Twenty Five • In Relationship

Hari pertama Ash ke sekolah sebagai pacar Will. Dia senyum-senyum sendiri pagi itu. Ada perasaan senang juga was-was. Takut apa yang akan terjadi dengan Hannah Conrad dan Jackson White ketika mereka mengetahui kalau kini dia berpacaran dengan William Alexander. Ash juga melewatkan sahabat-sahabatnya. Mereka belum tahu status hubungannya dengan Will.

“Kau tampak senang sekali, Ash? Apa kau akan berangkat dengan Will?” tanya Melissa saat sarapan.

“Iya. Tentu saja.” Ash menghabiskan sarapannya. Kemudian berpamitan pada ayah ibunya. Begitu keluar rumah, dia melihat Will sudah menunggunya di halaman depan rumah. “Maaf Will, kau menunggu lama, ya?” tanyanya.

“Enggak kok. Lagipula mau selama apapun aku pasti akan menunggumu,” jawab Will tersenyum lalu menggenggam jemari Ash kemudian mereka berangkat ke sekolah bersama pagi itu.

Hampir seluruh murid Windsor High School menatap Ash dan Will dari semenjak mereka turun dari bus sekolah. Tatapan-tatapan mereka seolah mempertanyakan –siapa itu yang bersama William Alexander?– atau –bagaimana Will dengan gadis itu? Padahal kemarin dia berkencan dengan Hannah– Baiklah, ternyata gossip Will dan Hannah berkencan akhir pekan kemarin dengan cepatnya menyebar di seluruh Windsor High School. Bahkan mungkin satu kota Windsor pasti sedang membicarakan rumor ini. Ash agak risih, tapi genggaman Will semakin Erat. Dia tampak senang sekali bisa menggandeng Ash ke sekolah. Membuat Ash merasa tidak peduli dengan semua tatapan itu.

“Kau tidak ke lokermu, Will?”

“Nanti saja. Aku masih ingin berlama-lama denganmu.”

Lagi dan lagi. Will seperti tidak mau lepas dari Ash. Mereka pun berbincang di lorong sekolah pagi itu. Karen, Danny dan Alex sepertinya sudah masuk ke kelas.

“Yuk, kita ke kelas,” ajak Ash pada Will tanpa tahu kalau Jackson menghampirinya.

“Ash! Selamat pagi. Oh ya, kudengar kau tidak langsung pulang setelah aku mengantarmu ke rumahmu. Kau kemana?” tanya Jackson.

“Selamat pagi, Jack. Ah itu, iya sebenarnya aku ke suatu tempat dan memang tidak langsung pulang,” jawab Ash.

Tiba-tiba saja Will merangkulkan lengannya ke pinggang Ash. “Oh ya Jack, aku harus memberitahumu sesuatu tentang status hubunganku dengan Ash. Kami sudah berpacaran.” katanya kemudian mencium pipi Ash tepat di hadapan Jackson.

Ash agak kaget dan menjadi tak enak hati dengan Jackson. Diliriknya Jackson yang cukup terlihat kaget dengan pengakuan Will.

“Benarkah? Bagus kalau begitu, aku harap kalian bahagia,” ucap Jackson. Suasana pun menjadi canggung sebelum akhirnya Jackson pamit ke kelasnya setelah memberikan ucapan ‘selamat’ pada Ash dan Will.

“Will, aku jadi tak enak hati dengan Jackson. Aku rasa, aku perlu bicara dengannya.”

“Kau tidak perlu bicara dengannya, memangnya apa yang mau kau bicarakan dengannya? Dia tak punya hubungan apapun, kan, denganmu?”

“Tetap saja. Dia, kan, menyukaiku.”

“Lalu?”

“Lalu? Begini, apa kau tidak peduli dengan Hannah? Mengetahui dia menyukaimu, tapi kau berpacaran denganku kini?”

“Tidak. Aku tidak peduli dengannya.”

“Will!”

“Apa? Aku sungguh-sungguh tidak peduli dengan Hannah Conrad.”

Dan tiba-tiba saja mereka berpapasan dengan Hannah di lorong sekolah. Ash melihat Hannah melirik kepada Will, mereka saling tatap, tapi Hannah lalu mengacuhkannya seolah-olah tidak pernah mengenal William Alexander. Lalu, Ash lihat Will yang tampak biasa saja. Dia pun terdiam. Tak lagi mendebat.

Ash dan Will masuk ke dalam kelas yang sudah ada sahabat-sahabatnya di sana. Will masih saja menggenggam erat tangannya. Seakan ingin memberitahukan kepada semua orang bahwa Ashilla Thompson miliknya.

