Lima puluh dua
Teletubbies squad
Cecil : gaes... tumben grupnya sepi. Kemana semua nih penghuninya? 🤔
Intan : lg pada sibuk kayaknya. Btw aku baru kelar nonton chanel salah satu youtuber Indonesia. Dia lg bahas Banaspati, eh tiba2 ada penampakan banaspatinya. Iihhhhh swuereeeem bgt!💀💀😱😱😖😖
Cecil : lebih serem pacaran yg udh bertahun2, eh nikahnya sama orang lain 😭😭🤧🤧🤧
Arimbii : HAHAHAAA. Seremnya ampe ke ubun-ubun ya Cill 🤣🤣🤣
Intan : serem banget itu sih, ada nyesek-nyesek di dada😁😁
Terra : banaspati itu apaan emang?kok aku gatau ya 🤔
Arimbi : aku juga baru dengar ini. Mungkin Banaspati itu saudaranya band Kerispatih, Raa.🙄🙄
Intan : si anjirrrrr! Asal bunyi aja mulutnya🤣🤣🤣
Terra : receh kali kau Bii! Wkwkkk 😂
Arimbii : terus apaan?
Intan : Banaspati itu sejenis makhluk halus tapi berbentuk kayak bola api yg terbang gitu. Konon katanya, kalo dihampiri sana makhluk halus itu bakalan tinggal nama.
Terra : yg tinggal nama itu, makhluk halusnya apa makhluk hidupnya Tann?
Cecil : apa gaada pertanyaanmu yg lbh berbobot lg Raa? 🤣🤣🤣
Arimbii : menunggu detik-detik keributan 😆😆😆
Intan : ya makhluk hidupnya lah! Jgn ampe rata gigimu kubuat ya, Raa! Bikin emosi aja 😠😠
Terra : sorii... 🤐🤐🤐
Cecil : itu Banaspatinya ada di daerah mana?
Intan : katanya sih adanya di daerah pedalaman yang pegunungan gitu. Jd biasanya Banaspati keluar di atas jam 10 malam buat cari mangsa. Banaspatinya terbang dalam bentuk bola api, terus kalo udh nemuin manusia, dia bakalan langsung nyamperin dan semburin api😫😫
Cecil : aku belom prnh sih ngelihat Banaspati, tapi prnh ngelihat doi nikah ama yg lain dan itu bikin aku jd PanasAti~~~ 🤧🤧🤧🤧
Arimbii : HAHAAA.. Curhat bgt nih Cill?🤣🤣
Terra : Hmm.. mon maap ya Tann, mau tanya aja. Berarti si Banaspati itu masih satu perguruan dong ama Dragon Ball? 👀👀
Cecil : anjirrrr Raa!! Kepolosanmu itu bikin anak orang darah tinggi😂😂
Intan : kupikir kegoblokan si Terra ini cuma fase, tapi trnyata udh mendarah daging😒😒
Cecil : Sabar ya Tann🤣🤣🤣🤣
Intan : aku udh berusaha untuk bersabar, tapi gimana ya Cill? Kadang si Terra emng minta dihujat 🙄🙄
Arimbi : beberapa orang emang dilahirkan untuk dihujat Tann. Dan sebagai netizen lambe murah, aku suka-suka aja yg penting ada keributan😆
Intan : Tuhan nyesel nggak sih, ciptain manusia model kyk Terra ini😒😒
Cecil : wkwkkk.. Tp woi berteman ama Terra bikin kita jd sadar, betapa pentingnya menuntut ilmu serta mengkonsumsi makanan yg bergizi dan minum vitamin yg mngandung minyak ikan 😁😅
Terra : Jgn gitu lah woii, kadang aku pun bingung knp bisa hidup di bumi ini 😭😭🤧🤧
Intan : coba aja kita bahas tentang tas branded, pasti otak si Terra langsung bekerja dgn baik.😒😒
Cecil : Eh bicara tentang tas, kemarin aku naksir ama tas Gucci yg season Naga Dragon Leather Shoulder Bag.
