Chapter 6
Yuhuuu update lagi😍😍😍🤗😘
Jangan lupa vote dan komentar kalian🤗🤗🤗😘❤
#Playlist: Zion T ft Seulgi (Red Velvet) - Hello Tutorial
•
•
Mila menonton drama Korea sebentar setelah sebelumnya belajar untuk mata kuliah esok hari. Mila menikmati tontonan sambil mengunyah popcorn caramel yang dia buat sendiri. Walaupun ada empat pembantu, tapi Mila lebih suka memasak sendiri. Selagi dia bisa kenapa harus menyuruh orang?
Suaminya pamit keluar sebentar. Mila tidak melarang dan membiarkannya pergi. Mila merasa senang karena tidak ada Taro di rumah.
"Mila, saya udah pulang."
Kalimat itu berhasil mengganggu Mila dan melihat ke sumber suara. Mila menyipitkan matanya untuk memastikan kalau dia tidak salah lihat.
"Itu siapa?" tanya Mila saat melihat seorang gadis kecil bersembunyi di balik tubuh Taro dan memeluk kakinya.
"Ini anak saya," jawab Taro.
Mila mengernyit. "Anak? Saya baru tau Mas punya anak."
Taro menggamit tangan gadis kecil itu. Namun, gadis kecil berumur empat tahun itu malu-malu dan hanya mau bersembunyi di balik tubuh Taro. Akhirnya Taro menggendong gadis kecil itu dan menghampiri Mila. Setelah itu Taro mendudukkan putrinya di samping Mila.
"Ini putri saya namanya Kilau." Taro mengusap kepala gadis kecil itu. "Mama kamu nggak cerita kalo saya punya anak? Saya bilang sebelum perkenalan keluarga. Mama kamu bilang nggak masalah."
"Mama nggak bilang apa-apa." Mila baru tahu Taro punya anak. Bahkan ibunya tidak memberitahu kalau Taro sudah mengatakan hal itu. Dia mengamati gadis kecil itu. "Kilau umurnya berapa?" tanyanya.
"Kilau, say hello to your Mom." Taro mengusap kepala putrinya sambil tersenyum.
"Hello, Mommy. My name is Kilau. Nice to meet you." Gadis kecil itu tersenyum lebar memamerkan gigi rapi nan putih. Mata belonya berbinar-binar senang menatap Mila. Beberapa detik selanjutnya dia mengulang perkenalannya. "Ciao, io sono Kilau. Piacere!"
Mila membalas, "Ciao, piacere!"
Taro agaknya terkejut Mila bisa membalas sapaan putrinya dalam bahasa Italia. Kalau bahasa Inggris, dia tidak akan meragukan karena ibunya Mila cerita kalau putrinya sangat fasih bicara bahasa Inggris. Taro tidak heran mengingat ibunya Mila blasteran Indonesia-Amerika.
"You are so beautiful, Mommy." Kilau memeluk Mila. Kali ini tanpa malu-malu seperti sebelumnya.
"Thank you, Kilau." Mila mengusap kepala Kilau dengan lembut. Dia menatap Taro dengan tatapan meminta jawaban atas kebingungannya ini. "Kenapa Mas bawa dia ke sini? Ibunya mana?"
"Ibunya yang bawa tadi. Mulai bulan ini Kilau tinggal sama kita. Bulan depan sama ibunya."
"Tunggu. Mas udah pernah nikah?" tanya Mila terbingung-bingung.
"Belum." Taro mengusap putrinya yang sudah melepas pelukan dan kini menatapnya. "Saya belum pernah nikah. Saya mengadopsi Kilau waktu menetap di London. Sebenarnya bukan cuma saya aja, tapi saya dan mantan pacar saya."
"Oh, gitu." Mila manggut-manggut. Dia tidak mau tahu mantan Taro yang mana. Pantas ibunya tidak cerita. Mungkin karena dipikirnya Taro tidak akan pernah membawa Kilau ke rumah. "Apa Kilau--"
Kilau menarik-narik ujung lengan Taro. "Daddy, what are you talking about with Mommy?"
"Dia nggak paham bahasa Indonesia?" sela Mila.
Taro menggeleng. "Saya sama mantan saya selalu bicara pakai bahasa Inggris. Kadang mantan saya ngajak Kilau bicara pakai bahasa Italia. Mungkin ada beberapa bahasa Indonesia yang dia pahami, tapi nggak begitu banyak."
"Contohnya?"
"Apa ya..." Taro berpikir sejenak. Ragu-ragu karena dia tidak ingat putrinya pernah bicara bahasa Indonesia atau tidak.
