XIV : Khawatir
Lea membuka matanya secara perlahan. Serangan Nard yang terakhir telah memberinya luka yang cukup besar. Bahkan untuk sekarang ini, dia harus berdiri dengan susah payah.
"Adam kau mendengarku." Panggil Lea sangat pelan.
'Maaf karena aku tidak bisa menangkis serangan yang terakhir. Akibat kelemahanku kau terluka parah.'
Lea bahkan tahu dari suara Adam barusan, dia sangat ingin membalas Nard. Tapi, ada sesuatu dari diri Nard yang membuat Lea ingin membebaskannya.
Lea merasa Nard seperti tersiksa saat melawannya.
'Lea, serangan barusan menembus jantungmu.' Ucap Adam.
"Berarti sekarang, seharusnya aku sudah mati. Tapi, kau menyelamatkanku lagi." Tukas Lea sambil terkekeh pelan, namun yang keluar dari mulutnya hanya darah.
'Aku bukan healer, tapi aku bisa membuatmu bertahan selama setengah jam kedepan. Kita harus mencari desa troll.' Jelas Adam panjang lebar.
"Desa troll?" Tanya Lea.
'Pertanyaanya nanti saja, kita harus mencari desa troll atau kau yang akan menyusulku.' Perintah Adam.
"Hehe, baiklah." Kata Lea sambil tersenyum.
~~~~
"Kenapa kami tidak bisa ikut mencari Lea?!" Bentak Vinsen pada Lio.
"Kalian beristirahatlah dahulu, biarkan kami para troll yang mencarinya." Saran Lio.
"Percaya saja pada mereka Vinsen, kita juga harus memulihkan stamina." Ucap Leo sambil menenagkan Vinsen yang kelihatan ingin sekali menghajar Lio.
"Maafkan Vinsen, dia orangnya dingin tapi suka berkelahi." Kata Andrew yang entah bermaksud meminta maaf atau mengejek Vinsen yang sedari tadi telah memberinya death glare.
Setelah mereka sampai di desa troll, Lio mengenalkan Leo, Vinsen, Andrew, dan Miranda sebagai tamu kepada troll yang lain. Leo kaget setengah mati, dia mengira para troll jahat, tapi sepertinya dia harus mengubah pendapatnya tentang troll.
Sekarang ini mereka sedang beristirahat di rumah Lio. Rumah para troll terbuat dari bebatuan. Itu sebabnya troll forest memiliki batu-batuan yang begitu banyak.
"Lio! Ada yang menerobos perisai!" Teriak Kande dari luar.
Lio dengan sangat cepat keluar dari rumahnya dan pergi bersama Kande. Sedangkan Leo dkk, mengikuti Lio dari belakang.
Leo membulatkan matanya tidak percaya, itu Lea. Dia berhasil menemukan desa troll, tanpa bantuan siapapun.
Yang membuatnya membulatkan mata adalah luka tusuk yang tepat berada di jantungnya. Kemudian Leo berlari ke arah Lea yang sudah duluan jatuh ke tanah, sebelum dia dapat menggapainya.
~~~~
Lea membuka matanya secara perlahan, kemudian mulai mengamati kamar yang sedang dia tempati saat ini.
Dia kemudian mulai mengumpulkan tenaga untuk berdiri dan sesegara mungkin, kabur dari tempat
Tapi belum sempat dia keluar dari kamar yang ditempatinya, satu troll sedang berdiri di depan pintu.
"Kata Lio, sebentar lagi dia sadar." Gumam troll itu.
"Maaf saja tapi aku tidak akan berlama-lama di sini!" Teriak Lea kemudian keluar dari kamar yang ditempatinya.
'Persetan. Toh kalau teman-temannya datang tinggal kusihir saja!' Pikir Lea.
'Fire-'
"Hey tunggu dulu nak!" Kata troll itu panik.
"Aku mendengarkan." Ucap Lea sambil menghentikan aksinya.
"LEA!" Teriak seseorang dari bawah.
"Sepertinya aku mengenali pemilik suara ini." Gumam Lea pelan.
Dan benar saja, setelah seseorang itu menaiki tangga untuk menampakkan wajahnya pada Lea, dia akhirnya dapat mengetahui siapa pemilik suara tersebut.
"Miranda?" Tanya Lea pelan.
"Ya siapa lagi?" Jawab Miranda kemudian memeluk Lea dengan sangat erat.
"Sa-sakit l-lukaku s-sakit." Ucap Lea terbata-bata.
"Maaf. Aku kelewatan senang." Timpal Miranda sambil melepaskan pelukan mautnya.
"Ayo! yang lainnya berada di bawah." Panggil Miranda kemudian menarik Lea untuk ikut dengannya.