Sumpah manis kali woii tasnya, pingin beli tapi dua bulan ini pengeluaranku udh bnyk 🤧🤧🤧
Terra : ya ampun Cill!! Itu kan tas Gucci yang ditenteng sama Nagita Slavina di instagramnya. Aku pun lg ngincar ituu, tapi isi dompet nggak mendukung😭😭😭
Intan : kan apa kubilang? Kalo udh ngomongin tas, otaknya si Terra lgsung nyambung 🙄
Arimbii : eh kayaknya aku punyalah tas Gucci naga itu.
Terra : ah serius kau Bii? No pict hoax.
Arimbii : ngapain pulak aku bohong?Dua minggu lalu dibeliin ama mertuaku dari singapore, dua warna sekaligus. Putih sama hitam.
Cecil : enaknyaa jd kau ya Bii. Pnya mamak mertua yg baik, gak pelit dan yg psti sayang samamu. Entah kebaikan apa yg prnh kau buat ampe Tuhan ngasih mertua kyk gitu 🤧🤧
Terra : iistt aku pinjamlah tasmu buat minggu depan Bii. Mau aku pake di nikahan sepupuku🤧🤧🤧
Cecil : aku dululah Raa.. Minggu dpn aku ada seminar di hotel bintang lima. Kan aku minder kalo pake tas yg itu-itu terus. Sekali2 pake merk branded yg lain, meskipun cuma minjam tp yg penting asli🤣🤣
Intan : emang knp kalo pake tas yg gak branded?
Terra : biar kau tau ya Tann, barang branded itu bikin gaya kita makin oke dan meningkatkan kepercayaan diri.
Cecil : betol itu, Raa. Kali ini aku berada di pihakmu 😁
Arimbii : yaudah kalo mau pinjam, datang aja ke rumah besok.
Terra : asikk... Aku pinjam yg warna putih ya 😍😍😘😘
Cecil : ihh aku mau warna putih jg Tann. 🤧
Terra : yaudah aku yg wrna hitam aja.
Arimbii : Tp awas jgn ampe rusak ya woii... Lihat ajalah ya! Nanti rata kelen berdua sama tanah kubuat 😎
Cecil : okee bosquehh!
Terra : btw Bii.. Ini datangnya ke rmh ortumu atau mertuamu?
Intan : ya kerumah mertuanya lah Raa! Bimbii kan udh nikah, kau iih tolong lah ya... Bkin darah tinggi aja.
Terra : kan aku nanya, maaf lah😭😭
Intan : tiada maaf bagimu! 👹
Intan removed Terra from the grup
*****
"Loh, Cecil mana?" tanyaku saat melihat Terra yang datang hanya sendiri.
"Dia nggak bisa ikut, jadwal konsul pasiennya padat sampe sore. Jadi nanti aku yang bawa tasnya ke tempat praktek Cecil."
Aku mengangguk dan berjalan ke ruang tengah. "Bi Nana... Tolong ambilin tas Gucci yang ada gambar Naganya dong di kamar."
"Tapi ada tuan Aktar di dalam kamar, Non."
"Terus?" tanyaku bingung.
"Saya segan masuk."
Aku mendengus. "Bilang aja aku yang nyuruh. Lagian tasnya udah aku bikin di atas kasur, tinggal ambil doang ke sini."
"Kenapa nggak kau aja Bii yang ambil?" tanya Terra.
"Iih aku lagi hamil, Raa. Kau pikir aku nggak capek naik-turun tangga? Apalagi badan ama kakiku udah mulai bengkak gini."
Bi Nana yang mendengar perkataanku langsung merasa iba. "Ya sudah Non, biar saya yang naik ke atas."
Sementara Terra memandangku secara heran. "Padahal kau baru hamil tiga bulan kan, Bii? Tapi kok kelihatan kayak lima bulan ya. Jangan-jangan hamil kembar lagi."
"Nggak tahu sih, tapi waktu diperiksa kemarin dokternya nggak ada bilang kembar."
Terra mengelus perutku dari luar pakaian. "Apa rasanya hamil Bii?"
"Hmm apa yah?" aku berpikir.
"Ada yang gerak-gerak gitu nggak di dalam perut?"
