[06]

Sebuah ruang kerja dengan berbagai alat elektronik menjadi tempat Kenma duduk manis sehari-hari.

Dan khusus malam ini, ia harus duduk lebih lama karena pekerjaan yang sedikit lebih banyak. Mengakibatkan kantung hitam dibawah mata semakin tebal.

"Hng, harusnya ini tak seperti ini.." gumamnya sambil mengedit sesuatu dari PC miliknya.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam namun pekerjaan nya belum kunjung selesai.

"Perasaan sudah 3 jam aku mengerjakan ini, kenapa tetap kelihatan banyak ya?"

Untuk sesaat ia meregangkan otot-otot tubuh nya. Duduk diam di kursi komputer tak selamanya menyenangkan, pikirnya.

'Apa [Name] sudah tidur ya?' batinnya sambil menoleh ke pintu ruangan. Tidak ada tanda-tanda kemunculan sang istri.

Biasanya saat begadang, [Name] akan membawakan cemilan dan minuman. Selepas itu baru wanita cantik itu pergi tidur.

Tapi kali ini tidak ada tanda-tanda kemunculan [Name].

'Sial, aku lapar.' batin Kenma sambil bangkit dari kursi.

Otak dan tubuh takkan bisa bekerja jika asupan gizi yang masuk tak balance.

Kenma berjalan keluar ruangan lalu menuju dapur. Lalu langsung membuka kulkas dan mengambil beberapa cemilan.

"Kenma-kun, kau sedang apa?"

Kenma menoleh. Didapatinya wanita dengan dress tidur plus apron dan tangan yang memegang sendok sup.

"[Name] , kupikir kau sudah tidur."

"Mhn, aku baru saja selesai memasak untukmu."

Karena posisi kulkas terbatas oleh dinding jadi wajar saja jika Kenma tidak sadar.

"Kau masak apa?"

"Hanya Kare Udon dan Ttoppoki. Maaf hanya itu yang ada di kulkas jadi hanya itu yang kumasak." Ujar [Name] sambil mengambil piring.

"Tidak. Itu sudah lebih dari cukup sekali." Kenma tersenyum sambil mengelus kepala sang istri. [Name] merona.

"Tolong bawakan ke ruanganku ya."

Setelah membereskan semua peralatan dapur, [Name] membawa piring makanan dan secangkir kopi.

"Masih banyak?"

"Ya, begitulah." Jawab Kenma tanpa mengalihkan pandangan dari layar. Tangannya sibuk menekan-nekan tombol.

[Name] duduk di sofa lebar dekat Kenma sambil meminum teh hangat miliknya.

'Sepertinya Kenma sibuk sekali. Aku jadi tak enak minta menemaninya kemarin itu.' batin [Name].

"Ah , akhirnya yang ini selesai." Kenma menutup satu dokumen lalu meregangkan tubuhnya.

"Sebaiknya aku makan dulu."

Diambilnya seporsi udon lalu dimakannya.

'Enak. [Name] memasak ini untukku. Padahal ini sudah malam.' batin Kenma sambil menyendok kuahnya.

[Name] selalu berusaha keras agar Kenma tetap sehat. Wanita itu bahkan rela begadang untuk membuatkannya makanan.

'Aku bersyukur menikahi wanita ini.' Kenma tersenyum sambil menghabiskan udonnya.

"[Name] , kau tidak mau coba rice cake nya?" Tanya Kenma. Tidak ada jawaban.

"Kalau kau mau aku akan sisihkan untukmu." Masih tidak ada jawaban.

Akhirnya Kenma menoleh, mendapati sang istri terlelap dengan manis di sofa. Kenma menghela nafas sambil tersenyum. Ia bangkit dari kursi lalu jongkok didepan wajah [Name].

"Terima kasih atas makan malamnya , cantik." Ciuman di darat kan ke kening sang istri.

'Dan terima kasih karena selalu menemani ku.'

===

"Yosh, waktunya kembali bekerja."

"Mnhh.. temani aku."

"[Name] , kau tidur , mengigau atau masih bangun?"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top