Prolog

Will You Be Mine?

Yes      or      No

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚Happy Reading˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*


Semilir angin menerpa dengan teratur, mendominasi setiap udara memerintahkan agar dedaunan dan ranting pohon tunduk dan menyuarakan gesekan dengan keras. Ditemani mentari yang tidak terlalu bersemangat menampakkan diri, membuat suasana taman menjadi lebih sejuk nan asri. Cocok untuk menjadi tempat bersantai dan menghilangkan kejenuhan dunia saat ini.

Seorang pemuda berpakaian lengkap seragam SMA tengah duduk di kursi taman, dengan santainya ditemani alunan musik yang berasal dari earphone yang tengah bertengger apik di kedua telinganya. Kenyamanan itu tak berlangsung lama hingga ia dikagetkan dengan kedatangan sejumlah pengabdi setan.

"Kau milikku, selamanya akan menjadi milikku Galen!" teriak pemuda dengan surai brown tertuju pada pemuda SMA yang tadinya tengah bersantai ria.

"Apa katamu bocah? Galen milikmu! Jangan pernah bermimpi untuk mendapatkannya, mimpi itu terlalu naif untuk bocah ingusan sepertimu! Karena Galen hanya milikku," pekik pria dengan tinggi sekitar 180 cm dengan garang.

"Kalian lebih baik menyerah sebelum kematian mendatangi kalian, dia milikku untuk sekarang dan selamanya. Tak terkecuali tubuh dan jiwanya. Itu semua milikku," ujaran kebencian dan ambisi mulai terlihat dengan jelas di mata lelaki matang bermanik setajam elang.

"KALIAN SEMUA GILA!" teriakan frustasi mulai terdengan dari bibir manis pemuda SMA yang sedari tadi menjadi incaran dari ketiga makhluk yang tidak dalam keadaan waras itu.

Berdiri dan pergi, itu pilihan yang di ambil oleh pemuda tersebut. Galen Narendra seorang siswa SMA yang menjadi perebutan tiga orang idiot yang menggilainya. Dia bisa-bisa gila mendengar semua ungkapan tidak masuk akal dari ketiga mahkluk idiot yang selalu mengikutinya kemana saja.

Diambilnya kunci motor dan mulai melesat meninggalkan taman yang sudah terkontaminasi oleh kegilaan mereka. Ketiga idiot yang melihat kepergian Galen segera meluncur untuk mengikuti Galen.

'Ini semua gila, apa mereka nggak ada kegiatan lain selain ngikutin gue!' jauh di lubuk hati terdalamnya, Galen merutuki tingkah laku mereka.

#$$$$$$$$$$$$$$$#


Seandainya waktu itu Galen pura-pura tidak tahu tentang kebenaran teman sekelasnya dan tidak masuk ke dunia hitam serta bertemu pemilik cafe tempatnya bekerja, mungkin semua kejadian absurd ini tidak akan terjadi di dalam kehidupannya.

Beberapa minggu sebelumnya.

Disekolah

"Galen, gua suka ama lu!" ungkap seorang pemuda dengan penuh kesungguhan dan semangat.

"Lu kalo bercanda jangan kebangetan dodol, lu gak ngeliat ato emang udah picek tuh mata! Gua laki kalo lu belom tau," sarkas Galen disaat pemuda tersebut mengungkapkan perasaannya.

"Gua tau lu laki, gua tau lu juga punya batang kek gua, tapi yang gua tau lu cantik Len!" ujar pemuda tanggung dengan penuh keyakinan.

"Maaf gua masih normal Bryan! Toh kalo gua belok, gua gak mau sama lu yang notabenenya sahabat gua." Galen memilih untuk meninggalkan pemuda bernama 'Bryan' tersebut.

"Gua sayang ama lu lebih dari seorang sahabat Len, gua cinta ama lu!" ujar Bryan lirih berharap galen mendengarnya.

Galen yang mendengarnya pura-pura tuli dan meninggalkan gudang tempat dia diseret dengan tidak manusiawi oleh Bryan. Galen yang badmood dadakan pun memutuskan untuk izin kepada guru piket dengan alasan sakit dan ingin beristirahat di rumah. Alasan klasik memang tapi cocok untuk keadaan Galen yang syok mendengar pernyataan sahabatnya tersebut.

Pulang dan beristirahat sebentar kemudian bekerja, aktifitas Galen setiap hari. Di usianya yang masih belia ia harus melakukan kerja part time demi memenuhi kebutuhan hidup dan sekolahnya. Ayolah jangan bertanya kenapa Galen bekerja di saat SMA seperti ini, biarkan dia menceritakannya sendiri tanpa ada paksaan!