“Jadi, kalian sudah resmi ya berpacaran?” tanya Karen pada Ash dan Will.

“Yeah. Begitulah.” jawab Will dan Ash pun menggangguk.

“Kau jahat, Ash! Kenapa kau tidak cerita-cerita padaku! Aku ini sahabatmu atau bukan?” pekik Karen tidak terima.
'
“Maaf ya. Aku lupa.”

“Dasar! Bukannya lupa, tapi kau terlalu dibawa asmara oleh Will!”

Ash dan Will pun tertawa mendengar kata-kata Karen. Benar juga, setelah meresmikan hubungan, sepertinya mereka lupa memberitahu pada dunia. Dan akhir pekan kemarin mereka pun terlalu menikmati kebersamaan sebagai sepasang kekasih.

“Jadi, kapan pestanya?” tanya Karen.

“Pesta apa?” Ash dan Will balik bertanya secara bersamaan.

“Pesta peresmian hubungan kalian,” jawab Karen, “kalian tidak tahu kalau satu sekolah membicarakan kencan Will dan Hannah, tapi kenyataannya justru kau, Ashilla! Yang berpacaran dengan William Alexander!” tawa Karen berdera-derai. “Padahal Hannah sudah membangga-bangakan kencannya denganmu, Will! Tentu saja ini harus diadakan pesta perayaan!” lanjutnya dengan senyum penuh kemenangan mengingat dia bermusuhan dengan Hannah.

“Ya sudah, kita adakan pesta perayaan di markas saja,” ucap Will

“Sungguh?” tanya Karen semangat.

“Iya. Sungguh! Aku akan mentraktir kalian semua! Kau, Danny dan Alex.” Will meyakinkan Karen dan mengundang kedua sahabat Ash yang lain untuk datang ke pesta peresmian hubungannya.

Ash meng-iya-kan saja keinginan sahabatnya itu. Lagipula Will tidak keberatan. Dia justru ingin mentraktir dan tampak senang sekali.

∞∞∞

Ash dan Will, menghabiskan sisa tahun kedua SMU mereka di musim semi dengan sempurna. Mereka seperti tidak bisa dipisahkan. Will selalu ingin bersama Ash. Bahkan ketika mereka tidak sekelas, seusai pelajaran Will sudah ada di loker Ash. Menunggunya hanya sekedar untuk melihatnya. Semua orang memperhatikan mereka. Semua orang membicarakan mereka berdua. Ash merasa seperti gadis yang tiba-tiba popular dalam waktu singkat, walau sebenarnya masih kalah populer dari seorang Hannah Conrad.

Mereka kini lebih sering menghabiskan waktu bersama-sama di rumah. Kadang Ash yang ke kamar Will, tapi lebih seringnya Will yang ke kamarnya. Namun, karena cuaca musim semi yang mulai menghangat. Ash dan Will terkadang bercengkrama di atas dahan pohon yang berada diantara kedua jendela kamar sambil sesekali menikmati ciuman indah mereka. Mungkin dahan pohon ini kelak akan menjadi saksi bisu cerita cinta Ashilla Thompson dengan seorang William Alexander, pria tampan bermata biru yang tinggal di sebelah rumahnya.

Musim semi di sekolah berarti di sibukkan dengan persiapan ujian akhir semester. Ash tidak ingin hubungannya dengan Will mengganggunya untuk persiapan ujian. Untung saja Will bukanlah pemuda yang tidak peduli dengan sekolah. Jadi mereka memutuskan untuk –berpacaran sambil belajar–  kegiatan itu sering mereka lakukan hanya di kamar secara bergantian. Setiap akhir pekan terkadang mereka berkencan ke kota lalu menikmati buku pelajaran di Jeff’s Coffee.

Malamnya mereka menikmati dahan pohon di antara jendela kamar sebagai tempat favorit sebelum mengucapkan selamat malam. Kali ini tidak lagi hanya melalu jendela kamar, tapi Ash dan Will melakukannya lebih dekat lagi. Di awali dengan obrolan biasa hingga tak biasa dan diakhiri dengan kecupan manis di bibir. Ciuman Will seperti biasa, lembut dan hangat. Begitu manis dirasakan keduanya.

“Baiklah. Ash. Selamat malam. Aku mencintaimu,” ucap Will

“Aku juga mencintaimu, William Alexander,” balas Ash dengan penyebutan namanya yang lengkap. “Oh iya Will, kapan ulang tahunmu?” tanyanya tiba-tiba karena dia baru ingat tidak tahu ulang tahun laki-laki yang sudha menjadi pacarnya itu kini.