"Aku belum pernah rasain gitu sih atau mungkin aku yang nggak peka kali ya ama gerakannya."
"Eh benar nggak sih kalau kalajengking nikah sama kalajengqueen, nanti anaknya bakal jadi kalajengprince?"
Keningku mengernyit. "Mana aku tahu. Yang aku tahu, tiga permen milkita itu sama dengan segelas susu."
Terra tertawa. "Kita bahas apa sih?"
"Entah, aku pun bingung."
Tak berapa lama, Bi Nana datang dengan membawa dua tas Gucci dalam pelukannya. Kemudian ditaruh di atas sofa.
"Wahh Bii... Iya ini bener tasnya." Terra langsung menenteng tas tersebut dengan mata berbinar.
"Iyalah, aku kan nggak bohong."
Tiba-tiba Mama mertuaku muncul dengan pakaian yang sudah rapi. "Eh ada tamu ya?"
Terra meletakkan tas Gucci dan langsung memberi salam ke beliau. "Halo, Tante. Saya Terra, temannya Bimbii."
Seperti biasa, Mama mertuaku selalu ramah kepada siapapun. "Tante senang sekali kalau temannya Bimbii mau main ke sini. Soalnya dia selalu ngeluh kesepian di rumah."
"Hehehe... Iya Tante. Tapi sebenarnya saya ke sini mau pinjam tasnya Bimbii sih. Boleh ya Tante?"
"Terserah Bimbii saja. Tante sih tidak melarang. Lagian tiap kali Tante beliin tas, Bimbii jarang gunain."
"By the way, itu tas Hermes yang Tante pegang kayaknya keluaran baru deh."
Mama mertuaku terlihat tampak terkejut. "Kok kamu bisa tahu? Suka koleksi tas juga ya?"
"Pinginnya sih Tante, tapi apalah daya isi rekening nggak mendukung. Jadi saya cuma bisa kepo-kepoin tiap kali ada keluaran terbaru di outlet-nya."
Oke, setelah kemarin aku jadi nyamuknya Aktar-Terra, maka sekarang aku jadi nyamuk antara Mama mertua dan Terra.
Aku memilih untuk diam saja karena aku memang tidak mengerti tentang tas bermerk.
"Tante boleh tanya ke kamu? Tapi jangan tersinggung ya?"
Terra mengangguk. "Ngomong aja, Tante. Jangan sungkan gitu, hehee."
Mama mertuaku menunjuk ke arah tas Terra yang dia letakkan di pinggir sofa. "Itu Louis Vuitton-nya palsu kan?"
"Hah? Serius Tante?" Terra tampak terkejut.
"Iya itu LV nya palsu, coba deh kamu bawa outletnya dan tanyain ke pegawainya."
"Berarti saya ketipu dong, Tante. Ini saya beli di butik, katanya asli dan kebetulan dikasih diskon 30 persen jadi saya tergiur belinya."
"Lain kali kamu jangan mudah percaya. Asal kamu tahu, tas merek seperti LV tidak pernah di diskon di outlet resminya. Kecuali untuk karyawan, itu memang ada potongan khusus tapi tidak selalu diberikan setiap saat. Sama halnya dengan merek Chanel, di asia jarang sekali diberi diskon ke pembeli. Sekalipun ada biasanya itu untuk barang yang sudah out of season."
Terra menatap tas LV nya dengan raut wajah sedih. "Berarti ini palsu ya?"
"Sini kamu perhatiin coba bagian resletingnya," tunjuk Mama mertuaku ke Terra. "Kalau produk asli itu bahannya cenderung agak kasar. Terus jahitannya pun rapi, lurus dan merata. Lalu yang terakhir lihat warnanya, barang palsu itu biasanya pudar. Sementara yang asli warnanya lebih pekat."
"Tante jeli banget ya ngelihatnya," ujar Terra dengan tatapan kagum.
"Bukannya Tante mau sombong, tapi karena sudah terbiasa beli tas yang asli jadi mudah saja bagi saya membedakannya. Bahkan dari jarak lima meter pun, saya bisa tahu itu tas asli atau palsu."
