Thirteen • Teater dan Basket
Memasuki bulan Oktober, cuaca semakin dingin di pagi hari awal bulan itu. Winter sudah mulai dirasakan di sebagian utara Amerika. Ash mengenakan jaket dipadukan celana jeans dan sneakers, sambil menunggu bus sekolah. Dia tidak berangkat bersama Will, tapi mereka janjian bertemu di halte.
“Hai, sudah lama menungguku?” sapa Will.
“Ah, enggak kok, enggak begitu lama,” jawab Ash.
Mereka menunggu bus yang akhirnya tiba di halte tidak beberapa lama kemudian.
Bulan Oktober kegiatan mulai padat. Klub seni akan melakukan pertunjukan natal di bulan Desember, masih dua bulan lagi, tapi harus dipersiapkan dari sekarang. Karena pertunjukkan natal ini tiap tahun jadi acara wajib sekolah untuk kota Windsor County.
Ash yang dari klub musik harus bergabung dengan klub teater untuk pertunjukkan. Sedangkan untuk pertunjukkan musik sendiri diambil alih oleh senior. Memang peraturannya seperti itu. Ash yang sejak awal di kelas junior sebagai pianist harus bergabung dengan klub teater karena statusnya yang belum menjadi senior di tahun ketiga.
Mr. Zacharias Hummel menunjuknya sebagai ketua klub musik untuk teater, tentu saja tugasnya akan bertambah banyak. Di samping dia harus mengurus teman-teman sesama klub musik, dia juga harus berkonsultasi dengan Ms.Agatha Brooke sebagai guru klub teater. Karena tugasnya di sini adalah sebagai penggiring musik klub teater. Ash harus tahu apa saja lagu yang akan dimainkan dan harus latihan bersama klub teater.
Will juga mulai sibuk, dia mulai latihan bersama klub basketnya. Bulan ini klub basket Windsor High School akan memulai kejuaraan antar kota sebagai dasar persyaratan untuk mengikuti Kejuaraan Nasional. Tentu saja itu jika tim basket WHS bisa menjuarai kejuaraan antar kota dan menjadi juara di wilayah Negara Bagian, karena targetnya adalah mengikuti Kejuaraan Nasional.
Karen juga mulai sibuk dengan kegiatan organisasi siswanya. Organisasi siswa ini penting sebagai dasar politik, tentu saja. Organisasi siswa di Windsor High School mengurus semua acara diluar kegiatan belajar mengajar, seperti pertunjukan seni, yang acaranya setiap natal, pesta prom yang menjelang perpisahan sekolah dan kegiatan amal di setiap liburan musim panas yang biasa dilakukan oleh junior di tahun pertama. Organisasi siswa juga memegang kendali penuh klub-klub di sekolah. Mengatur setiap acara dan jadwal klub. Setiap ketua klub harus wajib melapor kegiatan mereka kepada ketua organisasi siswa.
Klub organisasi siswa diketuai oleh Jackson White, salah satu cowok populer di sekolah, salah satu yang terganteng juga. Ini enggak bohong, Jackson memang ganteng! Ash sempat tertarik sebelum dia tahu Karen ternyata menyukainya. Yeah, diam-diam Karen masuk klub Organisasi siswa karena Jackson White. Bukannya Ash enggak mau bersaing dengan sahabat sendiri, tapi lebih baik dia mengalah. Untungnya, Hannah Conrad tidak tertarik dengan Jackson.
Mereka punya hubungan yang aneh. Keluarga mereka adalah dua keluarga terkaya dan terpandang di kota Windsor. Mereka saling mengenal sejak kecil, berhubungan baik dengan dua keluarga masing-masing. Namun sepertinya, meskipun mereka terlihat akrab, tapi jelas tidak saling tertarik satu sama lain. Untuk urusan ini, Karen merasa beruntung tidak perlu bersaing dengan Hannah. Namun sialnya, Hannah menjadi saingan Ashilla kini mendapatkan perhatian Will.
