01. selingkuhan
"...."
Pukul tujuh pagi, Gentar sudah dibuat elus dada saja oleh [Name]. Hari ini mereka akan mulai menyusun barang di rumah baru, dan faktanya kardus berisi barang [Name] lebih banyak daripada kardus berisi barang Gentar.
Gentar pikir, sih, itu hal penting atau semacamnya. Dia melupakan sebuah fakta jikalau perempuan yang dia nikahi adalah pengoleksi handal.
Sebelum mereka menyusun barang, [Name] memang meminta Gentar untuk menambah dua lemari besar dengan pintu kaca tembus. Katanya, dia membutuhkannya.
Lagi, Gentar pikir itu untuk hal penting. Ah, ternyata lemari itu untuk menaruh koleksi patung kecil bergambar para suaminya.
Sebenarnya namanya bukan patung kecil, tapi Gentar ingin sebut itu patung kecil.
"Ini satu kardus isinya―"
"―ETS ETS! jangan anata sentuh-sentuh husbu watashi. Biar watashi aja yang nyusun!"
"... Ya Allah wibu."
Halah, wibu begitu juga tetap suka, kan? Tetap dinikahin, kan? Ngaku lo.
Beberapa karakter yang [Name] susun di lemari ada yang Gentar ketahui. Seperti Bakugo, Loid, Giyuu dan lainnya.
Ah, ini tak hanya dari anime saja, ada juga karakter dari game. Seperti Xiao, Tenma Tsukasa, Sakuma Ritsu, Malleus Draconia, Luke Pearce dan sebagainya.
Aduh, Gentar pusing. Masa dia harus serumah dengan suami [Name] yang lain? Kan Gentar jadi bete.
"Ini satu lemari buat mereka?"
"Iya. Nanti yang satunya lagi buat waifu."
Nah, loh. Tak hanya husbu, tapi serumah dengan waifu [Name] juga.
"Kamu kerjain yang lain aja. Watashi ngurus husbu-husbu dulu." ujarnya.
"... Tapi kan aku juga husbu-mu. Masa gak diurus kayak mereka?"
Gentar melipat kedua tangannya di depan dada, pipinya sedikit ia kembungkan dan wajahnya nampak merajuk.
"Ya kan beda!"
"Tapiii kan aku jugaaa husbu-muu."
"Tapi beda!"
"Sama aja!"
"Bedaaa!"
"Sama!"
"Beda! Kamu mau ditaruh di lemari juga?!"
Lah, iya juga. Beda ya? Kalo sama, sih, sudah pasti saat ini [Name] masukan gentar ke dalam lemari yang berisi husbu-husbunya. Itu pun kalo muat.
Tapi ya, yang namanya Gentar pasti ada aja jawabannya.
"Aku jangan ditaruh disitu. Aku ditaruh di hatimu aja, Yank." kekehnya.
[Name] memutar bola matanya malas, dia kembali mengambil gepengnya di dalam kardus untuk dia taruh ke dalam lemari. Lebih baik dia kembali bekerja daripada meladeni gombalan basi Gentar, kan?
"Watashi sibuk. Jangan ganggu dulu."
"Yah, masa gitu, sih? Ladenin dong, Babang Gentar ini kesepian tau."
Geli, pikir [Name] sih begitu. Tapi kalau dia pikirkan sekali lagi, dia juga sama gelinya dengan Gentar. Ya tiap hari dia pakai watashi dan anata-an begitu, berarti dia sama saja kan dengan Gentar saat ini?
Hadeh, pasangan alay dan jamet.
"Makanya punya selingkuhan biar gak kesepian!" walah, malah ngajarin yang gak bener.
Lagian, kalau Gentar bisa selingkuh sih ya sok aja atuh. Tapi masalahnya cuma satu, dari delapan tahun lalu Gentar cuma kepincut [Name], gimana mau selingkuh?
"Kamu playgirl, ya?"
