10


"Tantee ... Ada .. hantu Maleevaaa." Suara Gabi terbata-bata sambil memegang erat lengan Mama Aldric saat melihat Agnes menyuapi Sheela sore itu, Gabi terlihat kaget bukan main, ia hanya berpikir masa iya orang yang sudah mati bangkit lagi karena ia melihat bagaimana wanita yang ia benci telah terbujur kaku. Paula terkekeh melihat ekspresi Gabi yang ketakutan.

"Kau ini ada-ada sajaaa, mana ada hantu gentayangan di cahaya seterang ini? Maleeva sudah mati dan tak akan bangkit lagi, yang ada hanya sisa kenangan yang tak bisa dilupakan oleh anakku yang bodoh itu, tak ada apa-apanya Maleeva dibandingkan kamu, wajah juga bentuk tubuh, entah kenapa anakku tergila-gila pada wanita miskin itu."

"Lalu dia siapa Tante? Adiknya atau ...?"

"Entahlah Aldric Nemu di mana kok ya wajahnya kayak sama bener dengan Maleeva."

"Aku kok yakin mereka ada hubungan sodara lihat saja sama Tante rambutnya yang kayak mi kriting bergelombang sebahu bibir tebalnya yang ih nggak banget, hanya kulitnya aja putih kayak aku."

Keduanya mendekati Agnes yang masih asik menyuapi Sheela dan sesekali mengajak bayi cantik itu bergurau hingga tawa ceria sering terdengar dari bibir mungil Sheela.

"Hei pembantu! Kamu ngaku aja, hanya pingin gantikan Maleeva agar punya kesempatan sama dengan wanita itu kan? Kami jangan dibohongi oleh akal busuk kamu, terlalu banyak orang miskin yang sering menggunakan kesempatan untuk dapat mencicipi hidup mewah yang kami punya."

Agnes menoleh, ia tatap wanita cantik dengan baju hampir membuat dadanya melompat. Juga paha seksinya yang tak tertutup sama sekali karena rok yang ia gunakan hanya menutup pangkal pahanya.

"Hei juga, aku nggak kenal kamu, dan merasa nggak ada urusan untuk melayani ocehan mabuk kamu, ini rumah tuanku, aku kerja di sini dan aku tak mau mencari ribut, tapi kalau kau mengajak ribut aku layani, tunggu aku selesaikan menyuapi makan anak tuaku, setelah itu kamu mau minta berapa ronde aku layani, akan aku buat dadamu melompat keluar dan rambut indahmu tak akan pernah kembali ke tempurung kepalamu!"

Gabi melotot dan emosinya meluap seketika, ia tak pernah diremehkan oleh siapapun lebih-lebih oleh pembantu seperti Agnes. Ia hendak menyerang Agnes tapi Edna segera datang dan badan gempalnya menahan tubuh langsing Gabi.

"Nona lebih baik menahan diri, ada Nona Sheela, jika Anda menyerang Agnes maka Nona kecil ini juga akan terkena terkaman Anda, silakan ke halaman samping jika pertengkaran Anda akan dilanjutkan dengan Agnes!"

"Ayo aku layani! Ini tinggal sesuap lagi Bibi Edna, aku titip Nona kecil ini dan akan aku buat dia pulang dari sini berjalan merangkak!" Agnes menyuapkan ke mulut Sheela suapan terakhir dan mendekati Gabi namun sekali lagi Edna menghalangi pertengkaran itu.

"Maaf Nona Gabi, Anda silakan pulang saja, saya tak ingin Anda terluka, anak ini biasa mematahkan tulang hidung siapapun yang mengganggu dia."

Seketika itu juga Paula menarik Gabi menjauh, bahkan setengah menyeret Gabi.

"Sudahlah kita pulang Gabi, kamu mau melayani wanita liar itu, tak akan pernah menang kamu, dia wanita kasar yang biasa hidup di jalan, rasanya sangat tak lucu jika kau melayani pertengkaran dengan orang yang tidak sekelas dengan kita."

