[04]
[Name] duduk merenung di belakang rumah. Iris [e/c] nya menatap langit malam yang indah dengan bulan purnama
"Bahkan saat malam udara begitu nyaman ya." gumam [Name].
Jam didapur berdetak dan terus bergerak, menunjukkan waktu pukul 7 malam.
Dan disaat bersamaan, pintu rumah terbuka.
"Aku pulang." ujar Tsukishima. Pemuda itu baru saja melaksanakan latihan mingguannya di Divisi 2.
"Selamat datang!" [Name] yang mendengar suara suaminya langsung berlari kedepan.
Tsukishima menghela nafas. Diregangkannya otot-otot tubuhnya lalu menggait tubuh kecil itu dipelukannya.
"Hei, ada apa?" tanya [Name]. Kaget juga tiba-tiba sang suami bersikap manja sepulang kerja.
"Aku sedikit lelah. Aku butuh bahumu."
Wanita itu tersenyum lembut. Dielusnya surai Tsukishima yang berada dibahunya.
"Mandi dulu. Air hangatnya sudah kusiapkan. Setelah mandi kita makan lalu kau bisa istirahat oke?"
Tsukishima menurut. Dilepasnya pelukannya dari [Name] lalu dikecupnya keningnya.
"Terima kasih."
Tidak butuh waktu lama untuk Tsukishima membereskan tubuhnya. Setelah mandi dan makan, ia malah mengurungkan niatnya yang sedaritadi ingin istirahat.
Karena menatapi [Name] yang sibuk melongok keluar jendela.
"Apa yang kau cari, [Name]?"
[Name] tersentak, "Ah, bukan. Aku hanya melihat bulan diluar. Hari ini cantik sekali."
Tsukishima ber-oh. Tepat setelah [Name] menyelesaikan cucian piringnya, Tsukishima bertitah,
"Bawakan aku teh dan manisan . Ku tunggu di undakan belakang."
Biarpun garam, Tsukishima ini peka ya.
Bukan berarti aku mengerti kemauanmu ya, bodoh! -tsukishima kei
"Tumben sekali Kei-kun mau bersantai disini." Ujar [Name] lalu meletakkan senampan pesanan Tsukishima.
"Aku ingin bersantai dan berduaan dengan istriku. Memangnya tidak boleh ya?" Tanya Tsukishima ketus.
Tak sadar saja rona merah sudah melapisi pipinya.
[Name] terkekeh, "Tidak kok. Cuma bertanya."
Keheningan beberapa saat melanda keduanya.
Tsukishima yang sibuk memakan manisannya dan [Name] asyik menatap langit yang begitu terang.
"Bulan malam ini indah sekali. Cantik." Ujar [Name]. Tsukishima mengangguk.
"Ku dengar lusa akan ada gerhana bulan." Ucap Tsukishima sambil meminum tehnya.
[Name] mengernyitkan dahinya. Tidak suka mendengar berita itu.
"Ah , sayang sekali. Padahal aku masih mau lihat terus beberapa hari ini. Kenapa harus hilang?"
Tsukishima mendecak. Digenggamnya jemari [Name] erat lalu memalingkan wajah.
"Kau bisa melihatku. Aku tidak akan hilang dan selalu ada disampingmu sebagai bulan purnama favoritmu."
===
"Kei-kun..."
"A-apa?"
"Sungguh, apa kau sebegitu lelah? Kau terdengar seperti sedang ngawur."
"Aku sedang berusaha bersikap manis padamu!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top