah ya hehehe"
"..."
"Aku sudah dua tahun melewati desember sendirian, tidakkah kau merasakan sedihnya? Huft.."
"..."
"Aku akan segera kembali"
Kemudian gadis itu mencium kening sang kakak yang berkulit pucat tersebut.
Gadis itu pergi ke sebuah acara lomba bermain piano untuk tingkat Sekolah Dasar dan berharap menang.
Ponselnya bergetar.
'Incoming call'
'Suster Kim'
Klik
'Answer'
"Halo, ada apa suster?"
'Semangat untuk lombanya ya!'
"Oh! Terima kasih, tolong jaga kakak-ku ya!"
'Pastinya, jiayou!'
Lalu dengan semangat tinggi ia memainkan piano dengan sangat lihat dan percaya diri, tak peduli akan hasilnya, ia menganggap lomba ini sebagai hiburannya.
"DAN PEMENANGNYA ADALAH NONA ZHANG!"
"Ya tuhan! Aku menang lagi!!"
Ia berlari kerumah sakit dengan cuaca yang dingin dibawah 0 derajat dengan jarak 300 meter, ia menaiki tangga untuk mencapai lantai dua agar segera menemui kakaknya dan bercerita juga memberitahu bahwa ia menang lagi.
BRAK!
Hosh
Hosh
Hosh
Tatapannya terkejut, pupil matanya melebar dan airmatanya menetes.
"Kak?!"
Ia tak menemukan kakaknya disana, ia memeriksa kamar mandi hasilnya nihil.
"Kak?! Kau dimana?!" Teriak gadis itu panik.
"Kak!"
Ia keluar koridor dan mencari suster, Ia tak menemukan siapapun disana.
"Siapapun! Dimana kakakku?!"
Airmata mengalir deras, nafas yang tersengal dan piala yang terus ia genggam. Bagaimanapun gadis itu harus terus mengatakan segala yang ia lalui hari ini.
Ia berfikir mungkin ini sudah akhirnya, ia menyerah dan duduk disalah satu kursi panjang sendirian lalu suster Kim menghampirinya.
"Kau menang?"
Gadis itu mengangguk.
"Juara satu lagi?"
Gadis itu kembali mengangguk dengan linangan airmata.
"Kurasa kakak-mu tak ingin melihat adiknya menangis"
"Aku ingin bertemu dengannya hiks"
"Ayo ikut aku"
Suster menggandengnya kesebuah tempat istirahat para suster dan terdapat kue ulangtahun berangka 22.
"Suster, terima kasih. Tapi kurasa semua ini hanyalah sia-sia"
Semua orang yang ada disana terdiam.
"Kenapa?"
"Ulangtahun tanpa sang pemilik umur bukan ulang tahun namanya"
"Tanpa? Siapa yang kau sebut 'tanpa sang pemilik' bocah nakal?"
Gadis itu mengangkat kepalanya dan tak mengedip sedikitpun.
"Kau menang lomba sepertinya, begitu kan?"
"Kau seharusnya menjawab sayang"
"Kurasa ia shock suster"
"Pergi 5 jam lamanya meninggalkan banyak momen"
Gadis itu masih diam dan meneteskan airmatanya lagi.
"Ayo kita bernyanyi untuk perayaan ulangtahun tuan Zhang yang ke 22 tahun"
'HAPPY BIRTHDAY TO YOU
HAPPY BIRTHDAY TO YOU
HAPPY BIRTHDAY MR.ZHANG
HAPPY BIRTHDAY TO YOU'
"Tiup lilinnya ya"
Fyuhh
"Kenapa kau menangis?"
"Hiks.."
Gadis itu merasa tak percaya. Ia sudah percaya selama dua tahun kakaknya akan terbangun namun karena merasa kosong ia kehilangan kepercayaannya dan kini ia merasa tak perlu merasa hilang kepercayaannya lagi.
Pria yang duduk diatas kursi roda dengan selang infusan tengah menatapnya dengan tatapan teduh dan senyum khasnya, ia sangat mengenal dia.
"Potongan pertama, untuk adikku, Zhang Xi Mei. Kemarilah"
"Kau tahu? Kau yang melewati banyak penderitaan, sekarang kau berhak bahagia, bersamaku, Mei"
"Kak, selamat ulangtahun. Aku mencintaimu"
.
.
.
HAPPY BIRTHDAY ZHANG XI REN! I WISH YOUR LONG LIFE
WISH YOUR HEALTHY
WISH YOU ALL THE BEST
MAY GOD BLESS YOU!
-ZXMei, 18 Dec '15, 02.34a.m

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top