Sixteen • Mak Comblang

Akhir pekan kali ini terasa beda bagi Ashilla. Will akan mengikuti kejuaraan basket antar kota untuk Negara Bagian Vermont dan baru akan pulang hari minggu. Tim cheerleader juga ikut bersama mereka. Halloween minggu depan, tapi Ash tidak peduli dengan pesta kematian itu walaupun seluruh Kota Windsor akan merayakannya. Mungkin dia tidak memikirkannya kalau saja Will tidak mengajaknya ke pesta Halloween di rumah Jem.

Kini yang ada di kepalanya hanyalah membayangkan bagaimana Hannah Conrad akan merayu Will sepanjang perjalanan menuju Plymouth. Mungkin saja Will akan duduk bersama Hannah di bus dan mereka saling berbagi cerita bersama, tapi Ash meyakinkan diriku sendiri kalau Will hanyalah sebatas teman dan dia tidak berhak cemburu atas dirinya. Bukankah Will dan Hannah serasi? Yah, mereka serasi.

Bus sekolah yang ditumpanginya akhirnya sampai di halte dekat rumahnya. Ash berjalan agak malas hingga dia tiba di rumah. Dia langsung masuk ke dalam kamarnya, memandang sebentar ke kamar Will. Baru saja dia berpisah dengannya tadi di sekolah. Lalu, dia merebahkan diri kemudian mengecek ponselnya yang tidak ada pesan masuk dari siapa pun.

Tiba-tiba, sebuah pesan masuk dari Karen.


KarenW

Ash, ingat besok kita berkumpul di markas, sebelum cuaca semakin dingin dan salju turun.


AshThompson

Baiklah Karen, aku tidak lupa.


Ash memejamkan mata setelah membalas pesan Karen, berharap Will yang mengirim pesan bukan sahabatnya. Tapi tentu saja untuk apa Will mengirim pesan untuknya? Dia pasti sedang sibuk dengan Klub Basket dan Tim cheerleader, bersenang-senang menuju Plymouth. Tiba-tiba satu lagi pesan masuk, kali ini dari Jackson White.


JackWhite

Halo Ash, bisakah kita bertemu besok?
Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan.


Ya ampun! Apalagi yang ingin dibicarakan Jackson?


AshThompson

Apakah ini hal yang penting?


JackWhite

Tidak terlalu penting, tapi aku berharap bisa bertemu denganmu besok.


Ash terdiam, agak bingung harus jawab apa. Lalu, dia teringat kesepakatan dengan Karen.


AshThompson

Baiklah kita bertemu besok.
Kau ingin bertemu di mana?


JackWhite

Bagaimana kalau di Jeff’s Coffee? Tidak akan lama kok.


AshThompson

Baiklah di sana saja, itu tempat favoritku.


Sekali lagi Ash memandang kamar Will, untungnya dia sedang ke Plymouth. Jadi dia bebas pergi dengan siapa pun besok. Hei, tunggu dulu, lagipula dia tidak perlu izinnya bukan?

Ash bangkit dari tempat tidurnya. Membersihkan diri dan bersiap makan malam. Mom dan Dad ternyata belum pulang. Dia memutuskan untuk menunggu di ruang keluarga sambil menonton acara televisi yang menurutnya membosankan. Bibi Esperanza, masih menyiapkan makan malam. Ash menunggu sambil sesekali mengecek ponselnya. Will belum mengirim pesan, sekedar kabar kalau dia sudah sampai Plymouth atau masih di perjalanan? Ah sudahlah, tidak usah mengharapkan pesan darinya.

Ash memutuskan makan malam duluan tanpa menunggu kedua orang tuanya. Lalu kembali ke kamarnya. Lelah rasanya dengan semua kegiatan teater dan menunggu suatu hal yang tidak pasti. Dia menaiki tempat tidurnya lalu bersiap-siap untuk tidur. Kali ini tirai jendela sudah ditutup tanpa harus menunggu Will. Lagipula malam ini dia rasa tidak akan ada ucapan selamat malam lewat jendela kamar. Ash memejamkan mata lalu ponselnya bergetar. Dengan cepat dia mengeceknya. Yap! Kali ini pesan dari seseorang yang ditunggunya.