Sedangkan Kande yang sedari tadi diabaikan hanya mendengus kesal.
~~~~
"Hai semua." Ucap Lea canggung karena ada juga beberapa troll di ruang yang mirip seperti dapur.
"Bagaimana keadaanmu Lea? Masih ada yang sakit?" Tanya Andrew khawatir.
"Aku sudah lebih baik dari sebelumnya dan Kande aku minta maaf untuk sebelumnya." Ucap Lea sambil sedikit menunduk.
"Ah ya, kesalahpahaman seringkali terjadi kok." Kata Kande sambil menggaruk tengkuknya yang Lea yakin tidak gatal.
"Kalian tidak senang?" Tanya Miranda pada Leo dan Vinsen yang sedari tadi memasang ekspresi yang memiliki seribu makna, yang hanya mereka berdua yang tahu.
"Kami terlalu senang sampai tidak bisa berkata apa-apa. Ya kan?" Kata Andrew yang langsung membuat Leo dan Vinsen memberinya death glare.
"Aku hanya bercanda kok, jangan menanggapinya terlalu serius." Tukas Vinsen kemudian tertawa yang kentara dibuat-buat.
"Kami menghargai bantuan yang telah kalian berikan. Tapi, besok pagi kami harus melanjutkan perjalanan kami." Ucap Leo serius.
"Bagaimana dengan teman kalian?" Tanya Lio sambil menatap Lea.
"Aku baik-baik saja. Tidak akan terjadi sesuatu lagi padaku, aku berjanji." Potong Lea sebelum Leo dapat mengatakan sesuatu.
"Kalian bisa mengandalkanku dalam menjaganya." Kata Miranda sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Bukankah lukaku terlalu dalam? Apa di desa ini ada seorang healer?" Tanya Lea.
"Ada, dia merupakan troll yang paling tua di desa ini. Beberapa rumor mengatakan, dia satu-satunya yang pernah melihat Adam." Kata Kande sedikit berbisik.
"Nah Lea kau harus banyak beristirahat, aku dan Lea duluan istirahat." Tukas Miranda kemudian menarik Lea meninggalkan para lelaki.
Setelah Miranda dan Lea pergi meninggalkan ruangan itu, Lio seperti memberi isyarat agar Leo ikut bersamanya. Leo pun tanpa berpikir panjang hanya menurut.
Leo kemudian mengikuti Lio yang membawanya ke belakang rumah.
"Serius sekali, apa yang ingin kau bicarakan denganku?" Tanya Leo.
"Karena kau terlihat seperti pemimpin mereka, cukup kau saja yang mengetahui hal ini. Tentang gadis itu-"
"Maksudmu Lea?" Potong Leo.
"Ya, dan jangan potong ucapanku. Troll tua itu bilang padaku kalau dia memiliki kekuatan sihir yang sangat dahsyat. Kau ingat kan kalau desa ini hanya bisa dimasuki oleh Adam, kami para troll, dan mereka yang mendapat izin kan? Menurutmu Lea bisa masuk di desa ini karena siapa?"
"Hanya ada satu kemungkinan." Kata Leo sengaja menjeda ucapannya.
"Adam."
~~~~
"Jangan lupa berkunjung di desa ini!" Teriak Lio sambil melambaikan tangannya kepada Leo dkk.
"Ya, tentu." Timpal Andrew.
Yang lainnya hanya membalas melambaikan tangan, kemudian melanjutkan perjalanan ke utara.
"Jalan keluar sudah terlihat!" Seru Miranda.
Mereka kemudian melihat setitik cahaya yang mereka yakin adalah jalan keluar dari troll forest.
Setelah mereka keluar dari troll forest, mereka kembali disapa oleh matahari yang telah berada di atas kepala mereka.
"Akhirnya bisa melihat matahari lagi." Ucap Andrew.
"Jangan terlalu mendramatisir Andrew." Cibir Vinsen.
"Kita harus melawan naga sebelum memasuki daerah utara." Kata Leo.
"Masih ada lagi halangan?" Tanya Lea.
"Kita tidak akan membunuh naga itu, kita hanya perlu membuktikan kalau kita pantas memasuki daerah utara." Jelas Leo panjang lebar.
"Dan sebelum melanjutkan perjalanan, aku punya satu pertanyaan untukmu Lea. Kau harus menjawabnya kemudian kita akan melanjutkan perjalanan." Perkataan Leo barusan sukses membuat semuanya terdiam dan langsung berubah menjadi serius.
"Bagaimana kau memasuki desa troll Lea? Atau harus kutambahkan Adam?"
Sabtu 31 Desember 2016
#45 in fantasy
Spesial update karena tahun baru.
Happy new year 2017
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top