8


Aldric menarik Agnes ke luar dari kamar anaknya, lalu menutup pintu agak rapat dan ia dekatkan wajahnya pada wajah Agnes.

"Dengarkan anak kecil, kau tak tahu batasan yang benar berbicara dengan Tuanmu, jika aku mau kau akan aku sekap dan aku siksa karena kau tahu sejak awal masuk ke rumah ini kau tawananku, aku sudah terlalu baik padamu hingga mengijinkanmu pulang tapi apa balasanmu? kau tambah tak tahu diri bahkan saat ini dengan berani memakiku hingga mengatakan aku cemburu, siapa kau? Siapa aku? Jika aku selalu melihatmu sebagai Mallevaku itu semua karena cintaku padanya bukan tertarik padamu! Kau tak ada apa-apanya dibandingkan dia, kecantikan, tatakrama, lemah lembut itu semua tak ada padamu semuanya hanya ada pada Maleevaku! Ingat itu! Jadi tak ada cinta lain selain pada Maleeva, tidak pada yang lain apalagi kamu yang hanya pelayan, pembantu di rumah ini, berkhayal boleh tapi jangan jadi tidak waras!"

Dan Aldric berlalu dari hadapan Agnes. Agnes menghela napas ia merasa telah melakukan kesalahan fatal hingga tuannya marah dan entah dia bagaimana nanti. Ia terlalu yakin dan termakan omongan Edna dan Demian jika Aldric cemburu hingga terlontar kata-kata itu dari mulutnya.

Agnes benar-benar menyesal ia berjanji akan bersikap lebih baik lagi pada Aldric, ia ingin segera bebas, ingin lepas dari semuanya dan bekerja di tempat lain yang lebih nyaman baginya.

"Ada apa melamun di sini?"

Tepukan Edna di bahunya membuat Agnes sadar dan menatap mata wanita yang terus menatapnya penuh tanya.

"Aku malu Bi, gara-gara Bibi dan Tuan Demian aku jadi terlalu percaya diri."

"Maksudmu?"

"Tadi Tuan kan marah-marah setelah meletakkan Sheela di ranjangnya, dia marah karena aku dinilai hanya pacaran sama Tuan Demian dan tak peduli pada Sheela yang ngantuk, ya aku lawan Bi aku bilang kalo dia hanya cemburu dan jawabannya sungguh bikin aku malu, dia nggak cemburu sama aku, aku disuru jadi orang waras katanya, aku nggak ada apa-apanya dibandingkan istrinya yang meninggal itu dan aku jadi malu, seperti tak punya muka lagi jika ketemu Tuan Aldric."

"Waduuuh kamu ini yaaaa gitu loh diomongkan ke tuan ya marahlah dia, kan ya malu kamu ngatain dia cemburu dan pastinya nggak akan ngaku juga dia ke kamu, duuuh nih anak, kamu mempersulit kamu sendiri, sebenarnya kamu diam saja atau jawab sewajarnya bukan malah melawan, ingat kamu ada di sini karena kamu punya kesalahan."

"Aku nggak salah kok Bi sebenarnya, tapi ..."

"Tapi karena kita miskin jadi kita lebih baik diam dan cari aman anakkuuuu, kamu ini kok masih melawan lagi, dunia ini tidak akan memihak pada orang miskin seperti kita."

"Memang aku nggak salah, kan awalnya karena ada laki-laki yang terus menatap aku dan istrinya jadi marah-marah ke aku sampai nyiram wine ke wajahku ya aku balas lah masa aku diam saja, aku bukan wanita gatal yang terbiasa jelalatan pada laki-laki."

Edna geleng-geleng kepala, ia tahu jiwa muda Agnes membuatnya terus ingin membuktikan jika dia tak bersalah dan tak sadar posisinya yang hanya sebagai pelayan.

"Hmmmm, Agneeees, Agnes, aku hanya ingin kamu lebih sabar dalam hal apapun agar penderitanmu tidak semakin bertambah."