"Wah... Lain kali saya harus belajar dari Tante biar nggak ketipu sama barang palsu lagi," ujar Terra seraya kembali memandang tas LV palsunya.
Mama mertuaku menepuk bahunya. "Sudah jangan diratapi lagi. Nanti sepulang dari Dubai, Tante belikan satu tas LV untukmu."
"Heh? Serius Tante?" tanya Terra kaget.
Aku pun ikutan kaget.
Beliau mengangguk. "Iya serius."
Aku tadinya ingin berbicara tapi tidak jadi kareba keburu Aktar datang menghampiri kami.
"Ayo, Ma. Kita berangkat sekarang," serunya sambil memasang jam tangannya.
Mama mertua langsung menghampiriku untuk mencium pipiku. "Mama pergi dulu ya, kamu sehat-sehat di rumah."
"Iya, Ma."
"Eh Tante sama Aktar mau pergi kemana emangnya?" tanya Terra.
"Tante mau pergi ke Dubai, ada urusan penting. Sebenarnya ini bagian Aktar sih, tapi berhubung Bimbii lagi hamil kan tidak mungkin ditinggal suami. Jadi Tante yang gantiin pergi ke sana, ini Aktar cuma mau antar Tante ke bandara kok."
"Saya boleh numpang ikut ke mobil nggak Tante? Saya mau ke tempat praktek teman juga, dan kebetulan arahnya sama."
"Oh boleh dong. Ya sudah, kita pergi sekarang."
Oke... Mengetahui Aktar-Terra-Mama mertua akan berada di dalam satu mobil membuatku merasa diasingkan. Dan itu benar-benar sangat menganggu pikiranku.
Jadi sebelum mereka bertiga melangkah pergi, aku langsung berdiri. "Aku ikut!"
Spontan Aktar berbalik badan dan menatapku. "Ikut kemana?"
"Ya ikut bareng kalian."
"Ngapain?" tanya Aktar terheran.
"Memangnya aku nggak boleh ikut nganterin Mama ke bandara?"
"Ck! Yang benar saja, Bii. Ini bukan pertama kalinya Mama pergi dan kenapa kau tiba-tiba ingin ikut coba?"
"Ya sudah, biarkan Bimbii ikut antar Mama ke bandara," seru mertuaku dan kubalas dengan senyuman.
"Enggak, Ma. Dia lagi hamil. Jarak dari sini ke bandara agak jauh, nggak baik ke kandungannya."
"Aku mau ikut pokoknya, sekalian mau ke gramedia juga beli bacaan baru."
"Kalau mau ke gramedia, kau bisa minta diantar sama Supri. Itu tugasnya sebagai supir di sini," ucap Aktar bersikeras tidak menginginkanku untuk ikut pergi bersama mereka bertiga.
"Kenapa kau mengizinkanku pergi ke gramedia tapi kalau ke bandara enggak?!" tanyaku jengkel.
"Gramedia lebih dekat dibanding kau harus ikut pergi ke bandara."
"Mungkin Bimbii mau ikut karena bawaan si dedek bayi yang pingin nganterin Omanya ke bandara," celetuk Terra.
Aku mengangguk setuju. "Iya bener."
"Biarkan istrimu ikut pergi. Nanti kan kamu menyetirnya bisa hati-hati, jangan kencang dan hindari jalanan berlubang. Sudah jangan dipermasalahkan lagi."
Setelah mengatakan itu, Mama segera berjalan duluan dan diikuti oleh Terra. Sementara Aktar masih berdiri menatapku.
"Kau selalu memanfaatkan anak kita untuk memuluskan semua keinginan anehmu. Semoga dia baik-baik saja di dalam perutmu," ujarnya yang terlihat kesal.
"Alaahhh! Nggak usah sok mengkhawatirkan anak ini, bilang aja kau mau melakukan pendekataan dengan temanku."
"Apa?"
"Dengar ya, aku bakal terus memantau. Karena aku nggak bakal biarkan anakku memiliki ibu tiri, meskipun itu temanku sendiri. Nggak akan!" kataku seraya pergi menyusul Terra dan Mama mertuaku.
21-Maret-2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top