[BonCabe!]
Thank you for your support , vote and comment!
Here, take your bonus chapter as prize!
"Jadi?"
"Jadi apa?"
Kageyama diam. Matanya mengerjap dengan sebuah benda kotak kecil panjang bergaris 2 di tangannya.
"Apa, [Name]?"
[Name] mengelus dadanya dan tersenyum gemas. Haruskah suaminya selelet ini?
"Kau demam?" tanya Kageyama lagi. "Ini termometer kan? Derajat suhunya mana?"
Kali ini [Name] menangis. Sungguh, bisa-bisanya Kageyama tidak mengetahui apa itu?
"Itu testpack, Tobio-kun. Itu untuk mengecek kehamilan, bukan untuk demam." Jelas [Name] sepelan mungkin.
Mencoba sabar menghadapi pria manis adalah sebuah ujian.
"Eh? Hamil ? Berarti untukmu, bukan untukku. Lalu kenapa kau memberi ini padaku, [Name]? Aku mana bisa hamil." Jawab Kageyama polos.
Kini sang wanita mengambil testpack lalu memeluk erat sang suami dengan perasaan getir.
"Aku sudah memakainya, Tobio-kun. Dan hasilnya positif."
Kageyama diam. Butuh beberapa saat sampai ia mencerna dan memahami perkataan [Name] barusan. Barulah 20 detik kemudian, pemuda itu melotot lalu mencengkram bahu sang istri.
"[Name].. kau.."
[Name] tersenyum, "Dia ada disini, Tobio-kun. Ada Kageyama kecil di dalam.."
Kageyama membatu. Kelopak matanya perlahan mulai sendu dan terlihat segenang air di kedua bawah matanya.
"A-apa.. Tobio-kun senang?"
Kageyama menarik pinggang sang istri lalu merangkulnya erat. Kepalanya ditaruh di bahu.
"Kau yang terbaik, [Name].. Kau memberiku segala kebahagiaan di dunia.."
Dan kecupan hangat mendarat di bibir merah muda sang wanita.
"Aku benar-benar mencintaimu.."
________________________
"Hari ini aku tidak usah berangkat saja." Ujar Kageyama sambil memeluk perut sang istri di sofa.
Setelah kabar kehamilan [Name], Kageyama mulai sibuk sendiri.
Biasanya [Name] yang menyiapkan sarapannya, kini semua jadi terbalik.
Kageyama mengambilkan nasi (dengan porsi abnormal) untuk sang istri lalu menyiapkan semua makanan yang menurutnya baik untuk kandungan [Name].
Dan setelah sarapan, ia hanya menyuruh [Name] duduk dan menontonnya membereskan rumah.
Sebuah protektifitas di awal kehamilan.
"Astaga, tidak perlu sebegitunya, Tobio-kun." [Name] menggeleng. Kageyama mengernyit.
"Aku tidak berangkat hari ini , [Name]. Aku akan menemanimu check-up hari ini."
"Aku baru check-up semalam, Tobio-kun. Usianya baru 3 minggu."
Kageyama mencebik. Jadi [Name] sudah pergi ke klinik sendirian? Ah, padahal ia ingin pamer ke si dokter klinik alias Shirabu (yang notabene nya adalah rival sesama setter) bahwa istrinya sedang hamil.
"Justru karena baru 3 minggu aku harus menemanimu, Kageyama [Name]."
[Name] menggeleng. Gemas juga sebenarnya dengan perlakuan sang suami, apalagi Kageyama itu kan penuh dengan kemutlakan. Hampir tidak bisa dibantah.
Tapi untung saja orang yang membuat Kageyama tunduk sekarang adalah [Name] sendiri. Jadi ia bisa membuat kemutlakan Kageyama menjadi miliknya.
"Tobio-kun, kalau kau malas bekerja nanti Kageyama kecil akan menirunya lho."
"Huh? Memangnya ada teori begituan?"
[Name] mengangguk-ngangguk. "Iya ada. Apalagi aku sedang hamil muda. Semua kata-katamu akan kudengar dan masuk ke sel-sel Kageyama kecil dengan mudah."
Kageyama nge-blank. Bahasa [Name] terlalu tinggi untuk dimengerti oleh makhluk berpikiran kentang sepertinya. Tapi ia dapat lah maksud perkataan sang istri.
"B-Begitu ya? K-kalau begitu, hari ini aku kerja. Besok aku akan izin untuk menemanimu dirumah!"
Ya, untunglah suami mu polos, [Name]. Kalau yang kau kibuli itu Tsukishima, yang ada kau akan habis diterkam karena membohonginya.
Setelah bersiap , seperti biasa [Name] mengantar Kageyama sampai depan. Hanya saja kini, Kageyama berpamitan pada dua orang.
"Aku pergi dulu, sayang. Jaga dirimu baik-baik." Ujar Kageyama lembut lalu mengecup kening sang istri.
"Dan kau.." Kageyama merunduk dengan senyum hangat. "Ayah pergi dulu, Blueberry kecil. Bersenang-senanglah dengan Ibumu, ya?"
"Pulang nanti, Ayah akan ikut bersenang-senang dengan kalian."
Fin
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top