"Suami saya dua puluh enam."
"?? KOK DUA PULUH ENAM?"
"... Oh iya, sudah nambah satu. Dua puluh tujuh, deh."
Ah, [Name] lupa. Gentar ini suami ke dua puluh tujuhnya. Suami nomor satu siapa? Ya [Your Husbu].
"SUMPAH [NAME], aku tau kamu jahat tapi aku gak nyangka kamu setega dan sejahat ini."
"Mulai,"
[Name] sih tak peduli. Toh sebelumnya Gentar sudah ditanyai berkali-kali, serius tak apa dengannya? Serius tak akan menyesal? Dan Gentar menjawabnya dengan yakin. Jadi ya, harus siap. Eh tapi kayaknya―ya gitu.
"Iya lah! Habisnya, aku kapan diurus, [Name]? Masa kamu ngurusin Xiao itu terus, sih. Urusin aku jugaaa. WOYY URUSIN AKU JUGAA, JANGAN URUSIN SELINGKUHAN TERUS."
"GAUSAAH TERIAK-TERIAKK!"
"KAMU JUGA TERIAKK???"
Syukur rumah mereka ini paling pojok dan tetangga sebelah jarang pulang. Sehingga tak akan menjadi masalah jika mereka berteriak kencang seperti ini.
"Asli, [Name]. Kamu selingkuh gapapa deh, asal sama gepeng. Tapi aku jangan dilupain gitu, dong."
Tuh, kan. Gentar sudah mulai mewek. Aduh, Gentar, mending kamu nyusun piring.
"Siapa sih yang lupain?"
[Name] menoleh ke arah Gentar yang mulai mewek di sofa. Dia menyudahi aktifitas menyusunnya terlebih dahulu untuk meladeni suami rewelnya yang satu ini.
"Kamuuu, kamu lupain aku."
"Gak, tuh."
"Iya, kamu lupain."
"Apasih, enggak."
"Iyaa!"
"Enggak!"
"IYAA ANJIRR IYAAA LU LUPAIN GUEE, JANGAN GAK TUH GAK TUH YEE LU."
"APAANSIHH?? ENGGAK!"
Astaga, ini sih FrostNem versi kedua.
[Name] menghela napasnya pelan, dia duduk menghadap Gentar yang masih rewel itu.
"Ekhem―mode serius. Aku gak lupain kamu, Gentar. Tapi emang sekarang bukan bagian jam buat aku ngurus kamu."
"Lah?! EMANG ADA JAM NGURUSNYA?"
"YA ADA LAH?? AKU HARUS ADIL!"
"MEREKA GAK NYATA WOYY!"
"YA UDAH DIEEM!"
Karena sebal, mulut Gentar [Name] tutup dengan tangannya. Dia masih ada yang ingin dibicarakan, tahu.
"Jamku buat kamu sepuasnya itu malam. Terserah deh malem kamu mau apa, aku turutin. Tapi kalo pagi sampai siang, aku sibuk sama yang lain."
"Maksudnya sepuasnya? Kayak yang semalem gitu?"
"... Ya―iya gitu."
"Waduh. Siap, Cantik. Lanjutkan selingkuh nya kalau gitu. Saya, Gentar, izin undur diri."
Nah, kan. Giliran begitu saja, pria ini langsung pamit tak menganggu [Name] dengan para suaminya yang lain. Perginya dengan senyum dan cengengesan lagi.
Astaga, Gentar.
_____
haloo aku kembali ‼️ ada yang kangen egk? /heh
maaf ya aku tunda gentar lagi kemarin karena aku mau fokus ujian itu 😔 sekarang udah kelar, kok! tinggal ujian tulis aja dan uprak.
hehehe, iya, banyak skali yh nyasarnya. tp emang ini bakal banyak nyasar spti yang aku bilang waktu ituu.
semoga kalian enjoy, ya! ini adalah buku terakhir dari fusion series, jadi aku bakal smngtz!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top