"Nyonyaaa! Siapapun yang menantang saya, akan saya terima, saya tak menyerang lebih dulu, tapi Anda berdua yang katanya orang terhormat yang lebih dulu mengganggu saya, saya tunggu kapan saja di sini! Di siniiiii! Di rumah ini! Atau di manapun Anda mau!" Agnes berteriak sambil mengacung-acungkan tangannya.

Paula dan Gabi segera meninggalkan rumah besar Aldric dengan wajah marah.

"Wanita miskin yang gila dia, Tante, betul dia bukan Maleeva, hanya wajah saja yang sama, dia paling jelmaan Maleeva yang menuntut balas pada kita."

"Sudahlah, kita pergi saja sambil mikir gimana caranya menyingkirkan dia, aku merasa lama-lama anakku bisa jatuh cinta sama dia, berabe kalo beneran jatuh cinta, jadi kita cari cara biar nggak sampe kejadian."

"Ok, Tante kita cari tempat lain aja."

.
.
.

"Tuan memanggil saya?" Edna masuk ke ruang kerja Aldric saat malam larut, Agnes, Sheela dan para pelayan yang lain telah tidur.

"Yah, aku hanya ingin tahu tadi ada kejadian apa? Mama sampai menelepon aku dan bicara entah apa panjang lebar aku malas mendengarkan jadi aku tutup sebelum mama selesai, tak sopan memang tapi aku sedang berkonsentrasi di kantor, yang aku tangkap mama hanya bilang jika Agnes sungguh liar, aku tak memarahi Agnes lagi karena aku tahu mama seperti apa, yang pasti aku yakin tadi mama bersama Gabi."

Edna mengangguk berulang. Ia berjalan lebih dekat dan sambil tersenyum Edna mulai bicara.

"Nyonya Paula dan Nona Gabi mungkin mengira Agnes sama dengan Nyonya Maleeva yang sabar, yang hanya bisa menangis saat disakiti dan dihina, tadi ya seperti biasa, Tuan kan tahu Nona Gabi jika merasa ada saingan kan dia tak suka dan langsung menyerang tiba-tiba, ya Tuan tahu juga bagaimana Agnes, jadi tadi lumayan ramai bahkan jika tak saya lerai akan membahayakan Nona Sheela."

Wajah Aldric berubah marah, tatapannya tajam.

"Maksudmu?"

"Tadi sore itu Agnes sedang menyuapi Nona Sheela, tiba-tiba saja Nona Gabi dan mama Tuan datang, awalnya Nona Gabi kaget, Agnes dikira hantu Nyonya Maleeva, tapi saat mama Tuan menjelaskan eh dia langsung nyerang Agnes dengan kata-kata tak pantas, menghina dan merendahkan, ya langsung dibalas oleh Agnes dengan ucapan yang tak kalah pedas, dan Nona Gabi mau menyerang Agnes ya saya lindungi Agnes karena saya khawatir pukulan Nona Gabi malah mengenai Nona Sheela juga, jadi saya sarankan kalau memang mau bertengkar silakan di tempat yang lebih luas, ternyata Nona Gabi nggak berani juga saat digertak sama Agnes Tuan, Agnes kok dilawan ya kalah mereka."

Aldric mengembuskan napas lega dan samar-samar ia tersenyum.

"Terima kasih Edna kau sudah melindungi anakku, akan aku buat perhitungan dengan Gabi, dia kira siapa bisa seenaknya bikin onar di rumahku, mama juga buat apa dia ngajak Gabi ke sini, sedang Agnes, aku salut pada keberanian anak itu, dia benar-benar Maleeva dalam wujud lain, garang dan tegas, sedang Maleevaku sabar dan lembut."

"Iyaa tapi selalu disakiti oleh Nyonya dan Nona Gabi, sekarang mereka tahu rasa, dihina oleh gadis miskin seperti Agnes apa tidak malu, datang-datang marah-marah, kalau dilawan eh akhirnya takut juga."

Akhirnya Aldric benar-benar tersenyum.

"Sekarang aku merasa aman meninggalkan Sheela pada kalian, ada kamu, Edna yang bisa menengahi dan ada Agnes yang bisa melawan."

"Kali ini Tuan tidak salah memilih pasangan."

"Apa!?"

"Eh maaf Tuan, pelayan maksud saya."

🔥🔥🔥

10 Oktober 2021 (15.05)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top