Sahabat Ash yang lainnya, Danny yang impiannya menjadi DJ radio, sudah sibuk dari awal mulai sekolah di Klub broadcasting yang memegang kendali penuh radio, majalah, dan papan bulletin berita terkini di sekolah. Klub itu sudah memulai aktivitasnya sejak sebulan lalu. Klub broadcasting yang siaran setiap jam istirahat dan kegiatan setelah usai sekolah, Danny-lah DJ radio-nya sejak tahun pertama. Hanya Danny yang bisa membawakan radio sekolah menjadi begitu hidup dan tidak membosankan. Klub broadcasting juga mengurus majalah sekolah, kami mencari berita-berita sekolah, seperti mewawancarai siswa-siswa yang berhasil mengharumkan nama sekolah. Kadang, berita majalah sekolah kami juga memasukkan artikel selebritas, acara musik, fashion dan tentu saja info-info pengetahuan dunia yang bermanfaat.
Sedangkan Alex, tentu saja dengan otak dan kepintarannya dia masuk klub sains. Sudah beberapa kali Alex mengikuti Kejuaraan Sains Junior Antar Negara Bagian. Tapi sayangnya, selalu gagal masuk Kejuaraan Nasional. Alex bertekad akan berhasil mengikuti Kejuaraan Nasional sebelum dia lulus sekolah. Ash juga berharap demikian, siapa yang tidak bangga jika punya sahabat yang bisa mengikuti Kejuaraan Sains Junior Nasional di Amerika? Karena juaranya akan dapat kesempatan mengikuti Olimpiade Sains International. Luar biasa bukan?
Di antara semua klub di sekolah yang paling tidak Ash pedulikan adalah klub cheerleaders. Bukan karena Hannah Conrad salah satu anggota klubnya, tapi di klub tersebut berkumpul para gadis predator yang selalu siap memangsa. Kelakuan mereka yang merasa paling populer, tapi yeah ... memang mereka populer dan juga perundung, membuat Ash tidak menaruh respect kepada mereka. Para gadis predator ini juga memangsa cowok-cowok ganteng di sekolah. Jujur saja, Ash merasa tidak percaya diri jika dibandingkan dengan kecantikan dan keseksian mereka. Kalau saja kelakuan mereka lebih baik mungkin dia tidak merasa muak dengan mereka. Tapi beginilah keadaan di sekolah Windsor High School, komunitas elite – anak-anak orang kaya – dan populer seperti anak-anak klub cheerleaders, basket, juga sebagian anak-anak dari organisasi siswa yang punya koneksi langsung dengan petinggi kota ini seperti Jackson White, mereka adalah predator puncak di piramida status sosial SMU Windsor High School.
Ash sendiri hari ini, cukup sibuk akan memulai latihan dengan klub teater. Hari jumat sore memang waktunya kegiatan ekstrakulikuler. Seusai kelas sejarah tadi dia janjian pulang bersama Will. Tadinya akan bersama Karen juga, tapi Karen bilang akan ada rapat organisasi siswa, jadi kemungkinan pulang akan lebih malam, dia akan dijemput ibunya nanti. Danny dan Alex punya urusan masing-masing dan tidak bisa pulang bersama Ash dan Will.
Akhir-akhir ini Ash mulai jarang bersama sahabat-sahabatnya, yeah … karena kesibukan mereka di tahun kedua ini. Sudah beberapa minggu juga Ash mulai jarang pulang bersama Will, kegiatan klub basketnya yang akan mengikuti kejuaraan basket antar Negara Bagian membuatnya harus berlatih setiap hari seusai pulang sekolah, Will tidak bisa memaksa Ash untuk menunggunya. Jadi, Ash selalu pulang duluan dan yakin, Will pasti diserbu oleh Hannah seusai dia latihan, karena Hannah anggota cheerleaders, dia juga latihan bersama anak-anak tim basket.
Setelah beberapa minggu, Ash dan Will hanya berangkat sekolah bersama tapi tidak pulang bersama, kali ini Will memaksa Ash pulang bersamanya.
“Kita pulang bersama, ya? Kau juga ada latihan, kan, di klub teater?” tanya Will.
“Oke.” Ash menjawab singkat sambil membereskan buku-bukunya.