WillAlexander

Maaf Ash, baru mengabarimu.
Aku baru sampai Plymouth.

AshThompson

Tidak apa-apa Will.
Kau pasti lelah, istirahatlah.

WillAlexander

Aku berharap besok kita bisa berakhir pekan di markas seperti waktu itu.
Hanya kita berdua.

AshThompson

Aku akan mengajakmu lagi nanti.

WillAlexander

Benarkah? Baiklah.
Selamat Malam Ashilla, mimpi yang indah!

AshThompson

Kau juga ♥♥♥

Ash tersenyum lebar, ternyata Will tidak melupakan dirinya. Dibaca lagi obrolan mereka, lalu dia terperanjat. Kau gila Ash! Kau mengirim tiga emoticon ‘love’ kepada Will?
Ash merutuk dirinya sendiri. Ingin dihapus tapi sudah tidak mungkin, sudah terkirim! Kali ini dia bodoh sekali! Pasti Will tertawa geli melihat emoticon yang dikirimnya. Hey, Dia dan Will tidak berpacaran! Ash menunggu balasan dari Will, tapi tidak ada balasan. Sudahlah Ash! Dia membanting tubuhnya di atas kasur lalu menutupinya dengan selimut, entah kenapa dia jadi segila ini.

∞∞∞

Hari sabtu pagi, Ash bersiap-siap ke kota untuk bertemu dengan Jackson, lalu dia harus ke sekolah untuk latihan kegiatan teater dan malamnya dia akan berkumpul dengan Karen, Danny dan Alex di markas.

Ash turun ke bawah untuk sarapan setelah bersiap-siap. Ayah dan ibunya yang tidak bekerja di hari sabtu dan minggu tampak santai di meja makan untuk sarapan yang sudah disiapkan Bibi Esperanza.

“Selamat pagi mom, dad,” sapa Ash sambil mengecup kening mereka.

“Pagi sekali kau sudah siap-siap, kau ada janji?” tanya Melissa.

“Iya, aku harus ke kota, ada janji ketemu dengan teman.”

“Karen? Atau dengan Will?”

“Ah, tidak mom, bukan dengan mereka. Aku janji dengan Karen nanti malam seperti biasa, lalu Will sedang ke Plymouth mengikuti kejuaraan basket.”

“Lalu? Dengan siapa?” Melissa semakin penasaran, tapi sebelum sempat dijawab, bel pintu rumah berbunyi. Ash dengan cepat membuka pintunya. Dan ternyata Jackson!

“Hai, Ash ... maaf datang sepagi ini, aku ingin menjemputmu ke kota,” sapa Jackson.

“Oh hai Jack ... kupikir kita akan bertemu di Jeff’s Coffee?”

“Yah, aku tahu, tapi lebih baik aku menjemputmu. Kau tidak keberatan, kan?”

“Tidak, aku tidak keberatan. Jadi, tunggu sebentar ya aku mengambil tasku dulu.” Ash hendak berbalik, tapi ibunya ternyata sudah ada dibelakangnya.

“Siapa yang datang menjemputmu, sayang?” tanya Melissa.

Ash yang kaget dengan cepat mengenalkan Jackson kepada ibunya, menjelaskan bahwa dia adalah teman yang akan bertemu dengannya hari ini. Lalu, Ash ke dalam untuk mengambil tas.

“Jadi, bukan hanya Will ya teman kencanmu?” goda Melissa.

“Mom, jangan mulai lagi! Aku tidak berkencan dengan Will dan Jackson … Karen menyukainya.” Ash menjelaskan.

“Kalau Karen menyukainya kenapa kau yang pergi dengannya?”

“Sudah cukup mom! Jangan mencurigaiku! Akan kuceritakan nanti!” Ash mengecup kening ibunya sebelum berpamitan.

Ash dan Jackson tiba di Jeff’s Coffee sekitar pukul 10 pagi. Mereka kemudian mencari tempat duduk yang agak sepi dekat jendela dengan pemandangan jalanan di depannya.

“Jadi, apa yang kau ingin bicarakan?” tanya Ash.