Galen memutuskan berangkat bekerja untuk mengalihkan perhatiannya tentang masalah tadi sembari menambah pundi-pundi uang untuk masa depannya.

#Pekerjaan part time pertama Galen


Goldberry Cafe

Galen berjalan memasuki loker dan mulai berganti seragam setelah adegan sapa-menyapa dan menjawab beberapa pertanyaan dari karyawan lain. Galen benar-benar ingin memusatkan fikirannya sekarang pada pekerjaan pertama.

Menjadi pelayan cafe, cukup mudah bagi yang hanya bisa memandang dan menyuruh ini itu. Tapi tidak dengan kenyataannya, Galen harus bersabar dan bersikap munafik dengan beramah tamah kepada para pelanggan yang selalu menggodanya, walau hatinya memberontak memikirkan cara untuk mengusir mereka dari cafe ini.

Ahhh ... Galen sadar disini dia hanya pelayan, jadi dia harus menahan dengan senyum manis penuh kebencian.

Sampai pada waktu yang benar-benar dibencinya.

Seorang pria dengan seenak jidadnya menyuruh Galen duduk bersama dan menikmati secangkir americano ditemani dengan cheescake. Galen yang sedang badmood pun menolak dengan sehalus mungkin, ya walaupun pria itu menawarkan makanan gratis kepadanya tapi tatapan matanya seperti bernafsu dengan Galen bukan makanannya.

"Bisakah kau duduk dan temani aku disini nona cantik," pinta pria tersebut sembari tersenyum penuh arti.

"Maaf tuan, saya laki-laki dan maaf saya tidak bisa menemani anda karena saya masih memiliki banyak pekerjaan," ujar Galen sopan menolak ajakan pria tersebut

"Ahhh~ aku akan bicara dengan bosmu bila kau ku sewa untuk menemaniku disini dan meninggalkan pekerjaanmu sampai aku selesai dengan kopi dan cake ini!" dengan santai pria tersebut mengucapkan kata-kata yang melecehkan harga diri Galen sebagai seorang laki-laki. Galen yang mendengarnya berusaha menahan amarah dengan mencengkram kuat baki yang dibawanya sedari tadi.

"Maaf tuan saya bukan barang yang bisa di sewa, sekian terimakasih. Silahkan dinikmati makanannya tuan!" dengan kekuatan bulan dan kesabaran dewi Santuy Galen menghadapi pria tersebut tanpa adanya baku hantam.

Pria tersebut tersenyum licik dan mencekal lengan Galen yang membuat sang empu berhenti mendadak. Kesabaran Galen yang telah sampai di ubun-ubun dan menguap pergi di gantikan dengan kemarahan pun berbalik dan siap menghujami pria yang menarik lengannya dengan sumpah serapah andalannya. Tetapi ...

'Cup ... nghh ... mmppttt ...'

Belum sempat Galen mengumpati pria tersebut dia sudah dicium terlebih dahulu dan parahnya ciuman itu serasa kasar dan menuntut, Galen yang sadar dengan keadaan langsung melayangkan bogem mentahnya tepat ke arah perut pria tersebut. Skak ... pria tersebut melepaskan ciumannya dan memegangi perut yang terkena bogem mentah dari Galen.

Senyum tipis. Hanya itu yang dilakukan pria tersebut kemudian pergi meninggalkan cafe.

Beberapa jam kemudian Galen mendapat surat peringatan dari Bos Besar pemilik Goldberry Cafe dengan isi yang mencengangkan dan rasa ingin membunuh big bos nya sendiri memuncak seketika. Ohhh ... tanyakan pada Galen apa isi SP tersebut, tentu saja disaat amarah Galen sudah mereda. Jangan sampai kalian yang terkena bogem mentahnya juga!

Hari sudah mulai gelap Galen segera bergegas menuju tempat part time keduanya.

#Pekerjaan part time kedua Galen


Baren's Bar and Hotel

"Sialan emang om om kurang belaian!" umpatan Galen setelah tau dirinya dalam masalah besar di cafe tempatnya bekerja.

Kini Galen tengah berjalan menyusuri gang perumahan elit untuk berangkat ke tempat part time keduanya, jangan kira dia akan menjajakan tubuh mulusnya! Hell no, semiskin apapun Galen dia memiliki harga diri dan ego yang teramat sangat tinggi.

