XIX : Aneh
"Mari kuberitahu rahasia kecil," Lucifer kemudian berjalan mendekati Lea yang hanya mematung.
"Kau tahu? Leo itu kakakmu," kata Lucifer yang membuat Lea membeku sepenuhnya di tempat.
"Jangan bercanda! Ucapanmu itu lucu sekali!" Tukas Lea kesal dan mungkin terkejut di saat yang sama.
"Lea, Lea. Kau pikir aku bercanda? Kalau tidak ingin percaya, semuanya terserah padamu. Toh, cepat atau lambat mereka pasti akan memberitahu kalian." Ucap Lucifer dengan santainya.
Lea masih berusaha agar akal sehatnya tidak melenceng. Kalau dipikir-pikir dia memang tidak mengingat masa kecilnya, memori sekecilpun tidak dapat diingat oleh otaknya.
"Dan kuharap kalian bisa mengalahkannya." Gumam Lucifer pelan.
~~~~
Pikiran Leo sangat kacau, ingatan-ingatan yang sudah lama dilupakannya kembali melintas di kepalanya dengan sangat cepat. Kalau Andrew tidak memanggilnya, mungkin kepala Leo sudah meledak karena mengingat kejadian yang sudah lama ingin dilupakan olehnya.
"L-Leo apa itu benar? Lea itu adikmu?" Tanya Miranda ragu-ragu.
"Aku..., tidak tahu." Ucap Leo pelan.
Sungguh mereka belum pernah melihat Leo yang seperti ini. Leo yang selalu mereka anggap pemimpin, sosok yang tegas, dan kekuatan bertarung yang tidak dapat dipandang sebelah mata.
Sekarang dia penuh dengan keraguan, menatap teman-temannya saja dia tidak berani.
"Kami tahu sulit untuk menerimanya Leo, tetapi kami hanya memberitahu apa yang patut kalian ketahui." Ucap Rafael mewakili yang lain.
"Leo." Panggil Vinsen.
"Lucifer kau keterlaluan, hanya memberitahuku seorang." Batin Lea kesal mengingat apa yang Lucifer katakan padanya.
"Jadi Lea..."
"Dia White Queen, satu-satunya yang bisa mengalahkan Cynric." Potong Celestial sebelum Vinsen dapat menyelesaikan ucapannya.
"Ini terasa aneh," kata Lea.
"Aneh?" Tanya Elemental sambil menaikkan sebelah alis.
"Aku tidak mengira, kalau aku memiliki kakak. Selama ini hanya kakek yang kupunya, dan mengetahui kalau kau kakakku membuatku senang." Ucap Lea jujur.
Celestial, Elemental, Rafael, dan Unknown hanya tersenyum mendengarnya.
Mungkin kalau orang lain di posisi Lea, mereka pasti tidak tahu harus bertindak apa. Tetapi, kata-kata yang keluar dari mulut Lea penuh dengan keyakinan.
"Aku senang kau adalah adikku. Satu-satunya alasan aku dapat bertahan adalah menunggumu kembali ke dunia ini." Ucap Leo sambil menatap mata biru Lea.
"Jadi aku harus memanggilmu kakak? Begitu kak Leo?" Canda Lea.
"Pa-panggil Le-Leo saja!" Tukas Leo yang tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang merah padam.
"So, your highness." Ucap Andrew kemudian sedikit membungkuk pada Lea.
"Hentikan Andrew, aku tidak suka dipanggil begitu." Tukas Lea cemberut.
"Dan juga, seseorang sepertiku White Queen? Jangan membuatku tertawa." Sambung Lea kesal.
"Kami tidak sedang bercanda, dan sifat manusia memang tidak mudah mempercayai kenyataan yang seperti ini," kata Rafael.
"Mereka tidak mungkin membohongi kita. Ya, kan Adam?" Tanya Vinsen pada Adam yang hanya menyeringai, dan entah siapa tahu apa yang dipikirkannya.
"Benar sekali Vinsen. Dan memang sulit menerima kenyataan Lea," kata Adam pada Lea yang hanya menatap kosong sekeliling.
"Seseorang sepertiku, memegang tanggung jawab sebesar itu? Maaf, tapi pilihlah orang lain." Tukas Lea dingin.
"Bukan kami yang memilihmu Lea," kata Elemental berusaha terlihat tenang.
"LALU SIAPA? BILANG PADANYA UNTUK MEMILIH ORANG LAIN!" Suara Lea meninggi. Ini baru pertama kalinya dia membentak, karena mereka tahu Lea itu seseorang yang tenang.
"Akhirnya 'dia' menampakkan dirinya juga," kata Celestial kemudian memanggil guard sword.
~~~~
Yohoooo...
518 kata, wth?! *abaikan*
Maaf karena belum bisa update maksimal (maksudnya sampai 1000 kata ke atas).
Karena dunia nyata memerlukanku-ssu.
Please don't be silent reader...
Jaa ne~ *kabur*
Sabtu 21 Januari 2017
#141 in fantasy
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top