Will tampak heran, dia mencegat lengan Ash. “Kau tampak tidak senang pulang bersamaku?” tanyanya serius.
Ash yang terhenti dari aktifitasnya membereskan buku menatap Will. “Aku, kan, sudah bilang oke. Berarti kita akan pulang bersama. Kau mau aku menjawab apa?”
“Entahlah ... jawabanmu terlalu singkat, kupikir kau tidak senang pulang bersamaku,” ujarnya.
“Ya ampun Will, aku hanya sedang terburu-buru, aku harus menuju ruang teater.” Ash segera keluar kelas meninggalkan Will.
Ash merasa bersalah meninggalkan Will terburu-buru seperti itu. Tapi memang dia sedang terburu-buru. Klub teater tidak akan memulai latihannya jika dirinya belum hadir. Ash penggiring musiknya dan dia yang mengurus musik band-nya. Secepat kilat dia menuju ruang teater. Untungnya, dia tiba tepat waktu karena Ms.Brooke belum tiba.
“Aku tidak terlambat, kan?” tanya Ash pada Alan Davis, ketua klub teater.
“Nggak kok, Ms.Brooke juga belum hadir.”
Dengan cepat Ash memeriksa anggota band yang dari klub musik. Sudah lengkap! Jadi dia tinggal ambil posisi di piano. Ms.Brooke sudah memberitahu lagu apa saja yang akan dimainkan dan dia sudah berlatih beberapa hari ini.
Beberapa menit kemudian, Ms.Brooke memasuki ruang teater. Mereka semua, baik dari klub teater atau klub musik sudah ada di posisi masing-masing. Ms.Brooke menginstruksikan untuk memulai latihan.
∞∞∞
Di lapangan Basket, tepatnya di pinggir lapangan. Gadis-gadis cheerleaders bersorak-sorak menyemangati tim basket. Mereka sedang latihan bersama tim basket. Lalu, tim basket dan para cheerleaders istirahat sejenak. Will duduk di pinggir lapangan, dia sempat melihat sekeliling dan mengetahui orang yang dicarinya belum kelihatan.
“Nih. “ Hannah menyodorkan minuman mineral dan handuk.
“Terima kasih.” Will mengambil air mineral dan handuk yang diberikan Hannah.
“Jadi, kau akan datang ke pesta Halloween, kan?” tanya Hannah. “Jem akan mengadakan pesta “kematian” itu di rumahnya.”
“Hmm … entahlah, apa aku boleh ikut? Aku masih murid baru di sini?” Will tidak yakin diundang ke pesta itu.
“Kalau kau datang bersamaku, itu tidak masalah,” kata Hannah meyakinkan Will.
“Apakah semua anak di sekolah ini boleh datang ke pesta itu?” tanya Will, dia berpikir lebih menyenangkan datang bersama Ashilla daripada bersama si pirang ini.
“Kemungkinan sih boleh saja, pesta ini terbuka untuk siapa saja. Kau tahulah, apa kau berencana mengajak si cewek asia itu?” tanya Hannah lalu dia tertawa sinis. “Jangan berharap, Will. Dia tidak suka pesta, dia tipe anak rumahan,” sindirnya.
“Aku tahu. Ashilla memang bukan tipe gadis sepertimu,” balas Will yang tentu saja dengan senyum dan nada yang menyindir.
Hannah hanya menatapnya, agak kesal tapi dia tidak mau berdebat.
“Bagaimana? Will mau datang bersamamu ke pesta Halloween-nya Jem?” tanya Sam.
“Dia tidak memberi jawaban,” jawab Hannah, “tapi tenang saja, pestanya akhir bulan dan pertengahan bulan nanti kita akan pergi bersama tim basket untuk kejuaraan Negara Bagian. Masih ada waktu beberapa minggu untuk mengajak Will ke pesta itu bersamaku,” lanjutnya sambil tersenyum penuh rencana di otaknya.
“Oh, aku percaya padamu Hannah. Kau, kan, tidak pernah gagal merayu lelaki.” Emily sesumbar sambil melirik Sam lalu tertawa.
∞∞∞
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top