Dia bekerja di salah satu bar ternama dikota tersebut, bermodalkan tampang manis -yang sampai kapanpun Galen tidak akan mengakuinya- serta muka memelas bak seekor kucing yang perlu dipungut ia berhasil bekerja sebagai pelayan. Hanya pelayan bukan pelayan nafsu bejat pengunjung bar.

Tiba saatnya Galen memulai pekerjaannya, mengantarkan pesanan para pelanggan satu persatu. Menghindari kontak fisik maupun kontak mata ke para pelanggan demi keselamatan dirinya sendiri.

Ini bar, bisa saya orang mabuk tiba-tiba menyerang Galen yang lengah dan beberapa kemungkinan terburuk lainnya.

'Cih, masa iya gue kerja kaya latihan perang. Harus selalu waspada demi keselamatan, kalo bukan karena gaji udah berhenti gue.' batin Galen disela-sela kegiatan membersihkan meja.

Tanpa ia sadari, sepasang manik tajam sebiru laut terus memandanginya. Bukan hanya Galen namun tatapannya tertuju pada bongkahan kenyal yang tengah bergerak mengikuti arah sangat pemilik.

Seringai tipis terbentuk, melupakan seonggok manusia lain yang berada disisinya.

Galen memang kurang peka, ada yang menatapnya penuh nafsu dari jauh pun ia mana peduli selagi itu tidak di depan matanya ia tidak akan peduli. Tidak akan pernah.

Setelah selesai dengan acara membersihkan meja, ia kembali diminta mengantarkan minuman.

"Len, tolong perlahan! Ini untuk tamu spesial si Bos, jangan ngecewain beliau!" Pesan sang Bartender sembari menyerahkan satu botol red wine dan dua gelas berisi cocktail kepada Galen.

"Serahin ke gua, gini-gini gue udah ngalahin ke profesional an chef Almond." Galen tersenyum bangga menerima amanah dari bartender dan berjalan ke arah meja si Bos.

Sang Bartender pun bingung akan suatu hal, 'Siapa itu chef Almond?'. Persetan ia harus melayani banyak pelanggan malam ini, entahlah bos pendek itu menyebalkan memberikan diskon disaat akhir pekan tiba.

Sebuah daya tarik tersendiri dari Baren's Bar and Hotel, menyediakan diskon akhir pekan untuk pengunjung umum dan pelayanan istimewa untuk para tamu VVIP beserta member ekslusif Baren's Bar and Hotel.

Galen berjalan dengan lihai, melewati kerumunan orang dengan selamat sembari membawa pesanan sakral milik bosnya.

"Ini Tuan pesanan anda." Galen menurunkan bakinya tersenyum profesional, meletakkan wine dan cocktail di atas meja.

Membungkuk anggun bermaksud berpamitan kepada bos dan tamu istimewanya, belum sempat Galen melangkah pergi. Ia ditarik menduduki tamu bosnya.

Terkejut tentu saja, ia amat terkejut terlebih lagi dengan sesuatu yang mengganjal di area pantatnya.

....

Dua puluh empat detik berlalu.

Galen masih memproses sesuatu.

Tiga puluh detik selanjutnya.

Galen merasakan sesuatu yang basah mulai mengecupi lehernya.

Dan tepat enam puluh detik.

Galen tersadar, jika ia tengah dilecehkan.

'Bedebah sialan!' Galen berusaha berdiri dan bersiap mendaratkan bogem andalannya, nahas ia tak dapat berkutik barang sebentar.

Lengan yang melingkar di pinggulnya mencengkram dengan kuat dan tangan yang mengunci tepat di depan dadanya mulai mengelus perlahan puting Galen.

Mencium gerak gerik Galen yang bersiap memakinya. Tangan itu dengan cepat beralih dari puting menuju mulut Galen, memasukkan dua jari sekaligus.

"Hisap, jangan berpikir untuk menggigit nya atau kau kehilangan masa depanmu!" Tamu sang bos berbisik di telinga Galen mengancam sembari menekankan sikunya pada kejantanan Galen.

'Ssttt si–alan' Galen menggeram dalam hati, ia tak mau membiarkan bajingan seperti dia menang dengan mendengar desisannya.

"ALIEN GOBLOK! LEPASIN GAK SI GALEN," Arken selaku bos Galen berteriak histeris, menjambak rambut hitam sang tersangka dengan brutal.

Yang dipanggil Alien meringis tapi tak menghentikannya dari kegiatan melecehkan Galen. Ia makin menekan jari dan sikunya, memberikan sensasi de javu untuk Galen.

