05 💫 Sebagian Kemampuan.

Cukup lama Gabriel memandang sedih pada bola jiwa di tangannya. Tidak peduli sekuat apapun ia memikirkan untuk menyelamatkannya, sulit dilakukan. Tidak ada jaminan bahwa jika ia melakukan hal seperti yang Lucifer sampaikan bisa membuat Theressa hidup kembali dalam tubuh yang berbeda. Pun tidak ada jaminan bahwa ikatan kontrak dan belenggu hukuman neraka yang sudah menyatu dengan jiwanya akan hilang saat berada di kehidupan barunya.

Lantas, Gabriel mengulurkan tangan, memberikan jiwa tersebut pada Lucifer seraya berkata, "Akan kudoakan ia sepanjang hidup abadiku agar mendapatkan pengampunan."

Lucifer tertawa keras, meremehkan. "Akan kutempatkan dia dalam jahannamku dan memperlakukannya sebagaimana pendosa. Jiwa itu milikku, Gabriel. Kau tidak akan bisa mengeluarkannya tanpa seizin dariku."

"Kau bukan Dewa." Ucapan Gabriel yang seakan diberi penekanan itu membuat Lucifer terdiam. Desisan keluar dari mulut Lucifer, bibirnya terangkat menampilkan giginya yang runcing. Gabriel melanjutkan, "Jika Dewa menghendaki, tidak hanya jiwa dalam nerakamu, tetapi neraka sendiri bisa diatur sesuka-Nya. Kau memang Raja Neraka dan pemilik neraka itu sendiri tetapi jangan lupa bahwa Dewa adalah pemilik semesta."

"Tidak ada jaminan bahwa doamu akan diterima. Menaruh simpati secara khusus kepada jiwa manusia saja sudah disebut sebagai kesalahan. Kau yang kurang taat itu, apa bisa doamu dikabulkan?"

"Apakah kau meragukan Dewa yang sudah menciptakanmu, Lucifer?"

Keduanya hening untuk beberapa waktu lama. Gabriel mengetahui bahwa tutur kata Raja Neraka di hadapannya tidak boleh sampai bisa mengendalikannya. Sebagaimana layaknya kaum iblis, mereka memiliki kemampuan untuk menghipnotis siapapun ketika mereka bersuara. Maka dari itu, manusia yang memiliki iman lemah atas kepercayaan Dewa sangat mudah terjerumus pada bisikan iblis yang merongrong masuk ke dalam pikiran mereka.

"Aku bukan meragukan Dewa, Gabriel. Tetapi, aku memiliki sebagian kemampuan Dewa Pencipta." Lucifer berkata, ia hanya menunduk pada bola jiwa yang diulurkan oleh Gabriel dan menyodorkannya kembali pada sang Malaikat Agung. Senyum licik di wajahnya kembali terukir sebelum ia mengatakan, "Zakiel 'de Seraphim diciptakan seagung-agungnya oleh Dewa Pencipta, dianugerahkan kemampuan penciptaan dan pengaturan atas dunia."

"Lalu? Kau akan menggunakan nama sang Malaikat Agung untuk mengelabuhiku?" Pertanyaan Gabriel mengundang tawa Lucifer.

Raja Neraka itu terkikik, menutup mulutnya yang menampilkan dua taring pada gigi dengan tangan. Ia menyipitkan mata, menatap Gabriel intens. "Malaikat Agung yang kau maksud itu adalah aku, Gabriel."

Gabriel terdiam. Ia tahu hanya dalam sekali pandang bahwa Lucifer tidak sedang bercanda. Ucapannya adalah benar sehingga Gabriel kehilangan kata-kata saat mendengarkannya. Jika mengingat lagi tentang cerita Malaikat Agung yang dijatuhkan dari surga serta keberadaannya seakan menghilang tanpa diketahui, maka sekarang menjadi lebih jelas. Sang Malaikat Agung menghilangkan eksistensinya sebagai malaikat karena berganti ras menjadi iblis sekaligus mengubah nama.

Ketika Gabriel masih diam tanpa niat untuk menanggapi, Lucifer kembali berkata, "Dewa menciptakan Zakiel sebagai pemimpin para Malaikat Agung karena memiliki sebagian besar dari kemampuan Sang Dewa. Jika kau mengembalikan jiwa Theressa ke bayi dalam kandungan, tentu ia tidak akan dilahirkan dalam keadaan normal. Jiwa mati tidak bisa dihidupkan oleh Malaikat Agung termasuk dirimu sekalipun. Selain itu, ia juga akan terlahir tetap sebagai jiwa yang memiliki kontrak dengan iblis."

"Itu berarti bahwa Theressa lebih baik berada di dalam neraka saat ini dibandingkan dilahirkan kembali. Seperti katamu bahwa aku tidak diciptakan dengan anugerah kemampuan Dewa." Gabriel menanggapi, sekali lagi ia menyodorkan jiwa Theressa yang berada di tangannya.

"Namun, aku bisa melakukannya, Gabriel. Semenjak aku menghidupkan bayi mati dengan menaruh ruh ke dalamnya, Dewa Pencipta tidak lagi menciptakan malaikat dengan kemampuan tersebut." Suara Lucifer merongrong masuk ke dalam pikiran Gabriel. Sang Raja Neraka tentunya menggunakan kemampuan hipnotis setiap ia bertutur kata. Sedikit ucapan, tetapi memiliki pengaruh besar.

