Three • New Neighbour

"ASH! ASHILLA!"

Samar-samar Ashilla mendengar namanya sendiri dan suara yang memanggil namanya semakin mendekat.

"Ashilla! Bangunlah! Kau tidak ingin makan malam?" tanya Melissa sambil menghampiri tempat tidur putrinya dan membangunkannya.

Masih dalam keadaan setengah sadar, Ashilla mencoba membuka matanya. "Mmm ... Mom, kau sudah pulang?" tanyanya sambil menguap.

"Iya sayang, bangunlah! Kita makan malam." Melissa mengajak putrinya agar segera bangun.

Ashilla mencoba bangun dan menggerakkan tubuhnya, tapi rasanya berat sekali. Mungkin dia terlalu lelah karena membantu tetangga baru pindahan tadi sore. Sambil menggeliat, dia melihat ibunya keluar dari kamar.

Dengan langkah gontai Ashilla mengikuti ibunya. Kruukk Kruukk. Dia mengelus perutnya. "Lapar sekali". Begitu duduk, Ash melihat sudah ada sup, kue dadar dan spaghetti tersaji di meja makan. Hampir saja air liurnya menetes.

"Ash, apakah ada tetangga baru?" tanya mom sambil meliriknya.

"Iya mom, mereka baru datang tadi sore. Ibu dan anak, tepatnya anak laki-laki," jawab Ash sambil mengunyah kue dadar.

"Kau sudah bertemu dengan mereka?"

"Mm-mm."

"Bagaimana bisa?"

Ashilla menatap ibunya sambil terus melahap kue dadar."Aku menawari bantuan untuk memindahkan barang-barang, mereka baik, sepertinya. Aku langsung akrab dengan putranya, Will, dia seumuran denganku dan akan sekolah yang sama denganku."

"Wah, ternyata kau langsung akrab dengan putranya? Apa kau tertarik padanya?" Melissa bermaksud untuk menggoda putrinya.

Ashilla terlihat panik. "Astaga mom, yang benar saja! Aku baru bertemu dan berkenalan dengannya!" sanggahnya.

"Ya ampun tidak perlu panik begitu. Mom, kan, hanya bertanya," sahutnya sambil terkekeh. Ashilla langsung merungut. Malu.

"Kalian membicarakan siapa? Bukan membicarakan diriku, kan?" tanya Mr.Keith Thompson, sambil mencium kening Ashilla.

"Tentu saja bukan membicarakanmu, Dad. Jika aku ingin membicarakanmu, aku akan langsung bicara padamu." Ashilla sesumbar menjawab pertanyaan ayahnya.

"Ah benar juga! Jadi siapa yang kalian bicarakan?"

"Kami membicarakan seorang pria yang ditaksir putrimu," jawab mom meledek.

"Astaga, Mom! Sudah kubilang! Oke Dad, kami membicarakan tetangga baru yang baru saja pindah tadi sore. Aku sudah bertemu dengan mereka dan aku berkenalan dengan putranya. Aku menawari mereka bantuan. Mereka terlihat baik karena aku langsung akrab dengan mereka." Ashilla menjelaskan panjang lebar.

"Kenapa kau jadi panik? Ayah hanya bertanya siapa yang kalian bicarakan?' Mr. Thompson tampak tersenyum menggoda putrinya.

"Ah, sudahlah kalian! Aku mau makan, aku sungguh lapar," ucap Ashilla sambil melahap makan malamnya.

Mr. dan Mrs. Thompson tertawa kecil melihat tingkah putri semata wayangnya yang tersipu. Mereka pun melahap makan malam bersama. Lalu terdengar suara mobil di rumah sebelah. Will dan ibunya baru saja kembali dari makan malam di luar.

Ash melirik ke jendela dapur. Ruang makan di rumahnya menyatu dengan dapur sehingga dia bisa melihat ke rumah sebelah melalui jendela dapur. Dan benar saja, dia melihat Will dan ibunya memasuki rumah. Sedangkan bibinya yang membawa mobil kembali pulang. Rumah sebelah pun terang benderang. Untuk beberapa menit, Ash memperhatikan rumah tersebut, lebih tepatnya mungkin memperhatikan Will.

"Ash! Kau tidak melanjutkan makan?" tanya mom mengalihkannya.

"Yeah mom, sebentar lagi aku akan selesai." jawabnya.

Begitu selesai makan malam, Ash langsung menuju kamarnya di lantai dua. Untuk beberapa saat, dia berhenti tepat di depan pintu kamarnya.

Kamar Will di seberang kamarnya, laki-laki itu bisa dengan jelas melihat kamarnya itu berarti dia harus menjaga aktivitasnya di kamar! Tidak bisa lagi bertingkah konyol, memalukan, yang bisa jadi bahan lelucon. Tidak! itu tidak boleh terjadi! Karena siapa yang tahu jika Will tidak sengaja menangkap aktivitas konyolnya kemudian menertawainya. Oh, ayolah Ash! Kau berpikir terlalu jauh!

Ashilla menggeleng lalu bergumam "Baiklah, Ash! Jadilah dirimu sendiri meski itu adalah hal yang konyol!" Dibukanya pintu kamar dengan hati-hati lalu perlahan menuju jendela yang tepat disamping tempat tidurnya. Dia melihat Will di sana.

Ash memandanginya. Dia melihat laki-laki itu membuka jendela kamarnya. "Ashilla! selamat malam! mimpi yang indah!" teriaknya lalu tersenyum kepadanya.

Ash mengangguk dan membalas senyum. "Kau juga, Will!"

Ada sedikit sensasi berbeda yang Ashilla rasakan selepas ucapan selamat malam melalui jendela kamar. Entahlah, dia merasa sensasi itu menyentuh hatinya. Dia tersenyum sembari memejamkan mata dan mencoba kembali ke kenyataan.

Ayolah, Ashilla! Will tidak mungkin meliriknya! Lagipula dia punya masalah lebih penting daripada seorang Will! Makalah! Kapan dia akan mengerjakannya!? Apa dirinya pikir bisa ke SMU dengan Will, mengetahui harus mengulang setahun di junior?

"Arrrggghh! Baiklah aku akan mengerjakannya besok! Sekarang yang kubutuhkan hanyalah tidur dan bermimpi indah, semoga ...," umpatnya. Lalu memejamkan mata dengan mulut yang sedikit manyun. Langsung badmood rasanya jika memikirkan makalah. Dan Ashilla pun mencoba tidur sambil berharap saat bangun nanti makalah itu sudah jadi sempurna di hadapannya.

Yang benar saja, Ash! Kau pikir mimpi bisa dibawa ke kenyataan?

Ashilla semakin mengantuk memikirkan semua itu. Perlahan dia pun dan tertidur. Tanpa dia sadari, Will diseberang tersenyum memandang ke arah jendela kamarnya yang sudah tertutup tirai. Ternyata Will membuka tirainya lagi. Entah apa yang dipikiran Will, dia tidak bisa untuk tidak memandangi jendela kamar tidur Ashilla.

Malam pun semakin larut, Will kembali menutup tirai jendelanya. Dia mulai bersiap-siap tidur sambil bergumam "selamat malam Ashilla" sekali lagi dia mengucapkan selamat malam untuk gadis di seberang kamarnya itu sebelum memejamkan matanya.

∞∞∞

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top