Beberapa saat kemudian mereka pun diperbolehkan untuk keluar dari ruang kerja sang ayah.

"Kamu gadis yang kutemui di pantai itu kan~?" Kanata bertanya sembari mendekati (Name) yang berhenti berjalan.

"Kalau iya, kenapa?" (Name) sama sekali tidak menengok Kanata. Itu membuat sang pria terheran-heran, "Ace." (Name) menoleh ke arahnya dengan tatapan terkejut.

"Nama kakek ku yang berselingkuh dengan mu kan?"

"Darimana kau tahu.." Kanata tersenyum ke arahnya, "Hm~ darimana ya~ di sejarah keluarga kerajaan ada kok ceritanya puka puka~"

"Lalu, kenapa kau mengatakan hal ini kepada ku?" tanya sang gadis dengan tatapan sinis, tidak suka dengan pembicaraan ini.

Kanata terdiam lalu berjalan mendekati (Name), kaki sang gadis mundur ke belakang hingga punggungnya mengenai tembok.

Tangan Kanata berada di samping kanan dan kiri sang gadis membuatnya tak bisa kabur. Ya, Kanata meng-kabedon (Name).

"Sebenarnya aku tertarik saat pertama kali bertemu dengan mu, wajah mu manis saat pertama kali kita bertemu. Entah kenapa, detak jantung ku terasa lebih cepat dari biasanya."

"Sejak kita tidak pernah bertemu lagi, aku selalu mencari mu dan mencari apa arti yang ku rasakan saat itu. Dan sekarang aku menemukannya." Kanata mendekatkan bibirnya ke arah bibir (Name) dan mempertemukan mereka berdua.

(Name) terdiam, tidak tahu harus berbuat apa. Sebenarnya ia juga merasakan hal tersebut, tapi karena ia memiliki urusan di lautan jadinya ia tak bisa bermain dengan Kanata.

Ia membalas ciuman tersebut, Kanata senang saat merasakan (Name) membalasnya.

Kanata memutuskan ciuman itu sepihak, "Sepertinya kamu merasakan apa yang ku rasakan ya, puka~?"

"Tenang saja, aku tak seperti dia kok."

End