Lucifer melanjutkan, "Coba bayangkan jika jiwa Theressa di tanganmu itu bisa kembali menjadi jiwa bersih dan hidup dalam keadaan yang lebih baik. Ia bisa kembali hidup dan kubersihkan dari kontrak iblis atas kehendakku, dilahirkan kembali sebagai bayi suci, dan hidup sebagai Theressa yang baru. Tidakkah kau menginginkan anak itu memiliki kehidupan lebih baik dibanding sebelumnya yang begitu menderita?"

Gabriel mengatup rapat bibirnya. Keningnya tertaut dalam, ia memandang jiwa tersebut dengan perasaan yang entah bagaimana tidak bisa ia jelaskan. Di sisi lain, ia bersimpati pada Theressa yang semasa hidup kekurangan kasih sayang pun melakukan kontrak iblis dengan memberikan tiga permintaan yang isinya juga adalah kebaikan. Di satu sisi lain, mengembalikan Theressa ke dunia manusia sama saja dengan melanggar undang-undang langit.

Gabriel mengangkat kepala, memandang Lucifer yang kini menatapnya balik dengan senyuman tak dapat ia artikan. Apakah ia memang sebutuh itu atas kemampuan Lucifer? Sang Raja Iblis yang terkenal dengan kelicikannya. Lucifer kemudian mengangkat tangannya, menengadahkan tangan ke atas. Hanya dalam hitungan detik, tangan Lucifer memunculkan seberkas cahaya, terang, putih, cukup menyilaukan. Gabriel tahu bahwa yang diperlihatkan oleh Lucifer adalah sesuatu yang disebut sebagai kehidupan. Hal yang dilakukan Dewa Kehidupan ketika menaruh jiwa dan meniupkannya pada manusia.

"Ini adalah kemampuan Dewa yang tidak kau miliki. Dengan ini, aku akan memberikannya pada jiwa Theressa agar ia bisa dihidupkan kembali. Atas kehendak sebagai Raja Neraka, aku juga akan membatalkan kontrak iblis yang ia lakukan agar bisa dihidupkan kembali dalam keadaan suci." Lucifer kembali membujuk.

Terdiam, Gabriel kembali melirik ke tempat yang ada di belakang Lucifer. Pintu gerbang neraka yang terbuka lebar-lebar menampilkan apa saja di dalamnya. Kalau jiwa Theressa diberikan pada Lucifer dan ditempatkan di sana, ia akan tersiksa dalam kurun waktu lama. Seberapa lama harus menunggu sampai doanya terkabul? Meski begitu, pikiran terdalam Gabriel membenarkan bahwa ucapan Lucifer bahwa tidak ada jaminan bahwa doanya terhadap jiwa yang telah memiliki kontrak dengan iblis bisa terkabul untuk diangkat dan ditempatkan di surga.

Namun, jika demikian, bukankah Gabriel sedang meragukan Dewa? Gabriel tidak mengerti hal apa yang sedang berkecamuk di dalam dirinya saat ini. Akan tetapi, ada rasa kelegaan sekaligus berdosa ketika ia menerima uluran tangan Lucifer yang menyerahkan sebagian kekuatan kehidupan terhadapnya.

"Melanggar undang-undang langit tidak akan membuatmu dibunuh, Gabriel," tambah Lucifer.

"Kau adalah iblis yang tentu tidak akan melakukan sesuatu tanpa alasan. Apa yang kau inginkan?" Gabriel memandang Lucifer serius.

Seringai kembali muncul di bibir sang Raja Neraka. "Cerdas. Aku memprediksi hukuman Dewa terhadapmu adalah mengusirmu dari surga dalam beberapa ribu tahun. Selama masa hukuman itu, bantulah aku di neraka."

"Bantuan?"

"Neraka adalah tempat bagi jiwa pendosa. Ada banyak jiwa yang perlu diurus di dalamnya. Bantuan yang akan kuminta berhubungan dengan itu jadi tinggallah di neraka dan turuti perintahku selama masa hukumanmu." Lucifer menjelaskan.

Ada jeda beberapa detik sebelum Gabriel menjawab, "Baiklah."

"Agar kau menepati janjimu, kita perlu melakukan kontrak." Lucifer bertutur.

"Aku tidak akan ingkar." Gabriel menjawab.

"Setelah ingkar pada undang-undang langit, apa aku bisa percaya kau tidak akan ingkar padaku?" Pertanyaan Lucifer begitu menohok.

Mau tidak mau, Gabriel akhirnya mengangguk lemah. Wajah Gabriel mendongak memandang semesta di hadapannya. Gumpalan awan putih bercahaya, langit biru bersih yang setiap waktu menemani dirinya. Matanya menatap jauh ke balik awan-awan bercahaya. Ia yakin, Dewa tidak berada di satu tempat pun tidak di mana-mana. Bahkan saat ini, ia percaya bahwa mata Dewa sekaan memandang memerhatikan tindakannya.

Mengapa tidak petunjuk? Mengapa tidak ada peringatan? Gabriel tidak bisa mengerti dengan jalan yang sudah ia pilih. Dalam dirinya mempertanyakan, apakah ini bagian dari takdir yang juga Dewa tentukan?

.

🌹🌹

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top