Winter Bird (3)
Ramalan cuaca itu bohong. Matahari pertama di musim dingin telah terbit, tetapi tidak setetes salju pun turun. Dan Artem telah bersiap-siap ke bandara.
"Sayang sekali kita tidak bisa melihat salju pertama bersama, ya?" ujarnya saat berpamitan kepadaku.
Apartemenku kembali terasa kosong selepas kepergian Artem. Aku membuka jendela dan memandang langit yang masih sedikit temaram. Kujulurkan kepala ke luar jendela sambil melamun, mengenang dua minggu terakhir yang terasa lebih hangat dari hari-hari biasanya.
Setitik embun beku menyentuh telapakku. Rupanya salju pertama benar-benar turun hari ini, hanya saja sedikit terlambat.
"Ella!"
Kualihkan pandangan ke bawah. Artem baru saja turun dari taksi dan melambaikan tangannya kepadaku.
Aku menyambar mantel dan tergesa menuruni tangga. Aku tidak tahu kapan akan bertemu lelaki itu lagi. Yang aku tahu, aku akan menyesal jika tidak segera menemuinya dan merealisasikan bayangan di kepalaku.
"Saljunya benar-benar turun." Artem tertawa girang menyambutku.
Aku segera terbang ke pelukannya, lalu melabuhkan satu kecupan panjang di bibirnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top