"Kilau, can you speak Bahasa?" Mila bertanya langsung pada Kilau.
Kilau menggeleng. "Can you teach me, Mommy?"
"Yes, of course. I'll teach you." Mila mengusap kepala Kilau sambil tersenyum ramah. Kemudian, dia turun dari sofa dan mematikan tontonannya. "Do you want eat something?"
"Pancake?" jawab Kilau ragu.
"Okay, i'll make it for you. Wait here with Daddy." Mila mengusap kepala Kilau sekali lagi. Kemudian, dia melihat suaminya. "Mas mau pancake juga? Atau, mau dessert yang lain?"
"Samain aja kayak Kilau," jawab Taro.
"Oke. Mas mau makan lagi? Maksudnya makan berat. Takutnya lapar lagi."
"Nggak. Pancake cukup."
"Oke, tunggu. Kalo udah selesai saya panggil."
Mila beranjak pergi menuju dapur meninggalkan Taro dan Kilau. Walau hanya sebatas ditanya soal makan, Taro sudah senang. Senyum di wajahnya muncul seiring perginya Mila.
"Daddy?" panggil Kilau.
Senyum di wajah Taro hilang dalam sekejap karena kaget putrinya memanggil. "Yes, Honey?"
"What is man...tan?" tanya Kilau dengan menunjukkan wajah polosnya.
Taro kaget putrinya dapat memahami kata yang satu itu. Kenapa pula di antara banyaknya kata putrinya malah ingin tahu maksud itu. Kalau seperti ini Taro kesulitan sendiri. Lain kali dia akan lebih berhati-hati dan tidak bicara di depan Kilau karena diam-diam putrinya mendengarkan dan bisa bertanya setelahnya.
❤❤❤
Selama dua minggu belakang Mila mengajari Kilau di waktu senggangnya jika tidak ada jadwal kuliah. Mila mengajari Kilau beberapa kata dan kalimat Bahasa Indonesia. Mila dengan senang hati membantu Kilau yang kesulitan melafalkan Bahasa Indonesia dengan benar dan tak lelah menanggapi setiap pertanyaan yang dipertanyakan Kilau. Setidaknya Mila merasa senang karena ada teman karena biasanya dia terbiasa hidup sendiri dan belajar saja.
"Daddy, kapan Mommy datang?" Kilau bertanya pelan saat mengucapkan pertanyaannya. Lidahnya masih terasa kaku setiap kali mengucapkan kalimat Bahasa Indonesia.
Taro melirik arloji yang dipakai olehnya. Sore ini dia datang menjemput Mila di tempat biasa menunggu istrinya. Dikarenakan Kilau ingin ikut, maka dia mengajak putrinya. Lantas dia menjawab, "Sekitar lima menit lagi."
"Lima menit ya? Baiklah." Kilau menyandarkan tubuhnya tidak sabar dengan bersedekap di dada dan melihat ke luar jendela. Barangkali ibu tirinya sudah tiba. "Dad, kenapa kita nggak masuk ke dalam? Tempat Mommy belajar. Kenapa kita harus menunggu di sini?"
"Takutnya Mommy lagi ada tugas kelompok sama teman-temannya."
"Oh..." Kilau ber-oh-ria. "Apa itu tugas kelompok, Dad?" tanyanya kemudian.
"Tugas yang dikerjakan bersama-sama. Jadi Mommy mengerjakan tugasnya bareng teman-temannya. Itu yang namanya tugas kelompok," jawab Taro dengan pelan-pelan. Dia takut putrinya tidak dapat memahami kata-katanya kalau terlalu cepat karena Kilau baru bisa belajar Bahasa Indonesia.
"Oh, okay." Kilau diam tak bertanya lagi. Pandangannya tetap tertuju ke luar, berharap Mila segera tiba supaya dia bisa segera pulang dan makan masakan ibu tirinya. "Dad?"
"Hm?"
Belum sempat dijawab pertanyaan Taro, kedatangan Mila sudah lebih dahulu menyita perhatian Kilau dan berteriak dari dalam kencang-kencang setelah Mila membuka pintu. "Mommy!"
"Eh, Kilau ikut. Mom pikir di rumah." Mila mengusap kepala Kilau dengan lembut setelah gadis itu mencondongkan tubuhnya. "Tumben ikut. Bosen ya main di rumah?" tanyanya.
"Bukan. Kilau kangen sama Mommy." Kilau merentangkan kedua tangannya dengan maksud ingin memeluk Mila.