"Iya Bibi makasih tapi kalo ada yang tidak adil ya tetap akan aku lawan."

"Sudah, sudah, ini sudah malam, sana kamu jaga Nona Sheela."

"Aku mau ganti baju dulu "

.
.
.

Tanpa mengetuk pintu, Demian masuk ke ruang kerja kakaknya ia duduk di depan Aldric yang ia tahu jika suasana hatinya sedang tidak enak, siang itu Demian baru saja dari perusahaan mamanya, ia hendak melaporkan apa yang telah ia kerjakan di sana. Aldric hanya menatap tanpa bersuara, adiknya yang ia akui punya daya tarik tersendiri bagi wanita hingga rela jatuh hati sekaligus suka rela sakit hati dan selalu berakhir dengan kekecewaan yang tak ada habisnya.

"Aku dari perusahaan mama, semua berjalan baik dan brondong itu tidak sok kuasa lagi, tapi ya dia masih kerja di sana, staf biasa aja hanya tingkahnya sok bos lah, biasa."

"Hmmm."

"Kakak nggak usah marah sama aku, aku cukup tahu diri kok, nggak akan ambil Agnes dari Kakak, dia milik Kakak dan yah aku hanya jadi teman baiknya kan nggak salah?"

"Siapa yang marah? Kamu sama saja kayak dia ternyata yang ngomong tanpa dasar, aku hanya tak ingin jam tidur anakku terganggu, kau tahu? Saat aku ambil Sheela dari Agnes dan aku bawa ke kamar seketika itu juga dia nyenyak di dadaku, silakan kamu lanjutkan sama dia tapi jangan jadikan kamar anakku untuk tempat pendekatan kalian! Dia dengan berani bilang aku cemburu saat aku ingatkan dia, dia siapa? Tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Maleeva, wajah bisa sama tapi kebaikan hati dan lemah lembutnya istriku tak bisa ditukar dengan wanita manapun, pelayan saja sok pada tuannya, dia harusnya sadar dia di rumah karena punya kesalahan yang tak akan sanggup dia bayar, aku terlalu baik pada anak kecil itu hingga mulutnya tak bisa mengukur dengan siapa dia bicara, aku Tuannya dan pelayanku, itu yang tak dia sadari!"

Demian menatap wajah Aldric yang memerah ia tahu jika kakaknya sangat marah tapi dia juga tahu jika Aldric menyembunyikan rasa sukanya pada Agnes.

"Maafkan aku kalau begitu, aku bukannya tak tahu diri, aku hanya suka pada gaya bicara anak itu, dia santai dan apa adanya, dan yang jelas dia cantik juga menarik, bohong sebagai laki-laki aku tak suka padanya, makanya aku beberapa hari ini sering ke rumah kakak karena aku suka ngobrol sama Agnes, dan malas ke club lagi, ngobrol dengan Agnes bikin waktu cepat berlalu, dia bisa diajak ngomong apa saja dan aku merasa akan cocok dengan dia, karena Kakak mengatakan tak ada rasa, maka aku memberanikan diri akan mendekatinya, jika dia suka aku maka akan aku nikahi jika dia ternyata hanya menganggap aku teman ya tak masalah kami akan berteman."

"Silakan saja, dia hanya pelayan yang merawat dan menjaga Sheela, jika kau ingin dekat dengannya silakan, aku tak akan menghalangi hanya jangan jadikan kamar anakku sebagai tempat pendekatan kalian, cari tempat lain yang lebih tepat."

"Tapi dia kan mengasuh Sheela jadi kapan dia bisa ke luar denganku?"

"Kau tanya pada dirimu sendiri, kira-kira bagaimana seharusnya seorang pelayan di rumah tuannya, apa dia bisa bebas seperti orang pada umumnya?"

Demian menahan senyumnya, ia tahu ini hanya akal-akalan Aldric yang tidak ingin melepas Agnes padanya.

🔥🔥🔥

7 Oktober 2021 (06.20)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top