[09]

Iris [Name] berbinar melihat sebuah box besar berisi bayi mungil bersurai hitam.

"Anaknya Kuroo-san lucu sekali..." Ujar [Name].

Kini Kenma dan [Name] tengah berada di rumah sakit. 2 hari yang lalu istri Kuroo melakukan persalinan normal dan melahirkan bayi menggemaskan.

"Tentu saja lucu. Dia kan-"

"Mirip dengan istrimu. Jadi wajar kalau lucu." Potong Kenma dengan nada datar.

"Hei!"

Tangan [Name] terulur untuk mengelus lembut kepala bayi itu. Gemuk dan menggemaskan.

Seorang bayi sehat dan manis yang diimpikan oleh semua pasangan suami istri.

"Istrimu sendiri bagaimana?" Tanya Kenma.

"Dia sedang tidur."

Keduanya terdiam sesaat. Kenma memperhatikan sang istri menyentuh bayi itu dengan riang. Melihatnya terasa sedikit...

Hangat dan bahagia?

"Kau kapan?" Celetuk Kuroo membuyarkan fokus Kenma.

Pemuda pudding itu merona lalu mengalihkan pandangannya.

"Sepertinya [Name] tak terlalu memikirkan hal itu jadi kurasa nanti saja."

Kuroo menyeringai, "Kau takut sainganmu bertambah apa bagaimana?"

Kenma melotot. Sepertinya [Name] menceritakan kejadian Chiro itu padanya. Memalukan.

"Mana mungkin aku berpikir begitu." Jawab Kenma. "Yang akan dilahirkan [Name] itu darah daging ku."

Kuroo membulatkan mulut, "Tumben kau bisa berkata bijak."

"Aku bukan dirimu, Kuroo."

"Kau selalu menyepelekan ku!"

Ditengah perdebatan, masuk seorang suster berseragam putih sambil membawa beberapa alat kebersihan bayi.

"Permisi Nona, Jadwal berkunjung bayi sudah selesai. Mohon segera keluar dari ruangan ini." Ujar sang suster pada [Name] yang masih asik bermain bayi.

"E-eh? Sudah selesai. Cepat sekali." Jawab [Name] sambil cemberut.

"Kalau begitu, kami pulang dulu. Titip salam pada istrimu." Ujar Kenma pada Kuroo.

"Yo, hati-hati ya."

---

Sepanjang perjalanan , [Name] mengoceh soal bayi dan hadirnya seorang anak. Wanita itu berbicara tentang lucu dan menggemaskannya bayi yang baru lahir.

"Apalagi kalau melihat bayi di iklan TV. Yang banyak tertawa dan main itu lhoo!" Seru [Name] dengan binar dimatanya.

Mendengarnya seakan-akan Kenma memberi sinyal bahwa wanita nya ini menginginkan momongan.

"Iya [Name]. Aku tau kok."

[Name] menggembungkan pipi. Dari tadi respon suaminya hanya itu itu saja.

Akhirnya wanita itu menjadi bete dan memilih diam sampai mereka tiba di rumah.

'Gawat, [Name] ngambek ..' Kenma sweatdrop saat wanita itu langsung masuk ke kamar.

Ia menghela napas, diikutinya sang istri sampai kamar. Dilihatnya [Name] memunggungi nya di kasur masih lengkap dengan mantel nya.

"[Name] , maaf aku ngga bermaksud mengabaikan mu." Kenma duduk di samping [Name].

Tidak ada respon.

"Kau tiba-tiba terobsesi dengan seorang bayi. Kau ingin punya anak?"

Masih tidak ada jawaban. Tapi [Name] sedikit bergerak dari posisinya.

"[Name].."

Karena terus tak mendapat respon, Kenma menarik posisi [Name] menjadi telentang, mencengkram kedua tangannya lalu meletakkan kakinya diantara pinggang sang istri.

"K-Kenma-kun..?"

===

"Aku bisa membuat satu, dua atau lebih untukmu lho."

"Ta-tapi aku tidak min-"

"Jangan berisik."

"Kenm- Umppf!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top