04 💫 Tiga Permintaan.

Amon meletakkan buku komik milik Theressa ke tempatnya. Ia kembali menoleh, memperhatikan Theressa yang sekarang masih menatanya polos. Mau dilihat bagaimanapun, Amon menyadari bahwa anak gadis itu tidak memikirkan hal lain selain merasa senang atas kehadiran dirinya sekarang. Napas panjang dihembuskan oleh Amon sebelum ia kembali duduk di samping Theressa dan menemani si anak kecil berbincang.

"Theressa memanggilku ke dunia ini karena menginginkan apa? Balas dendam?" Amon bertanya.

Theressa menggeleng cepat. Kalau melihat dari komik yang dibacanya, tokoh dalam cerita itu memanggil iblis untuk melakukan balas dendam. Tetapi Theressa tidak memiliki dendam apapun, ia juga tidak bisa mencelakai orang lain atas deritanya. Sejatinya ia tahu bahwa apa yang ia alami adalah takdir yang harus dijalankan olehnya. Theressa tidak mengeluhkan perihal itu.

"Tolong kabulkan permintaan Theressa. Tolong buat semua orang di dunia ini yang pernah bersama Theressa tidak tertular penyakit Theressa." Gadis kecil itu mengucapkan satu dari tiga permintaannya.

Amon terdiam di samping Theressa dalam waktu sekian detik. Wajahnya datar. Theressa memandang Amon bingung, ia khawatir bahwa sang iblis tidak bisa mewujudkannya. Namun, ia bisa bernapas lega dan kembali tersenyum senang mana kala Amon menjawab, "Tentu, aku sudah menyebarkan kekuatanku untuk melindungi dan mengangkat penyakit dari orang yang sudah tertular."

"Apa itu benar?" Mata Theressa berbinar-binar.

Anggukan dari Amon sudah cukup untuk membuatnya senang. Temannya tidak mungkin berbohong. Seorang iblis yang tiba-tiba datang melalui kepulan asap tentunya bisa melakukan permintaannya. Meski ia tidak melihat Amon melakukan sesuatu, tetapi hati kecilnya percaya bahwa temannya itu sudah mengabulkan permintaannya.

"Lalu yang kedua, Theressa menginginkan kematian."

Lagi-lagi, Amon dibuat terdiam beberapa saat setelah mendengar permintaan Theressa. "Aku tidak bisa berbohong bahwa umurmu memang pendek. Tanpa meminta itu pun, kau tidak akan hidup sampai usia dewasa. Tapi setidaknya, kau bisa memastikan bisa hidup sampai usia remaja, Theressa."

"Theressa ingin melihat Ibu bahagia. Katanya Ibu bisa bahagia kalau melihat Theressa mati." Jawaban polos dari si gadis kecil membuat Amon mengerjap, sedikit heran bagaimana bisa anak manusia memiliki kebaikan hati demikian. Amon tersenyum singkat, dalam pikirnya memantaskan mengapa prajurit iblis yang bertugas menyesatkan di dunia manusia selalu gagal terhadap anak ini.

"Kau tidak takut?" Amon bertanya.

"Tidak. Lagipula Ibu akan bahagia dengan itu. Theressa juga akan jadi makanan untuk Amon, kan?" Theressa menjawab, matanya membentuk bulan sabit sipit saat tersenyum lebar.

"Theressa, iblis itu tidak seperti yang ada di dalam komik. Tapi, anggap saja begitu. Kau akan masuk neraka dan bisa jadi setelah di dalamnya kau akan menjadi makanan." Amon menjelaskan sedikit.

"Tidak apa, selama Ibu bisa menjadi bahagia karena itu, Theressa tidak akan bersedih," balas Theressa.

"Aku akan mengabulkan permintaanmu. Nanti, setelah kau tidur di malam hari, kau sudah tidak akan bisa bangun lagi." Amon memberitahu. Theressa tertunduk kemudian. Matanya sayu dan Amon bisa melihat kesedihan di dalamnya. "Kau menyesal?"

