00. Cheating
"Selingkuh itu sesuatu yang bikin addict, Ney ... sekali aja seorang cowok selingkuh dari pasangannya, dia nggak bakalan bisa berhenti nemuin cewek lain. Percaya deh, sama gue."
Neysha menghela napas gusar seiring dengan kedua bola matanya yang ikut terputar. Telinganya seakan menuli setiap kali Alka maupun Zhikan mencoba memberikan nasehat kepadanya. Sebenarnya, ia mengerti jika Alka dan Zhikan sangat mengkhawatirkannya, tetapi sikap mereka berdua yang terlalu suka ikut campur dalam hubungan percintaannya terkadang membuat Neysha merasa muak dan keki sendiri.
"Lo tau sendiri kan, di antara kita bertiga, gue yang paling ahli dalam hal-hal yang berbau percintaan? Gue udah kenal lah, cowok-cowok semacam Vino itu, nggak bisa ngeliat cewek yang cakep dikit!"
Neysha tidak mengindahkan perkataan sahabatnya itu dan lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaannya, mengantar beberapa cangkir kopi yang telah dipesan oleh pelanggan di kafe-nya.
Melihat Neysha yang terus mengacuhkan perkataannya, tidak membuat Alka kehilangan semangat untuk kembali membujuk wanita berumur 29 tahun itu. Pria itu bahkan sampai rela terlihat seperti anak anjing yang mengikuti pemiliknya kemana-kemana.
Bugh!
Neysha yang tidak menyadari keberadaan Alka—yang membuntutinya dari arah belakang—terpaksa merelakan poninya yang baru saja ia blow menjadi berantakan akibat tertabrak oleh dada tegap milik sahabatnya. Wanita itu berdecak sebal sebelum menengadah dan melempar tatapan tajamnya menuju Alka.
"Gue beneran heran, ya ... sebenernya lo itu dokter spesialis bedah anak atau bukan, sih! Kalau gue pikir-pikir, Zhikan yang kerjanya jadi dokter gigi aja keliatan lebih sibuk daripada elo!"
Alka menghela napasnya dengan raut wajah menyebalkan andalannya. Ia kemudian mengulurkan tangannya untuk merapikan poni Neysha yang sempat berantakan karena ulahnya.
"Please, Ney ... jangan terlalu berpikir keras, otak lo nggak bakal kuat, dia nggak ditakdirkan untuk itu."
Alka sebenarnya tidak bermaksud untuk membuat Neysha kembali merasa emosi, tetapi menurutnya, untuk seukuran otak manusia, otak wanita itu sudah kelewat bodoh. Neysha seharusnya tahu bahwa lokasi kafe—nya yang berada di dalam gedung yang sama dengan rumah sakit tempat Alka bekerja, memungkinkan pria itu untuk selalu mampir di setiap waktu istirahat siangnya.
"Kayaknya lo udah bosen, deh, kerja jadi dokter ... sekali-kali dirawat di rumah sakit mau coba, nggak?"
Di dalam lubuk hati Alka yang terdalam, ia masih memiliki niat untuk kembali mengusik Neysha. Tetapi, karena masih mencintai profesinya sebagai seorang dokter, pria itu pun memutuskan untuk meresleting bibirnya demi keselamatan jasmani sekaligus rohaninya.
Setelah merasa tidak ada sesuatu yang dapat dikerjakan, Alka pun memutuskan untuk memakai celemek yang berlogo nama kafe tersebut dan kembali berperan sebagai seorang kasir sukarelawan sementara, seperti di hari-hari sebelumnya. Pria itu dengan mudahnya membuat para dokter, perawat, dan pasien—berjenis kelamin perempuan—berdatangan hanya untuk makan siang di sana sembari menikmati pahatan indah hasil kerja Tuhan Yang Maha Esa.
Selang lima belas menit kemudian, sosok pria yang sejak tadi telah ditunggu-tunggu oleh Alka akhirnya menampakkan batang hidungnya. Pria yang mengenakan jas putih itu berjalan dengan langkah yang tergesah-gesah dan napas yang tak teratur, membuat Neysha dan Alka melihatnya pun merasa keheranan.
"G-gue nggak tau mau cerita mulai dari mana, tapi sebelum itu, lo harus liat ini dulu, Ney!"
Zhikan mengulurkan ponsel iPhone keluaran terbarunya ke arah Neysha dan membiarkan wanita itu melihat sendiri sebuah video yang baru saja dikirimkan oleh salah satu kenalannya.
"Ini ...."
Neysha tampak begitu terkejut setelah memutar dan menonton video tersebut. Hal itu membuat Alka yang merasa sangat penasaran pun sontak merampas benda pipih tersebut dari tangan Neysha yang tiba-tiba bergemetaran.
Kini giliran Alka yang memasang ekspresi wajah terkejut. Belum ada dua puluh menit mereka membahas mengenai kemungkinan pacar Neysha kembali berselingkuh, video itu sudah dengan jelas memperlihatkan Vino—kekasih Neysha—sedang bermesraan dengan dua orang wanita berpakaian minim di sebuah tempat yang terlihat seperti sebuah klub.
Alka dan Zhikan menatap Neysha dengan raut wajah khawatir. Tapi, tidak ada satu pun dari mereka yang berani mencoba untuk membuka mulut. Keduanya kompak memilih diam karena terlalu takut untuk menenangkan Neysha yang berkemungkinan besar membuat kekacauan di lobby rumah sakit dengan menangis meraung, yang pastinya juga akan menarik perhatian orang-orang di sekitar.
Namun, agaknya tebakan mereka tak tepat sasaran. Neysha melepaskan celemek yang dipakainya dengan gerakkan tak sabar. Ia kemudian memberikan benda itu kepada Zhikan dengan pandangan mata yang telah linglung dan sedikit berkaca-kaca.
"Gue nggak bisa percaya video ini sampai gue bener-bener ngeliat Vino ngelakuin itu di depan mata gue sendiri."
Alka menahan pergelangan tangan wanita itu dengan sigap ketika Neysha hendak melenggang pergi begitu saja.
"Lo mau kemana? Tetep di sini dan biarin gue yang ngurus dia."
Namun, Alka malah mendapat balasan yang tak terduga. Neysha menghempaskan tangannya dengan kasar. Untuk kali ini saja, Neysha benar-benar tidak membutuhkan bantuan sekaligus kehadiran dari Alka maupun Zhikan. Ia hanya ingin mengurus masalah percintaannya sendiri tanpa campur tangan dari orang lain.
"Jangan sampai gue ngeliat lo berdua buntutin gue."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top