Mila turun dari mobil, kemudian mendekati Kilau yang berada di jok belakang.Kemudian, dia memeluk Kilau dengan erat. "Mommy juga kangen sama Kilau," ucapnya lembut.
"Rambut Mommy wangi," komentar Kilau di sela pelukannya. "Wanginya sama kayak shampoonya Daddy."
"Oh, ya?" Mila melirik Taro. "Mas pakai shampoo saya?"
"Yang bener aja, Mila. Mana ada saya pakai barang-barang kamu. Saya aja nggak tau wangi shampoo saya sama kayak punya kamu."
"Kirain."
Taro geleng-geleng kepala. "Ya udah, mau pulang sekarang nggak? Kalo kelamaan takutnya macet."
"Iya, sekarang." Mila mengusap sekali lagi kepala Kilau. "Duduk yang manis ya. Kita pulang sekarang. Nanti Mommy masakin makanan yang Kilau mau. Kira-kira mau makan apa hari ini?"
"Risotto." Kilau menarik kedua sudut bibirnya menunjukkan senyum manis yang dia punya untuk ibunya. "Oh, and bruschetta!"
Mila tidak pernah memasak makanan Italia, tapi dia pernah mencoba dua makanan yang diinginkan Kilau. Namun, dia tidak ingin mengecewakan Kilau dan memberikan jawaban yang pastinya diinginkan gadis kecil itu. "Nanti Mommy buatkan untuk Kilau. Jangan lupa kasih cium di pipi. Oke?"
"Grazie, Mommy!"
Mila kembali duduk di jok depan menemani Taro yang mengemudikan mobilnya sendiri tanpa sopir. Biasanya Taro menjemput Mila hanya sendiri karena menggunakan jasa sopir kalau mereka pergi ke tempat-tempat tertentu saja atau perjalanan jauh. Baru saja Mila duduk, dia mendengar suara dari belakang.
"Daddy, kenapa nggak cium Mommy seperti Daddy cium Madre?" tanya Kilau dengan wajah polosnya.
Kilau memanggil Spora dengan Madre, sedangkan memanggil Mila dengan Mommy. Hal ini sengaja dibedakan atas permintaan Taro kepada putrinya. Jika sewaktu-waktu mereka bertemu atau papasan di tempat yang sama, Kilau tidak bingung seandainya ingin memanggil Mila saja atau Spora saja.
"Kilau," Taro memelototi putrinya. "Jangan bicara yang nggak perlu."
"Cium seperti apa?" tanya Mila seraya menoleh ke belakang.
"On the lips, Mom." Kilau menjawab sembari menunjuk bibirnya. "Daddy always do that. Biasanya Daddy bilang sama Madre; You did a great job today."
"Kilau." Taro kembali memelototi putrinya, tapi putrinya itu tidak mau menurut dan tertawa kecil. Entah tertawa karena apa. Putrinya memang jahil. "Jangan bicara yang aneh-aneh. Diam lebih bagus."
"Okay, Daddy." Kilau duduk lebih santai dan mengatup bibirnya.
Mila memerhatikan Kilau sebentar. Mila menebak kalau Taro melakukan itu supaya menunjukkan pada Kilau bahwa Taro dan mantannya baik-baik saja. Juga, Taro bangga dengan mantannya sudah melakukan hal luar biasa setiap harinya. Dia yakin Taro tidak melakukan itu padanya karena hubungan mereka sangat membingungkan.
Pelan-pelan Mila mencondongkan tubuhnya dan menangkup wajah Taro, lalu dia mendaratkan kecupan singkat di pipi kiri suaminya. "You did a great job today, Mas. Makasih udah jemput."
Wajah Kilau berubah bersinar cerah seakan habis dibelikan mainan. Kedua tangannya spontan menunjukkan kegembiraannya melihat orangtuanya akur. Sementara itu, Taro terkejut karena kecupan dadakan itu.
Taro melihat pada Mila, mendapati istrinya melempar senyum tipis. Lalu, dia melihat Mila menoleh ke belakang memandangi Kilau yang girang sendiri. Entah apa yang putrinya pikirkan sampai membeberkan hal yang sebenarnya tidak perlu. Namun, sisi lain dia merasa bersyukur karena mendapat jadwal mengurus putrinya. Ya, setidaknya mereka tidak bicara sambil menarik urat. Mila lebih kelihatan penyayang dari sebelumnya.
❤❤❤
Jangan lupa vote dan komen kalian😘😘😘🤗❤
Follow IG & Twitter: anothermissjo
Salam dari Kilau😘🤗
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top