“Aku ingin mengajakmu ke pesta Halloween di rumah Jem,” jawab Jackson.

Ash melongo, agak kaget! Lalu tertawa kecil.

“Apa ada yang lucu?”

“Ah maaf, bukan begitu, tapi aku tipe cewek yang tidak suka pesta. Will juga sudah mengajakku, tapi entahlah, aku belum memberi jawaban.”

“Oh, jadi Will sudah mengajakmu?”

Ash mengangguk dan menatap Jackson. Agak merasa bersalah memberitahunya kalau Will sudah mengajaknya ke pesta Halloween. Lalu dia teringat Karen dan kesepakatan itu. Jadi, dia memutuskan untuk menjawabnya.

“Mm, Jackson, bagaimana kalau kau datang ke pesta Halloween itu dengan Karen? Aku usahakan datang dengan Will. Maaf Jack ... masalahnya, Will sudah mengajakku lebih dulu.”

“Hmm entahlah, kau benar-benar akan datang? Kau bilang tadi kau bukan tipe gadis pesta.”

“Tidak apa-apa, aku akan datang kalau kau mau pergi bersama Karen. Bagaimana?”

“Baiklah kalau begitu. Aku akan datang bersama Karen, tapi benar, kan, kau akan datang?”

“Iya, aku serius! Aku akan datang!”

Akhirnya mereka mengakhiri perbincangan dengan secangkir kopi pagi itu. Cukup menyenangkan. Ternyata Jackson tidak susah untuk diajak keluar bersama Karen. Ini sebenarnya rencana dadakan. Ash sendiri tidak tahu apakah Karen setuju atau tidak dengan rencananya ini. Dia hanya berharap Karen tidak mengamuk karena Jackson mengajaknya lebih dulu daripada dirinya.

∞∞∞

Ash langsung menuju markas setelah pulang dari kegiatan teaternya, latihan kali ini lebih lama mengingat mereka hanya punya waktu dua bulan untuk pertunjukkan Natal. Ash sudah menghubungi Bibi Esperanza kalau tidak sempat pulang ke rumah dan langsung bertemu dengan Karen.

Di markas, Ash yang datang terlambat langsung bergabung dengan sahabat-sahabatku; Karen, Danny dan Alex.

“Ya ampun Ash, tumben kau terlambat,” ujar Karen.

“Yeah kegiatan teater ini menyiksaku, padahal aku anggota klub musik,” gerutu Ash.

“Kalau begitu kau pindah saja ke klub teater, sepertinya kau lebih dibutuhkan klub mereka daripada klubmu sendiri.” Danny mencoba memberi saran yang cukup masuk akal kalau saja tidak ingat bagaimana Mr.Hummel mempertahankannya di klub musik. Ash hanya bisa menyengir.

“Ngomong-ngomong Karen, tadi pagi aku bertemu Jackson di kota. Dia mengajakku ke pesta Halloween di rumah Jem,” ujar Ash pelan-pelan kepada Karen. “Tapi aku bilang Will sudah mengajakku lebih dulu, jadi aku menyarankan dia pergi denganmu ke pesta Halloween.”

Karen terdiam. Dia menatap Ash dengan aneh, tapi lalu dia tersenyum.

“Apa dia mau pergi denganku?” tanya Karen.

“Yeah, dia bilang tidak masalah. Aku justru takut kau yang akan menolaknya.”

“Yang benar saja akan kutolak! Pergi dengan Jackson White? Tentu saja tidak akan aku sia-siakan kesempatan ini!” Karen tersenyum lebar. “Walau sebenarnya aku agak iri dia mengajakmu lebih dulu.”

Raut muka Karen seketika mulai cemberut. Ash yang takut emosi Karen meledak-ledak langsung menghiburnya.

“Karen ... yang penting dia perginya denganmu bukan denganku.”

“Yeah aku tahu Ash, terima kasih sudah mengaturnya.”

“Tidak apa-apa. Aku hanya teringat kesepakatan kita.” Ash melirik Karen sambil tertawa tidak peduli dengan Danny dan Alex yang bingung tidak tahu apa yang dibicarakan.

∞∞∞

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top