12. Halloween Eve

Prompt 2: Ia sontak terbangun dan menatapmu. Kau tidak tahu mengapa, namun ada yang aneh dari caranya menatapmu. Perlahan, kau mendekat untuk menyentuhnya, hanya untuk mendapati jemari tangan pudarmu menembus permukaan bahunya.

liemmeciau

👻👻👻


Sayup-sayup aku mendengar suara kicau burung di dekat jendela. Kulihat pria di sebelahku masih tertidur pulas. Dia pasti kelelahan bekerja. Wajah manisnya tertutup selimut. Yang terlihat hanya surainya yang berwarna hitam kecoklatan. Tanpa menunggu lama, akupun segera menyingkap selimutku lalu membuka gorden jendela. Waktu baru menunjukkan pukul 7 pagi tapi jalanan sudah meriah dihiasi ornamen berwarna jingga karena hari ini adalah Halloween.

Aku berlari menuruni tangga menuju halaman depan. Udara pagi terasa menyegarkan. Pandanganku menyapu sekeliling. Orang-orang terlihat antusias menghias rumah-rumah mereka dengan pernak-pernik Halloween. Ada yang menandai pintu rumah dengan cap telapak tangan yang sudah dilumuri cat merah. Ada juga yang menggantung hiasan kepala manusia di dekat pagar. Akupun juga ingin turut memeriahkannya. Aku tidak sabar untuk pesta malam ini.

Kuputar radio lalu mencari siaran yang biasa kudengar. Dengan ini, aku menjadi lebih semangat membersihkan segala sisi rumah. Saat merapikan kamar, aku tersenyum melihat fotoku bersama seorang pria terpajang rapi di sudut meja. Pria yang ada di foto ini adalah kekasihku, namanya Kazuma tapi aku lebih senang memanggilnya Kaz. Kami telah tinggal bersama kurang lebih sekitar dua tahun. Di foto ini, kami berdua terlihat bahagia. Tapi lihat dia sekarang, kerjaannya hanya tiduran dan tidak bersemangat padahal hari ini adalah perayaan Halloween.

"Dasar Kaz." Gerutuku kecil agar tak mengganggu tidurnya.

Tak lupa juga aku membersihkan loteng, ruang tengah, halaman depan hingga halaman belakang. Rumput liar sudah tumbuh cukup tinggi dan jika dibiarkan begitu, aku khawatir akan ada ular atau hewan melata lainnya yang bersembunyi di sana. Saat mencabuti ilalang, aku tak sengaja menemukan beberapa tulang belulang yang terkubur di tanah. Pasti tulang ini milik kucing liar yang mati dan dikubur oleh Kaz. Aku menguburnya kembali seperti sebelumnya.

Selesai melakukan pekerjaan rumah, aku beranjak menuju dapur untuk membuat beberapa cemilan seperti mini pizza, manisan, dan kudapan lainnya untuk para tetangga yang akan berkunjung ke sini nanti malam. Berbagai bahan tersedia lengkap di lemari pendingin. Mungkin karena Kaz sangat suka memasak. Meskipun sebenarnya aku tidak cukup pandai bergelut dengan bumbu-bumbu dapur namun aku sering memperhatikan Kaz jadi aku akan mempraktikkan caranya memasak.

Satu persatu makanan telah siap untuk dihidangkan. Dapur yang tadinya seperti rumah tikus berhasil kusulap menjadi dapur pada umumnya. Kupasang taplak meja bernuansa Halloween di ruang tengah. Kuhias sudut-sudut ruangan dengan pernak-pernik yang kubeli tahun lalu. Tak terasa langit perlahan berubah warna menjadi jingga artinya senja sudah berpamitan dan pesta akan segera dimulai. Lebih baik aku bersiap sembari menunggu Kaz bangun.

Namun hingga pukul 7 malam Kaz tidak kunjung muncul. Apa dia berniat tidur seharian? Aku duduk sendiri di ruang tengah sambil menunggu anak-anak kecil datang meminta permen. Tapi yang membuatku sedih, tak ada satupun tetangga yang datang ke rumah kami. Akupun berlari ke lantai dua untuk membangunkan Kaz. Kutarik selimutnya hingga ke bawah. Hal ini tidak berhasil. Karena kesal, kuteriaki namanya berulang kali dengan cukup kencang. Aku harap ini akan berhasil.

"Kaz, ayo bangun. Kau harus bangun."

"KAZ..."

"KAAAZZZ..."

"KAAZZUUMAAA..."

Ia sontak terbangun karena kaget. Ia menerjapkan matanya berulang kali dan sesekali mengusapnya lalu menatapku dengan tatapan tak biasa. Keringat dingin bercucuran dari pelipisnya. Tubuhnya bergetar sedangkan wajahnya terlihat sangat ketakutan seperti orang yang sedang melihat hantu. Mungkin riasanku terlalu menakutkan baginya.

"Kaz, kau kenapa? Apa kau baik-baik saja?" Tanyaku tak dijawab olehnya.

Dia hanya diam sambil terus menatapku. Perlahan aku mendekat namun dia segera melipat kedua lututnya untuk menyembunyikan wajahnya. Aku mengernyitkan dahi karena sikapnya. Ini kali pertama aku melihatnya sangat ketakutan. Sepertinya sesuatu yang aneh memang sedang terjadi. Aku membelalakkan mata saat jemari tanganku menembus permukaan bahunya. Aku tak dapat menyentuhnya.

"Kaz, apa yang terjadi? Mengapa aku tidak dapat menyentuhmu?" Tanyaku terisak.

"Maafkan aku. Aku mohon maafkan aku, Hoku." Hanya itu yang bisa kudengar dari bibirnya.

"Mengapa kau minta maaf?"

"Itu... Itu karena..."

Seketika keping-keping ingatan masa laluku kembali. Malam Halloween tahun lalu, aku berselisih pendapat dengan seseorang. Aku yang kesal memutuskan untuk pergi namun dia melarangku. Aku yang bersikeras ingin pulangpun akhirnya mendapat sebuah hantaman benda tumpul tepat di bagian belakang kepalaku. Aku tidak ingat apa yang terjadi setelahnya. Ingatan ini tampak nyata. Aku melihat orang itu memotong tubuhku menjadi beberapa bagian dan menguburnya secara acak di sebuah halaman.

"Maafkan aku, Hoku." Sesalnya terus menerus di sela-sela isak tangisnya.

Kini aku sadar kalau ternyata aku sudah meninggal dan orang yang membunuhku adalah Kazuma. Jadi, tulang belulang yang kutemukan di halaman belakang tadi adalah milikku.

Fin

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top