Will tersenyum. “Sama denganmu, 22 juli.” Kemudian dia kembali ke kamarnya.

Ash tak menyangka kalau Will sudah tahu ulang tahunnya dan ternyata ulang tahun mereka sama! Ash pun beranjak tidur. Tidak lupa mengunci jendela kamarku. Tidak perlu diingatkan lagi, kan? Bagaimana Will tiba-tiba di samping tempat tidurnya saat dia terbangun keesokan paginya. Ash tidak mau kejadian itu terulang lagi.

Ash bahagia sekali hubungannya dengan Will tampak begitu sempurna. Meski hatinya terkadang takut dengan apa yang akan terjadi. Takut jika suatu hari dia bertengkar dengan Will lalu mereka memutuskan mengakhiri hubungan. Karena selama beberapa bulan ini, Ash tidak pernah bertengkar dengan Will. Dia juga takut jika Will merasa bosan dengannya kemudian memutuskan untuk pergi. Namun, aku meyakinkan dirinya. “Apapun bisa terjadi di masa depan, Ash. Jangan terlalu memikirkan apa yang belum terjadi.”

∞∞∞

Hari ini tepat 22 Juli, Ash berulang tahun. Dia terbangun pagi ini kemudian memandang jendela kamar Will. Hatinya mencelos melihat Will tidak ada di sana. Padahal Ash mengharapkan Will ada di sana menunggunya bangun dan mengucapkan ‘Selamat Ulang Tahun, Ashilla’ dengan sebuket bunga mawar, kue ulang tahun dan hadiah. Oke Ash, jangan menjadi gadis yang menggelikan! Ini ulang tahun yang ke 17 dan Will juga berulang tahun bukan? Ya! Ash tidak lupa kalau Will juga berulang tahun! Dan dia berencana memberikannya kejutan.

Ash memeriksa ponselnya, ada satu pesan whatssap belum terbaca dari Will.

WillAlexander

Selamat ulang tahun, sayang.
Cepatlah ke markas! Ada kejutan untuk kita!
Aku mencintaimu, Ashilla.

AshThompson

Kau juga selamat ulang tahun, William Alexander.
Baiklah aku akan segera ke markas.
Aku mencintaimu juga.

Ash pun segera bersiap-siap untuk ke markas. Ayah ibunya tiba-tiba masuk ke kamarnya dan mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Kecupan dan pelukan hangat dari mereka di hari ulang tahunnya adalah suatu hal yang selalu membuatnya bahagia. Meski mereka bukan orang tua kandungnya, tapi sungguh, Ash menayangi mereka dengan segenap hatinya.

Setelah bersiap-siap, Ash berpamitan kepada orang tuanya. Ayah ibunya memberikan kebebasan untuknya satu hari penuh di hari ulang tahunnya ini. Kata mereka, ini adalah harinya dan mereka percaya padanya karena kini sudah berusia 17 tahun. Mr.Thompson memberikan kartu kreditnya pada Ash untuk bersenang-senang dengan sahabat-sahabatnya. Ash berterima kasih sekali pada ayah ibunya atas hadiah ini.

Sesampai di markas betapa kagetnya Ash melihat rumah pohon tua itu sudah di dekorasi sedemikian rupa. Penuh dengan hiasan-hiasan ulang tahun dan ketiga sahabatnya juga sudah ada di sana. Karen langsung berlari memeluknya.

“Aaasshh! Selamat ulang tahun ya sahabatku yang paling kusayangi dimuka bumi ini!” teriak Karen.

“Selamat ulang tahun, Ash!” Danny dan Alex bergantian mengucapkan dan memeluknya.

Kemudian Will menghampirinya. Merangkul pinggangnya dan mendekatkan tubuhnya padanya lalu mengucapkan selamat ulang tahun kemudian dengan cepatnya dia mencium bibir Ash. Kecupan lembut dan hangat seperti biasa.

Ash sebentar melepaskan ciumannya dan mengucapkan selamat ulang tahun juga kepada Will lalu melanjutkan ciuman indah mereka. Sepertinya, Ash tidak memikirkan lagi soal –sebuket bunga dan hadiah– karena dia rasa, dirinya dan Will sudah memberikan hadiah masing-masing. Mereka saling memberikan perasaan di ulang tahun yang ke 17. Dan menurutnya, tidak ada hadiah yang lebih indah dari ulang tahun yang ke 17 selain sambutan hangat cinta pertama.

Ash, Will dan ketiga sahabatnya, Karen, Danny dan Alex. Menghabiskan sisa liburan musim panas bersama sebelum memulai sekolah mereka di tahun ketiga SMU Windsor High School. Selamat datang tahun senior!

- END -

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top