"Tidak. Tapi, untuk yang terakhir kali, Theressa ingin dipeluk oleh Ibu. Apa Amon juga bisa mengabulkan?" Theressa bertanya dengan manik yang fokus pada wajah Amon.

Tangan kecil Amon yang sekarang berada dalam wujud anak manusia menyentuh kepala Theressa, mengusap pelan rambutnya sembari berkata, "Tentu."

Dengan begitu, cukuplah sudah tiga permintaan manusia yang membuatnya terikat dengan iblis dengan hukuman kekal di dalam neraka. Keduanya kemudian berbincang tentang banyak hal, Amon menemani anak itu sebagaimana yang diinginkan oleh Theressa. Katanya, ia ingin memiliki teman yang bisa berbagi cerita sehingga Amon mendengarkan dan menanggapi sesekali cerita-cerita Theressa yang sebenarnya tidak ada menyenangkannya. Kecuali ketika Theressa menceritakan tentang dirinya di masa lalu sebelum ia berusia empat tahun, masa ketika kedua orang tuanya masih lengkap dan ia belum mendapatkan penyakit mematikan.

Amon cukup terhibur, bisa dikatakan bahwa Theressa memiliki kecerdasan yang luar biasa sejak lahir. Tidak banyak manusia di bumi yang bisa memiliki ingatan sedetail itu tentang masa kecilnya di usia-usia tersebut.

Lantas, ketika malam sudah tiba dan Theressa mengantuk, Amon membantu gadis itu naik ke atas tempat tidur dan merapikan selimutnya. Lalu Amon pergi dari kamar tersebut, masuk ke sebuah kamar lain yang ada di rumah itu dan memperhatikan dari belakang seorang wanita yang sedang mengobrol mesra dengan seseorang di sebrang panggilan. Amon mendekat ke arah wanita dewasa berambut coklat panjang itu, berdiri di sebelahnya tanpa bisa dilihat oleh mata manusia itu. Kemudian, ia menyentuh kening si wanita, menyisipkan sedikit kekuatannya untuk mempengaruhi otak dari ibu Theressa.

Ibu Theressa terdiam, matanya menatap kosong ke depan, panggilan yang ada di ponselnya juga sudah terabaikan. Lantas, wanita itu beranjak dari duduknya, mengambil kunci di dalam laci dan keluar dari sana. Tujuan dari langkahnya adalah kamar Theressa. Di dalam sana, ia melihat putrinya yang belum tidur tengah berbaring di atas ranjangnya.

"Theressa anakku," seru sang ibu, bergegas mendekat dan memberikan rangkulan sehangat mungkin pada sang anak.

Theressa kembali menangis. Impian terbesarnya sekarang sudah terwujud, ia balas memeluk erat ibunya dan menumpahkan kerinduan dari pelukan yang sudah tak pernah lagi didapatkan.

"Theressa menyayangi Ibu," seru Theressa nyaring.

"Iya, Theressa. Ibu juga menyayangimu," jawab sang Ibu.

Amon menonton interaksi anak dan ibu itu dari sudut kamar. Ia sudah melihat ke dalam pikiran ibu Theressa sebelum menggunakan kekuatan hipnotisnya. Tidak ada harapan jika membujuk wanita itu hanya dengan kata-kata sehingga hipnotis menjadi jalan keluarnya. Apapun metode yang dipakai Amon, setidaknya tiga permintaan Theressa sudah benar-benar dikabulkan.

Iblis itu kembali ke wujud aslinya, di dalam pikirannya terhubung dengan sang Raja yang memintanya untuk kembali ke neraka. Ia mendapatkan titah baru untuk menemui Dewa Kematian agar mengambil jiwa Theressa. Setelah menunaikan titah sang Raja, Amon kembali ke kamar Theressa. Anak kecil itu sedang terlelap di dalam pelukan ibunya. Sang iblis berdiri menemani di sana sampai Dewa Kematian menjemput jiwa Theressa.

.


🌹 Little Theressa 🌹

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top