'Pedopil sialan, dimana bos mungut nih orang? Adek gue bisa bisa bangun digencetin mulu bangsat.' Galen mendelik, merasakan linu pada kejantanannya yang terus ditekan.

Galen itu sentisip jika menyangkut kejantanan, gesek dikit bisa tegang dan kali ini kejantanannya terus ditekan gimana gak horny dia. Holy shit, gobloknya lagi dia belom coli seminggu ini.

"Nghh" Galen tergesa menutup mulutnya rapat-rapat.

Bosnya terdiam mendengar lenguhan Galen sedangkan tersangka tersenyum penuh kemenangan.

"Lihatlah, dia menyukainya Ken. Gak seharusnya lu marah," Digigitnya leher Galen hingga nampak bercak merah yang mengerikan. Galen mematung untuk kesekian kalinya.

'Sial sial sial, hari yang sial!' pikiran Galen menyisakan kata sial dan nikmat dari kejantanannya.

Seluruh atensi Galen teralihkan pada nikmat kejantanan yang terus ditekan, masih dengan telapak tangan yang berusaha mati-matian menutup jalan keluarnya desahan laknat. Serta merasakan sesuatu yang lama kelamaan semakin mengeras di area pantatnya, ia bisa gila.

"Nghh uhh" Lagi desahan dari Mulut Galen keluar, melupakan fakta jika masih ada sang bos di sekitarnya.

Galen ditarik kasar oleh Arken, menjauhkannya dari predator yang siap menerkam kapan saja.

"LU KETERLALUAN ALIEN," Maki Arken sebelum pergi meninggalkan tamunya dan membawa Galen ke tempat yang aman.

Mata seluruh pengunjung bar menatap penuh nafsu pada adegan pelecehan tadi dan itu membuat Arken geram. Ia tidak mau berurusan dengan hukum karena membiarkan anak di bawah umur diperkosa di bar kesayangannya.

"Len ... Galen, Gusti nu Agung. DENGER KAGA WOY GUA NGOMONG." Arken berteriak tepat di telinga Galen.

Galen tersadar dari lamunan panjangnya karena nikmat di selangkangannya dan dengungan di kedua telinganya.

"Bos bisa gak gue dapet tunjangan yang gede kalo semisal hal kaya tadi keulang lagi? ITU TADI HAMPIR BUAT GUE MATI KENA SERANGAN JANTUNG BOS!" Balas Galen meneriaki Arken.

"Set dah bisa-bisanya lu minta tunjangan disaat adek sama lobang lu keenakan, minta gue potong nih pedang." Arken tersenyum getir menepuk keras selangkangan Galen yang tengah mengeras.

"Sssttttt anjing lah, nggak lu nggak tamu lu sama-sama gila." Galen mendengus kesal yang dibalas dengan tawa ngakak dari Bosnya.

Arken menarik Galen menuju ruangan kebesarannya, mendudukan Galen yang masih saja pokus dengan kejantanan yang menegang.

Memberikan Galen sebotol air mineral untuk menenangkan diri.

"Habis ini lu pulang aja, istirahat jan kelayapan!" Arken ikut duduk di kursi kesayangannya, menatap Galen yang melamun kembali.

Galen dilecehkan dua kali di tempatnya bekerja. Pertama di cafe, kedua di bar dan yang melecehkannya itu seorang laki-laki.

'Fuck, bisa-bisanya gue dilecehin dua kali. Bryan sialan gegara ungkapan cinta lo yang gak masuk akal gue jadi sial mulu hari ini.' Galen tak terima lantas menyalahkan Bryan yang memulai semua kesialannya ini.

Galen yang malang, menanggung malu dan kesal karena tindakan pelecehan. Dan itupun dua kali, ish ish ish sekali lagi dapet bonus piring dikau Galen.

T B C

✙✙✙✙✙✙✙✙✙✙✙✙✙✙✙✙✙✙✙✙

Dua rebu kata:) subhanallah sekale ngkeen ngetik😭
Jangan heran atas sama bawah beda penyampaiannya, setaun kagak dilanjut yang gitu😢
Maunya sih ini dulu yang di up ehhhhh taunya si Ibay×Uji duluan yang ceprot:')

Kurang lebihnya Ngkeen minta duit, kalo kurang panas bisa dibaca sambil nongkrong di atas kompor, kalo terlalu garing bisa di siram pake air biar basah.

Tinggalin komen sekalian latihan jadi komentator, kali aja di rekrut sama pipa buat bersih bersih stadion setelah selese tanding. Cukup sekian Ngkeen pamit.

Wassalam♡

NgkeenAthan

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top