10 💫 Darah Iblis.
Pandangan mata Gabriel menyorot pada lukisan seorang malaikat yang memiliki penampilan tampan dan teduh di samping singgasana milik Lucifer. Bersamaan dengan itu, ia melirik ke arah si pemilik neraka yang sudah duduk di atas tahtanya. Malaikat yang ada dalam lukisan tersebut dan wujud Lucifer sama persis. Yang membedakan hanyalah pakaian dan bola matanya yang berubah merah. Sudah jelas jika lukisan tersebut adalah diri Lucifer di masa lalu seperti yang pernah diceritakan terhadapnya.
"Kau harus menepati janjimu untuk bekerja di neraka, Gabriel." Lucifer mengingatkan.
Sang malaikat yang terbuang dari surga tidak menjawab. Tanpa harus diberitahu, ia bukanlah orang yang akan mengkhianati ucapannya sendiri. Akan tetapi, ada satu hal yang tidak Gabriel mengerti dari tindak tanduk Lucifer yang kemudian mengangkat jemari meminta bawahannya untuk mendekat lalu membisikkan sesuatu yang tidak dapat Gabriel dengar.
"Dia adalah salah satu dari petinggi iblis, posisinya tertinggi karena kepemimpinannya di jahannam." Lucifer menjelaskan, lebih tepatnya memperkenalkan bawahannya yang baru saja dipanggil. Sesosok iblis dengan pakaian serba hitam, wajah tegas dengan pandangan tajam, mata berwarna merah, tanduk besar yang meliuk ke depan kening, dan anting-anting rantai di telinganya yang lancip.
"Namanya Amon Arc Demonica." Lucifer kembali berkata. "Kau perlu berkenalan dengan para jendral iblis karena kau akan tinggal di sini bersama mereka."
Tidak ada tanggapan dari Gabriel sampai atensinya teralihkan ketika iblis bernama Amon itu datang dengan membawa sebuah nampan yang diatasnya terdapat cawan hitam dengan ukiran-ukiran berbentuk tengkorak manusia. Gabriel mengerutkan kening, kepalanya dipenuhi dengan tanda tanya ketika Amon meletakkan nampan tersebut dan membiarkan Lucifer mengambil sebuah belati hitam di samping cawan itu berada.
Lantas, Lucifer menggores telapak tangannya dan membiarkan darah merah kental keluar dari lukanya. Lucifer menggunakan cawan tersebut untuk menjadi penadah bagi darahnya yang mengalir deras. Lalu ketika ia merasa cukup, Lucifer menghentikan aliran darahnya dan melakukan penyembuhan pada tangannya dengan regenerasi.
"Mendekatlah, Gabriel," ucap Lucifer.
Gabriel tidak memiliki pilihan lain selain menyetujui apapun yang Lucifer katakan sesuai dengan janji yang telah ia ucapkan. Sehingga Gabriel berdiri tepat di hadapan Lucifer dengan Amon yang berada di tengah-tengah mereka sambil memegang nampan tadi. Lucifer kemudian mengambil cawan yang sudah berisi darahnya, ia mengeluarkan semacam kekuatan berbentuk bola berwarna putih terang dan memasukkannya ke dalam darah dalam cawan. Untuk sesaat, darah di dalam cawan itu bercahaya lalu kembali memudar dan tampak seperti darah biasa.
"Minumlah," titah Lucifer sembari menyerahkan cawan tersebut pada Gabriel.
"Apa?!" Gabriel terheran, pun terkejut. Kepalanya masih kosong tidak dapat menebak maksud dari permintaan Lucifer.
"Mantan malaikat yang tidak bisa mengendalikan jiwa manusia bisa membantu apa di neraka? Kau hanya akan berkeliling dan menembus jiwa-jiwa itu seperti layaknya hantu." Lucifer menjelaskan singkat.
"Lalu, apa hubungannya dengan meminum darahmu?" Gabriel bertanya.
Ada cekikikan yang terdengar dari mulut Lucifer sebelum ia kembali berkata, "Dasar mantan malaikat agung ini masih sombong, ya. Mulutmu tidak ada sopan-sopannya padahal kau akan menjadi bawahanku."
"Aku tidak akan menjadi bawahanmu." Gabriel menanggapi.
Lucifer tertawa kecil lalu membalas, "Tidak secara utuh, tetapi selama masa hukumanmu dan selama kau berada di neraka, secara tidak langsung kau adalah bawahanku."
"Baiklah, aku mengerti soal itu. Tetapi apa memang harus sampai meminum darahmu? Kau bisa memberikan kekuatan seperti sebagaimana kau memberikan jiwa Theressa padaku." Gabriel menanggapi.
Lucifer tersenyum samar, hanya sedikit sampai tidak diketahui oleh mata yang memandang. Wajahnya terlihat santai dan tenang ketika ia kembali bersuara dan menjawab, "Kau butuh itu untuk mengendalikan neraka."
Gabriel semakin dibuat tidak mengerti. Mengendalikan neraka? Namun, otaknya seakan bergerak cepat untuk menemukan jawaban di balik perkataan Lucifer. Benar bahwa neraka berjalan atas kehendak raja iblis itu sendiri sehingga orang yang tidak memiliki darah iblis tidak akan mampu berbuat apa-apa selama berada di dalam neraka. Sama seperti apa yang dialami Gabriel ketika baru menginjakkan kaki di sana dan hendak menyentuh jiwa manusia dan menembusnya. Sepertinya ia menemukan titik terang atas maksud Lucifer tersebut, membuat ia memiliki darah raja iblis dan mulai bekerja di bawahnya.
Namun, ia tetap merasa janggal. Meminum darah Lucifer sama saja dengan membuat darah iblis mengalir di tubuhnya. Apakah dengan begitu, ia masih bisa menjadi seorang malaikat seutuhnya? Gabriel tidak mampu menemukan jawaban dalam otaknya. Matanya kembali menengadah, tatapannya kosong, jauh ke atas seakan menembus langit-langit kastil istana raja iblis.
"Apakah ini takdir-Mu, Dewa?" Gabriel bertanya. Tidak ada jawaban, bisikan, atau apapun yang menanggapi pertanyaannya. Ia menghela napas panjang sebelum kedua tangannya terulur menyentuh cawan mengerikan berisi genangan darah tersebut.
Gabriel mengesampingkan matanya yang menangkap ekspresi Lucifer yang terang-terangan menampilkan rasa senang. Senyum lebar dan mata berbinar Lucifer membuat Gabriel tidak nyaman. Akan tetapi ia mengabaikannya dan memilih untuk mengangkat cawan darah itu. Dalam sekali tegukan, Gabriel meminum habis darah Lucifer tersebut.
Tubuhnya terdorong ke belakang beberapa langkah, jantung Gabriel berdenyut lebih kencang, ada bukit keringat di keningnya bersamaan dengan aliran energi di dalam tubuh yang melonjak naik. Tangannya terkepal kuat tetapi energi raja iblis yang masuk ke dalam tubuhnya tidak bisa ditahan hingga ia membulatkan mata dan mengeratkan rahang untuk menahan efek sampingnya. Ada rasa sakit yang luar biasa yang diterima Gabriel setelah beberapa detik setelahnya. Rasanya seperti dikuliti hidup-hidup, dicabut paksa tulang-tulangnua dalam keadaan sadar, dan rasa sakit luar biasa dirasakannya hingga ia terduduk di lantai kastil iblis dengan napas tak beraturan.
.
.
🌹🌹
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top